Kualitas Udara di Pontianak Menyentuh Level Berbahaya
Kabut asap akibat kebakaran lahan gambut di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, belum teratasi hingga Senin (1/3/2021). Bahkan, kualitas udara di Pontianak sangat tidak sehat hingga berbahaya.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Tim pemadam memadamkan kebakaran lahan gambut di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (1/3/2021).
PONTIANAK, KOMPAS — Kabut asap akibat kebakaran lahan gambut di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, belum teratasi hingga Senin (1/3/2021). Bahkan, kualitas udara di Pontianak sangat tidak sehat hingga menyentuh level berbahaya.
Berdasarkan data aplikasi ISPUnet, jika menggunakan parameter PM 2,5, sejak Minggu (28/2/2021) pukul 12.00 hingga Senin (1/3/2021) pukul 11.00, indeks standar pencemaran udara (ISPU) di Pontianak mencapai level berbahaya. Artinya, tingkat kualitas udara dapat merugikan kesehatan serius pada populasi dan perlu penanganan cepat.
Jika menggunakan parameter PM 10, pada Minggu (28/2/2021), kualitas udara mulai tidak sehat pukul 18.00-19.00. Pukul 20.00-21.00, kualitas udara sedang. Namun, pada pukul 22.00-23.00, kualitas udara kembali tidak sehat. Kualitas udara tidak sehat bertahan hingga Senin (1/3/2021) pukul 00.00- 05.00. Kemudian, pukul 06.00-11.00 kualitas udara menjadi sangat tidak sehat.
Hingga Senin pagi menjelang siang, kabut asap pekat masih menyelimuti Pontianak. Jarak pandang di Kota Pontianak, terutama pagi menjelang siang, berkisar 1-1,5 km. Di wilayah tertentu yang dekat dengan lokasi kebakaran, jarak pandang bisa lebih pendek. Pada siang hari, jarak padang perlahan membaik.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Kabut asap pekat penyelimuti Kota Pontianak, Kalimantan Barat, akibat kebakaran lahan gambut, Sabtu (27/2/2021) pagi. Kualitas udara di Pontianak memburuk.
Bau asap yang menyengat masih terasa hingga Senin pagi. Bau asap tersebut bahkan masih tercium meskipun warga berada di dalam rumah. Meskipun pada Minggu (28/2/2021) sore di beberapa wilayah Pontianak ada hujan, kabut asap belum hilang.
Upaya pemadaman terus dilakukan tim gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak, TNI-Polri, dan pemadam swasta. Ada beberapa petugas pemadam yang sesak napas saat memadamkan api pada Sabtu dan Minggu (27-28/2/2021). Ada juga yang dilarikan ke rumah sakit karena sesak napas.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Senin, menuturkan, pihakya terus memadamkan api agar tidak merembet ke aset pemerintah dan masyarakat. Aparat kepolisian terus melakukan investigasi di lapangan mencari pelaku. Sebab, banyak pemilik lahan tidak mengetahui lahannya terbakar.
Kualitas udara di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, dalam 24 jam terakhir menyentuh level berbahaya. Kualitas udara memburuk karena dampak kabut asap akibat kebakaran lahan gambut.
Pada Sabtu (27/2/2021), Pemerintah Kota Pontianak telah menyegel lima lahan gambut yang terbakar, khususnya di Kecamatan Pontianak Tenggara. Camat-camat di Pontianak terus memetakan lahan-lahan lainnya yang kemungkinan akan disegel, misalnya di Kecamatan Pontianak Tenggara dan Selatan.
Waspadai ISPA
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pontianak Sidiq Handanu menuturkan, beberapa hari terakhir kualitas udara di Pontianak menunjukkan kondisi tidak sehat hingga sangat tidak sehat. Bahkan, pada jam-jam tertentu menunjukkan level berbahaya. ”Jam-jam yang berbahaya itu tidak total 24 jam. Hanya di jam-jam tertentu,” ujar Handanu.
Dampaknya sudah mulai tampak. (Handanu)
Handanu menuturkan, kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menunjukkan sedikit peningkatan pada minggu kedelapan dan kesembilan 2021 (pertengahan hingga akhir Februari), yakni berada di angka 350 kasus. Pada minggu sebelumnya, rata-rata kasus ISPA dalam seminggu di puskesmas 200-250 kasus.
”Kalau dilihat totalnya per minggu, sepertinya ada kenaikan. Dampaknya sudah mulai tampak. Kalau kenaikan harian belum tinggi,” ujar Handanu.
Untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan kasus ISPA, Dinkes Kota Pontianak meminta seluruh puskesmas mewaspadai peningkatan kasus ISPA. Puskesmas diminta mencatat dan memantau perkembangan. Jika ada peningkatan signifikan, segera lakukan langkah-langkah. Di puskesmas sudah disediakan obat-obatan untuk pasien sakit ISPA.
Pembelajaran tatap muka dihentikan
Pemerintah Kabupaten Kubu Raya memutuskan untuk memberhentikan pembelajaran tatap muka SD dan SMP sementara waktu mulai Senin hingga Rabu (1-3/3/2021). Hal itu dilakukan karena dampak kabut asap.
Berdasarkan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional yang termuat dalam informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Supadio Pontianak, dalam 24 jam terakhir di Kalbar terdapat 176 titik panas yang tersebar di delapan kabupaten/kota. Titik panas terbanyak terdapat di Kabupaten Kubu Raya yang mencapai 103 titik.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Pengerukan parit di perbatasan Kecamatan Pontianak Tenggara dan Pontianak Selatan, Kalimantan Barat, untuk menambah cadangan air, Senin (1/3/2021). Dengan pengerukan itu diharapkan cadangan air akan semakin banyak untuk dipergunakan memadamkan api.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Supadio Pontianak Ade Supriyatna menuturkan, potensi hujan di Kalbar diperkirakan mulai ada pada Rabu (3/3/2021). Hujan pada Rabu tersebut diperkirakan merata di Kalbar dengan intensitas ringan hingga lebat. Hingga Selasa (9/3/2021), potensi hujan cukup luas.
Salah satu faktornya, mulai melemahnya tekanan udara wilayah Australia. Di Kalbar, ada potensi wilayah yang terdapat belokan angin sehingga potensi pertumbuhan awan hujan lebih tinggi. Perlu diwaspadai, jika mulai memasuki minggu hujan, bisa disertai petir dan angin kencang terutama di wilayah pesisir.