Kala Protokol Kesehatan Setengah Hati Diterapkan pada Pelantikan Wali Kota Magelang
Baliho bergambar foto bersama wali kota dan wakil wali kota Magelang bersama jajaran Pemerintah Kota Magelang dipasang di alun-alun Magelang. Foto tanpa jarak yang ditampilkan menjadi penanda buruk di tengah pandemi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·5 menit baca
Di tengah pandemi, pelantikan wali kota dan wakil wali kota Magelang, Jawa Tengah, Jumat (26/2/2021), direncanakan tetap sesuai protokol kesehatan. Namun, apa daya rencana belum tentu sesuai realita. Kegagalan menjaga jarak pun terekam pada foto dalam baliho yang kini terpasang dan terlihat pada Minggu (28/2/2021).
Gambar dalam baliho tersebut memperlihatkan foto pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang, M Nur Aziz-M Mansyur, bersama seluruh perwakilan dinas dan instansi, lurah, camat, dan perwakilan badan usaha milik daerah (BUMD) se-Kota Magelang, Jawa Tengah. Sekalipun memakai masker, baik dalam pengamatan langsung maupun dalam foto di baliho, terlihat mereka berfoto dengan jarak kurang dari 2 meter.
Aziz dan Mansyur beserta istri terlihat masih bisa menjaga jarak karena masing-masing duduk di kursi. Namun, perwakilan dari masing-masing dinas dan instansi tampak berdiri tanpa jarak, dengan bahu yang hampir menempel satu sama lain.
Jika itu yang terpajang di foto, yang terjadi pada saat acara pelantikan di Pendopo Pengayoman, Kota Magelang, jelas menunjukkan adanya pelanggaran protokol kesehatan. Semula, setiap tamu yang datang memang terlebih dahulu diperiksa suhu tubuhnya. Tiap rombongan tamu pun diatur agar duduk terpisah.
Sebagian tamu, termasuk jurnalis, diberi kesempatan duduk dalam pendopo. Namun, sebagian lainnya, termasuk dari perwakilan dinas dan instansi, duduk di deretan kursi yang berada di samping pendopo.
Di awal, semua berjalan tertib. Dalam pelantikan yang dilakukan secara virtual oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tersebut, Aziz-Mansyur berdiri jauh, lebih dari 2 meter dari kursi para tamu.
Berlangsung sekitar satu jam, seremonial pelantikan pun dilanjutkan dengan acara pemberian selamat dari tamu undangan kepada Aziz-Mansyur. Dimulai dengan foto bersama perwakilan dari Forum Pimpinan Daerah, seperti dari kepolisian, TNI, kejaksaan, dan pengadilan. Acara foto bersama berlangsung tertib, yaitu tiap-tiap orang berpose dengan mengenakan masker dan saling menjaga jarak. Namun, dalam beberapa kali kesempatan juga dilakukan pengambilan foto tanpa masker.
Perlahan, seiring waktu, rombongan yang datang untuk memberi ucapan selamat dan berfoto bersama makin tak terkendali. Rombongan yang mengantre tampak tidak menjaga jarak satu sama lain. Beberapa tamu terlihat tidak mengenakan masker dengan benar. Begitupun, Aziz, juga sempat terlihat tidak mengenakan masker.
Sekalipun penularan Covid-19 disadari bisa terjadi dengan lewat berjabat tangan, sejumlah tamu tetap memberikan ucapan selamat dengan cara bersalaman. Tidak hanya itu, Aziz dan istri, Niken Ichtiaty, juga sempat terlihat memeluk tamu tertentu yang datang.
Lama-kelamaan, tak terlihat lagi adanya petugas yang mengatur kedatangan rombongan yang akan memberikan ucapan selamat. Rombongan dalam jumlah besar, termasuk dari kalangan dinas dan instansi, mengalir begitu saja. Sesi foto pun berlangsung tanpa batasan sehingga rombongan yang terdiri lebih dari 20 orang pun akhirnya bisa difoto bersamaan, dengan posisi tiap orang sama sekali tanpa jarak.
Tidak hanya di bagian tengah pendopo yang menjadi mimbar utama acara pelantikan, Aziz pun juga mengikuti permintaan dari massa pendukung yang mengajak berfoto di sudut-sudut pendopo. Saat berfoto, Aziz mengambil posisi di tengah, dikerumuni tanpa jarak oleh puluhan pendukungnya.
Edy Sutrisno, tokoh pengusaha yang juga menjadi salah satu tamu undangan, mengatakan, dirinya juga ikut berfoto dengan Aziz-Mansyur bersama dengan rekan-rekan dari kalangan pengusaha jasa konstruksi. Namun, ketika itu, dia pun berupaya melindungi diri sendiri, dengan mencoba menjaga jarak dengan rekan lainnya. Seusai berfoto, dia pun memutuskan langsung pulang.
”Saya pulang karena terlalu banyak orang di pendopo membuat situasi menjadi kurang nyaman dan terasa kurang aman, rentan penularan virus,” ujarnya.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang Majid Rohmawanto, mengatakan, pihaknya sama sekali tidak merasa ada masalah dalam acara pelantikan Jumat lalu. ”Protokol kesehatan sudah dijalankan, tidak ada tamu yang memiliki suhu tubuh tinggi, dan semuanya datang ke acara dengan memakai masker,” ujarnya.
Dalam acara jumpa pers bersama wartawan, Azis mengakui bahwa undangan yang hadir melebihi dari ekspektasi. Semula direncanakan hanya membatasi tamu di pendopo sebanyak 25 orang dan di luar pendopo sebanyak 50 orang. Namun, belakangan yang hadir bahkan melebihi 80 orang.
Aziz yang juga berprofesi sebagai dokter spesialis penyakit dalam dan memiliki sejumlah rumah sakit di Kabupaten Pemalang ini mengatakan, pihaknya sebenarnya juga ingin tetap menjalankan protokol kesehatan. Namun, pada akhirnya disadari tidak bisa menerapkan aturan secara ketat.
”Bagaimanapun juga, kami harus tetap fleksibel untuk menghadapi situasi. Kami tidak mungkin berlaku saklek, terlalu ketat menjalankan protokol kesehatan,” ujarnya.
Sekalipun mengatakan harus fleksibel dalam acara pelantikan, dia pun mengaku akan tetap melakukan pembatasan dalam acara-acara kegiatan yang ada di masyarakat. Dia pun menegaskan bahwa aturan-aturan yang ditetapkan dalam program pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro, seperti pembatasan aktivitas keluar masuk di tingkat RT, serta pembatasan jam operasional toko dan mal, masih tetap berlaku. Aziz pun berkomitmen akan tetap gencar melakukan pemeriksaan dan penelusuran kasus Covid-19 di Kota Magelang.
Sekretaris Daerah Kota Magelang Joko Budiyono juga mengakui bahwa jumlah dan perilaku tamu undangan yang hadir sulit dikendalikan.
”Pada akhirnya, mari kita berdoa supaya semua yang hadir di acara ini, semuanya tetap dalam keadaan sehat-sehat saja,” ujarnya.
Acara memang sudah berlalu. Namun, baliho yang terpasang di Alun-alun Magelang, semoga tidak menjadi pengingat buruk bagi warga bahwa protokol kesehatan bisa diabaikan dan cukup berdoa untuk menghindari penularan Covid-19.