Pasokan Vaksin Baru 8,6 Persen dari Kebutuhan, Jawa Barat Susun Prioritas Penerima
Pemprov Jawa Barat membutuhkan 13,2 juta dosis vaksin untuk 6,6 juta orang pada vaksinasi Covid-19 tahap dua. Namun, pasokan vaksin baru delapan persen dari kebutuhan. Daftar prioritas penerima vaksin pun segera disusun.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Pemerintah Provinsi Jawa Barat menerima pasokan sekitar 1,14 juta dosis vaksin Covid-19 untuk 571.000 orang sasaran vaksinasi tahap dua. Namun, jumlah itu baru 8,6 persen dari kebutuhan 13,2 juta dosis vaksin untuk 6,6 juta orang. Daftar prioritas penerima vaksin pun disusun bersama pemerintah kabupaten/kota.
Sejumlah 6,6 juta orang sasaran vaksinasi itu di antaranya meliputi warga lanjut usia 4,4 juta orang, tenaga pendidik (681.037), tokoh agama (10.578), dan pedagang pasar (737.029). Selain itu, ada juga pegawai pemerintah (232.033), TNI dan Polri (69.357), pekerja bidang transportasi (146.939), serta petugas pelayanan publik lainnya.
“Vaksin yang datang sekarang baru delapan persen dari sasaran. Jadi, kami bersama pemerintah kabupaten/kota akan menyusun yang menjadi prioritas di awal mendapatkan vaksin di tahap dua ini,” ujar Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jabar Marion Siagian di Kota Bandung, Jumat (26/2/2021).
Vaksinasi tahap dua dilakukan bertahap dan ditargetkan rampung akhir Maret. Pemprov Jabar menargetkan penyuntikan vaksin kepada 36,2 juta warganya dalam satu tahun untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity).
Marion mengatakan, pihaknya telah menyusun skema vaksinasi, baik di fasilitas kesehatan (faskes) maupun di gedung tertentu dalam vaksinasi massal. Mobil vaksinasi pun disiapkan untuk menjangkau warga lansia yang berdomisili jauh dari faskes.
Dia mengatakan, paling penting adalah adalah penggerakan sasaran vaksin sesuai dengan indeks pemakaian 1:9. Dengan begitu, tidak ada vaksin yang terbuang.
Pada vaksinasi tahap dua, setiap vial berisi sembilan dosis vaksin. Jadi, saat vial dibuka, diharapkan vaksin langsung dipakai bersamaan agar tidak rusak.
“Jika misalnya sasaran vaksin yang datang tiga orang, sementara satu vial berisi sembilan dosis, dalam beberapa jam vaksin itu akan terbuang,” ucapnya.
Marion menambahkan, sejumlah daerah di Jabar, di antaranya Kota Bandung dan Cimahi telah memulai vaksinasi tahap dua. Sejumlah daerah lainnya dijadwalkan memulainya pada akhir Februari dan awal Maret.
Akan tetapi, meskipun vaksinasi tahap dua sudah berjalan, vaksinasi tahap satu terhadap sumber daya manusia bidang kesehatan di Jabar belum rampung. Salah satu penyebabnya, sasaran vaksinasi tidak memenuhi syarat karena mempunyai komorbid atau penyakit penyerta.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jabar Daud Achmad mengatakan, penyuntikan vaksin dosis pertama untuk sekitar 170.000 SDM kesehatan mencapai 92 persen. Sementara penyuntikan dosis kedua baru 56 persen.
Daud menuturkan, dalam vaksinasi tahap dua, pihaknya menerapkan penyuntikan vaksin berbasis institusi. Pegawai Pemprov Jabar, misalnya, dapat mengikutinya di Gedung Sate. Sementara personel Polri di Markas Polda Jabar.
“Untuk mendukung vaksinasi, kami telah mempunyai 10.250 vaksinator. Jumlah ini belum termasuk vaksinator yang dilatih TNI dan Polri,” ucapnya.