Sampah yang menyumbat saluran air menjadi masalah klasik yang belum teratasi di Surabaya, Jawa Timur. Penyumbatan akibat sampah meningkatkan risiko banjir.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sampah yang menyumbat saluran air menjadi masalah klasik yang belum teratasi di Surabaya, Jawa Timur. Penyumbatan akibat sampah meningkatkan risiko banjir.
Penyumbatan saluran akibat sampah mengakibatkan banjir di sebagian wilayah Surabaya, ibu kota Jatim, Sabtu (27/2/2021) petang. Banjir didahului hujan intensitas tinggi sejak selepas tengah hari.
Banjir setinggi 10-50 sentimeter (cm) mengganggu kelancaran mobilitas di sejumlah wilayah, antara lain, di ruas Darmo Indah Asri, Dharmawangsa, Kalijudan, Kertajaya, Majapahit, Margomulyo Indah, Panglima Sudirman, Petemon, Ploso Timur, Pucang Anom, Raya Kenjeran, Raya Lontar, Tambak Bening, Teluk Kumai Barat, dan Urip Sumoharjo. Banjir surut dua-tiga jam kemudian saat intensitas hujan menurun menjadi gerimis.
Menurut Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Minggu (28/2/2021), penyumbatan sampah meningkatkan risiko banjir di suatu kawasan. Misalnya di Jalan Raya Kenjeran. Saat mengecek pompa air di sana, ternyata alat belum mendapat kiriman air atau di saluran Jalan Raya Kenjeran ada perbedaan tinggi air.
Perlu sosialisasi dan pengawasan lebih ketat agar saluran air tidak menjadi pembuangan sampah terus-menerus. (Eri Cahyadi)
Setelah dicek ternyata ada gundukan sampah menyumbat saluran air sehingga tak mengalir ke pompa. Sampah berupa tiang-tiang bambu dan kayu, spanduk, dan baliho menutupi saluran air. Fakta ini memperlihatkan bahwa saluran yang seharusnya steril malah menjadi tempat pembuangan sampah.
”Perlu sosialisasi dan pengawasan lebih ketat agar saluran air tidak menjadi pembuangan sampah terus menerus,” ujar Eri yang baru dilantik pada Jumat (26/2/2021). Sebelum menjabat wali kota, Eri adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Erna Purnawati menambahkan, penyumbatan saluran akibat buangan sampah warga menjadi masalah klasik yang belum teratasi.
Tim sampah
Setiap turun hujan, dinas segera mengirim tim-tim sampah untuk pembersihan saluran agar tak tersumbat. Pengalaman bertahun-tahun, buangan di saluran bisa membuat tercengang karena dimensi atau ukuran yang besar dan bobot berat. Ada lemari, potongan papan atau kayu dari tempat tidur, selimut, bantal, guling, sofa, kasur, bahkan material pembongkaran bangunan.
Erna mengatakan, penyumbatan karena buangan terutama oleh material bangunan bisa terjadi karena bencana. Misalnya yang terjadi pada robohnya sebagian dinding pembatas bangunan JX International Exhibition & Convention dan masuk ke saluran. Material akan segera diangkat agar tak menyumbat aliran air ketika hujan turun,
Anggota Tim Kebersihan DPUBMP, Sugiono, yang pernah ditemui beberapa waktu lalu, mengatakan, kebiasaan membuang sampah ke saluran air akan merugikan kepentingan umum. Saluran yang tersumbat tidak akan optimal untuk menampung dan mengalirkan air sehingga malah meluap dan membanjiri jalan dan kawasan sekitarnya. Banjir menghambat kelancaran aktivitas warga.
”Saya berharap ada mekanisme hukuman bagi pembuang sampah di saluran,” kata Sugiono.