Pertanian dan Lapangan Kerja Jadi Pekerjaan Rumah Petahana di Karawang
Cellica N dan Aep S resmi dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Karawang. Ketersediaan lapangan pekerjaan hingga sektor pertanian yang belum banyak diminati kaum muda merupakan persoalan yang perlu dituntaskan segera.
Oleh
MELATI MEWANGI
·4 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Pasangan petahana Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh resmi dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Karawang periode 2021-2026. Masalah ketersediaan lapangan pekerjaan hingga sektor pertanian yang belum banyak diminati kaum muda menjadi persoalan utama yang harus dituntaskan.
Keduanya dilantik Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Gedung Merdeka Bandung, Jumat (26/2/2021). Mereka ditetapkan sebagai pasangan terpilih berdasarkan hasil rekapitulasi suara Pillkada 2020, dengan perolehan suara 678.871 suara atau sebanyak 60,05 persen.
Cellica adalah dokter yang mengawali karier politiknya sebagai anggota DPRD Jabar periode 2009-2010. Setahun setelahnya, dia menjadi Wakil Bupati Karawang periode 2010-2014 mendampingi Ade Swara. Dia pernah menjadi pelaksana tugas Bupati Karawang tahun 2014-2015. Cellica lantas terpilih sebagai Bupati Karawang pada periode 2016-2021. Sementara, Aep adalah pengusaha asal Karawang.
Selain Karawang, ada empat kabupaten atau kota yang turut dilantik Gubernur Jabar, yakni Kabupaten Sukabumi, Pangandaran, Indramayu, dan Kota Depok. Dalam sambutannya, Kamil mendorong para pemimpin menjaga integritas agar tidak tergoda selama menjabat. Mereka juga diminta melayani sepenuh hati dengan sabar dan ikhlas.
Kamil juga memberikan semangat pada daerah yang merupakan lumbung padi di Jawa Barat, yakni Indramayu dan Karawang. ”Bersemangat menjadi wilayah swasembada pangan karena pangan adalah sektor yang kuat dan tangguh meskipun dihadang Covid-19,” ucapnya.
Sebagai petahana, Cellica bakal melanjutkan beberapa program kerja yang sebelumnya telah dirintis dan sejumlah program baru. Rencana ini tertuang dalam dokumen visi, misi, dan program dalam laman KPU Kabupaten Karawang.
Prioritas program yang disiapkan Cellica dan Aep adalah pembangunan daerah untuk mewujudkan Karawang sejahtera. Beberapa di antaranya akselerasi peningkatan nilai tambah pertanian dan perikanan hingga menciptakan lapangan kerja dan kewirausahaan.
Ketenagakerjaan di Karawang menjadi masalah besar. Meski banyak terdapat industri besar, jumlah pengangguran di Karawang sebanyak 107.723 orang pada 2019. Warga mengatakan harus bersaing ketat dengan pendatang dan berjuang lebih keras di rumah sendiri.
Deden (27), warga Karawang Barat, pernah mencecap pahitnya mencari pekerjaan di industri. Lebih dari 20 perusahaan pernah didaftarnya sejak lulus dari SMA di tahun 2012. Dia baru mendapatkan pekerjaan pada tahun 2014. Namun, kontrak kerjanya tak diperpanjang dan berakhir pada Juni 2019.
Dia berharap pemimpin Karawang bisa mencarikan solusi bagi warga yang terpinggirkan karena tidak mendapatkan kesempatan bekerja di industri, misalnya membuka lapangan pekerjaan baru dengan akses permodalan dan pelatihan di bidang pertanian.
Deden berkeinginan mencoba peluang menjadi petani, tapi dia tidak tahu cara memulainya. Dia membutuhkan pelatihan wirausaha petani yang dimulai dari tahap pengolahan hulu hingga hilir.
Petani di Cilamaya Wetan, Dede (26), berharap agar pemimpin daerah memberikan dukungan dengan memfasilitasi kebutuhan petani yang tidak bisa dijangkau secara individu, antara lain alat bertani, pupuk bersubsidi, dan pengaliran air irigasi yang merata hingga bagian ujung lahan persawahan. Para petani muda juga sebaiknya diberikan apresiasi agar semakin termotivasi dan bersemangat dalam berinovasi di bidang pertanian.
”Semoga lahan persawahan tidak semakin menyempit karena semaraknya pembangunan dan kawasan industri. Rajin membangun, tapi lupa berkebun," ujar Dede.
Wakil Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan Kabupaten Karawang Ijam Sujana berharap pemimpin saat ini lebih memikirkan kesejahteraan para petani. Perbaikan sarana irigasi hingga regenerasi petani menjadi persoalan yang mendesak diselesaikan. Tak sedikit saluran irigasi dan tanggul yang jebol, hal ini berdampak pada pengairan ke sawah petani yang terlambat (kering) atau justru sebaliknya (kebanjiran).
Regenerasi petani sangat penting untuk keberlanjutan sektor pertanian di Karawang. ”Semoga sektor pertanian bisa menampung ribuan tenaga kerja di desa. Pemimpin harus menyiapkan cara untuk menarik minat kaum muda agar mau terjun ke dunia pertanian, misalnya dengan memberikan kemudahan akses permodalan hingga lahan,” kata Ijam.
Pemerataan ketersediaan lapangan pekerjaan tidak hanya untuk mereka yang bersekolah formal, tapi juga anak berkebutuhan khusus (ABK). Pendiri Amanda Learning Center, sekolah khusus ABK, Farida Lucky Utami, mengatakan, belum banyak perusahaan atau industri di Karawang yang mau menerima pekerja berkebutuhan khusus.
Farida mendorong agar tersedianya lapangan kerja di bidang usaha bagi ABK. Selama ini, tak sedikit yang memandang ABK tak sanggup bekerja seperti orang pada umumnya. Padahal, keterbatasan bukanlah halangan untuk berkarya dan bekerja. Dia berharap, pemimpin daerah lebih memperhatikan nasib para ABK agar bisa bekerja secara mandiri.