Satu Anggota KKB Tewas dalam Kontak Tembak di Intan Jaya
Kelompok kriminal bersenjata kembali meneror aparat keamanan di Intan Jaya. Satu anggota kelompok tersebut tewas dalam insiden tersebut.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kontak tembak kembali terjadi antara pasukan TNI Angkatan Darat dan kelompok kriminal bersenjata di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Minggu (28/2/2021) dini hari. Satu anggota KKB tewas dalam insiden ini.
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Kolonel (Czi) IGN Suriastawa, ketika dikonfirmasi, membenarkan insiden kontak tembak di Distrik Hitadipa. Suriastawa mengatakan, kontak tembak terjadi pada pukul 01.15 WIT. Kontak tembak dipicu dua anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang menyerang pos TNI di Hitadipa.
”Kami melumpuhkan satu anggota kelompok itu, sedangkan rekannya melarikan diri sambil membawa senjata. Hal ini menunjukkan kelompok tersebut terus aktif mengganggu pos dan aktivitas TNI di tengah malam,” papar Suriastawa.
Ia menuturkan, jenazah anggota kelompok tersebut telah diserahkan ke tokoh masyarakat di daerah Titigi untuk dikuburkan. Namun, masyarakat setempat tidak mengetahui identitas jenazah itu.
”Masyarakat di Titigi tidak mengenal anggota KKB yang tewas tertembak ini. Akan tetapi, kelompok ini selalu mengeluarkan propaganda bahwa anggotanya yang tertembak dalam kontak senjata adalah warga sipil,” tutur Suriastawa.
Komandan Distrik Militer 1705/Nabire Letnan Kolonel (Inf) Benny Wahyudi mengatakan, aktivitas warga di Distrik Sugapa, ibu kota Intan Jaya, telah berjalan normal kembali. Tidak ada lagi warga yang mengungsi di gereja.
”Dari hasil pantauan selama beberapa hari di Sugapa, warga kembali beraktivitas di luar rumah. Para pedagang di pasar kembali berjualan seperti biasanya,” kata Benny.
Uskup Jayapura Monsinyur Leo Laba Ladjar sebagai perwakilan gereja Katolik di Papua mengimbau agar kedua pihak menghentikan kontak tembak serta lebih mengedepankan dialog antara Jakarta dan Papua. Hal ini untuk mencegah warga sipil terus menjadi korban.
Leo berharap pihak keamanan bisa menghentikan penyelundupan amunisi dan senjata api ke Organisasi Papua Merdeka. Tujuannya demi mencegah konflik berkepanjangan di Papua.
”Selama kelompok ini masih memiliki senjata dan amunisi, maka konflik di tanah Papua tidak akan berakhir. Situasi di daerah seperti Intan Jaya tidak akan kondusif dan warga yang menjadi korban,” kata Leo.
Data dari Polda Papua, terjadi 49 kasus gangguan keamanan oleh KKB sepanjang tahun 2020. Teror penembakan KKB terjadi di tujuh wilayah hukum Polda Papua, meliputi Nduga, Intan Jaya, Paniai, Mimika, Puncak Jaya, Keerom, dan Pegunungan Bintang. Sebanyak 17 orang meninggal akibat aksi KKB tersebut.
Pada tahun 2021, KKB meneruskan terornya, terutama di Intan Jaya. Sejak awal tahun hingga kini, sudah terjadi tujuh serangan KKB di kabupaten tersebut. Tiga anggota TNI dan dua warga sipil meninggal. Sementara, seorang anggota TNI dan warga mengalami luka berat karena terkena tembakan.