Percepat Vaksinasi, Tenaga Kesehatan Didatangkan ke Kota
Vaksinasi di Maluku dan Papua belum optimal. Tenaga kesehatan diminta datang menerima vaksin di ibu kota kabupaten atau pindah ke kabupaten lain dengan pertimbangan rentang kendali dan alasan keamanan.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN DAN FABIO M LOPES
·4 menit baca
AMBON, KOMPAS — Belum optimalnya vaksinasi Covid-19 di Maluku dan Papua membuat pemerintah daerah setempat berinisiatif mendatangkan sasaran vaksinasi, yakni tenaga kesehatan, dari pulau-pulau terpencil atau distrik pedalaman ke ibu kota kabupaten. Kondisi geografis yang sulit, minimnya fasilitas penyimpanan vaksin, dan ancaman kelompok kriminal bersenjata menjadi pertimbangan.
Hingga Senin (1/3/2021), jumlah tenaga kesehatan di Maluku yang tuntas menjalani vaksinasi sebanyak 6.826 orang atau 46,22 persen dari target 14.769 orang. Banyak dari mereka yang tinggal di pulau-pulau tak bisa menjalani vaksinasi karena tidak ada fasilitas pendukung. Untuk mempercepat capaian vaksinasi, mereka diminta datang menerima vaksinasi di ibu kota kabupaten.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, Adonia Rerung, di Ambon, mengatakan, kabupaten/kota kini yang didorong melakukan strategi itu adalah Kabupaten Maluku Barat Daya. Daerah tersebut paling rendah capaian vaksinasinya dari total 11 kabupaten/kota di Maluku.
Sejauh ini, di Maluku Barat Daya, sebanyak 480 tenaga medis atau 47,24 persen tenaga kesehatan menerima suntikan pertama dan 148 orang atau 14,57 persen yang tuntas vaksinasinya atau sudah menerima dua kali suntikan. Sementara mereka yang ditunda sebanyak 80 orang dengan alasan kesehatan. Adapun sasaran vaksinasi di daerah itu sebanyak 1.016 tenaga kesehatan.
Maluku Barat Daya terdiri atas pulau-pulau yang membentang di bagian selatan Maluku, dekat perbatasan antara Maluku dan Australia, serta Timor Leste. Ibu kota kabupaten berada di Pulau Moa yang dijangkau dari belasan pulau lainnya dengan waktu tempuh hingga dua hari perjalanan. Tidak ada pelayaran reguler setiap hari.
”Kondisi ini tidak bisa dibiarkan karena akan menghambat capaian vaksinasi tingkat provinsi. Sudah ada kesepakatan untuk mendatangkan tenaga kesehatan ke kota. Nanti mereka secara bergilir. Ini karena fasilitas penyimpanan vaksin di pulau-pulau tidak memadai,” kata Adonia. Di Maluku Barat Daya tersedia 22 fasilitas kesehatan.
Metode itu kini sedang diterapkan di Kabupaten Kepulauan Aru. Tenaga kesehatan di semua puskesmas diminta datang ke Dobo, ibu kota kabupaten. Saat ini tenaga kesehatan yang sudah menerima suntikan pertama sebanyak 532 orang atau 59,71 persen, sedangkan suntikan kedua sebanyak 459 orang atau 51,52 persen dari target keseluruhan 891 tenaga kesehatan.
”Di puskesmas kami terdapat 23 tenaga kesehatan dan semua sudah divaksinasi. Kami datang menerima vaksin di Dobo,” kata Rut Unwewirka, perawat di Puskesmas Meror, Kecamatan Aru Selatan Timur. Untuk mencapai Dobo, butuh waktu perjalanan paling cepat 12 jam menggunakan perahu motor dari Meror.
Menurut Rut, wilayah perairan itu sering dilanda gelombang tinggi sehingga berisiko untuk distribusi vaksin. Permintaan agar tenaga kesehatan datang ke ibu kota kabupaten jadi solusi terbaik meski mereka harus menunggu selama 14 hari untuk menerima suntikan kedua. Hal itu menyebabkan pelayanan di puskesmas tidak optimal.
Kondisi Papua
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo, Papua, Suhayatno mengatakan, pihaknya akan mengirimkan 35 tenaga kesehatan ke Jayapura dalam waktu dekat. Mereka akan dilatih sebagai vaksinator sekaligus menerima suntikan vaksin Covid-19.
Suhayatno mengatakan, baru dua tenaga kesehatan di Yahukimo yang mendapatkan vaksin Covid-19. Penyebabnya, belum ada anggaran untuk pelaksanaan kegiatan tersebut. Selain itu, sebanyak 50 persen dari 33 puskesmas di Yahukimo belum memiliki fasilitas penyimpanan vaksin.
Mudah-mudahan ada bantuan dari pusat untuk menyukseskan program ini.
”Kami baru akan menggelar rapat terkait pembahasan anggaran untuk vaksinasi dan penyediaan fasilitas penyimpanan vaksin. Mudah-mudahan ada bantuan dari pusat untuk menyukseskan program ini,” kata Suhayatno.
Vaksinasi di Intan Jaya juga tidak berjalan optimal karena minimnya sarana prasarana dan kondisi keamanan. Akibatnya, vaksinasi tenaga kesehatan dari Intan Jaya dilakukan di Nabire, kabupaten tetangga. Cakupan vaksinasi bagi tenaga kesehatan tahap pertama di Intan Jaya juga baru 26,7 persen dan tahap kedua 6,3 persen.
Kelompok kriminal bersenjata menyerang dua tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 di Distrik Wandai, Intan Jaya, pada 22 Mei 2020. Satu tenaga kesehatan dilaporkan meninggal dan rekannya luka berat dalam insiden ini.
Hingga 28 Februari 2021, pemberian vaksin bagi tenaga kesehatan di Papua sudah terlaksana di 1 kota dan 27 kabupaten. Hanya Kabupaten Lanny Jaya yang belum melaksanakan vaksinasi bagi tenaga kesehatan hingga kini.
Total 13.688 tenaga kesehatan pada tahap pertama telah mendapatkan vaksin dan 5.244 tenaga kesehatan mendapatkan vaksin Covid-19 tahap kedua. Fasilitas kesehatan yang siap melaksanakan vaksinasi baru 322 unit dari total 624 unit.
Penjabat Sekretaris Provinsi Papua Doren Wakerkwa mengatakan, pihaknya akan mengeluarkan surat edaran kepada 28 kabupaten dan 1 kota untuk meningkatkan vaksinasi. ”Vaksinasi untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Papua semakin luas. Kami memperingatkan seluruh pemda agar meningkatkan cakupan vaksinasi,” tuturnya.