Gempa bermagnitudo 5,2 mengguncang Pulau Bacan, Maluku Utara, pada Jumat (26/2/2021) malam. Jumlah korban jiwa dan kerusakan bangunan masih didata petugas.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
LABUHA, KOMPAS — Gempa bermagnitudo 5,2 mengguncang Pulau Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, Jumat (26/2/2021) malam. Ratusan orang mengungsi akibat gempa yang berpusat di darat itu. Jumlah korban dan kerusakan bangunan masih didata petugas.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas III Ternate Andri Wijaya Bidang, dalam keterangan resmi, mengatakan, getaran gempa di Labuha, ibu kota Halmahera Selatan, mencapai IV MMI. Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa dimaksud masuk kategori dangkal. Gempa dipicu adanya aktivitas sesar lokal.
”Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan sesar turun,” kata Andri. Pusat gempa berjarak sekitar 12 kilometer utara Labuhan dengan kedalaman 10 kilometer. Labuha berada di Pulau Bacan, yang terletak di bagian selatan Pulau Halmahera.
Andri mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh pada informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Pihaknya akan terus melaporkan perkembangan gempa lewat laman resmi dan media sosial. Masyarakat diminta menghindari bangunan yang rusak. Gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Afan Tidore, warga Labuha, lewat sambungan telepon mengatakan, warga panik dan berhamburan keluar rumah. Getaran gempa yang kuat membuat warga berpikir gempa itu berpotensi menimbulkan gelombang tsunami. ”Semua orang lari ke bukit karena takut tsunami,” katanya.
Menurut dia, warga setempat sudah terbiasa dengan cara-cara penyelamatan diri pada saat gempa. Bacan merupakan daerah di Maluku Utara yang sering dilanda gempa. Tahun 2019, terjadi gempa di Pulau Halmahera yang terasa hingga Bacan.
Berdasarkan video dan foto yang diperoleh Kompas, di Rumah Sakit Umum Daerah Labuhan, petugas medis mengevakuasi pasien keluar ruangan karena takut bangunan itu roboh. Di sejumlah tempat perbelanjaan, rak penyimpan barang tumbang, barang jualan pun berjatuhan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Halmahera Selatan Abdul Karim Latara mengatakan, jumlah korban dan kerusakan material masih didata.
”Banyak bangunan yang rusak dan ada warga yang terluka. Petugas kami masih bergerak di lapangan,” ucap Abdul. Warga yang mengungsi diperkirakan berjumlah ratusan orang.
Saat ini, mereka membangun dua tenda darurat di halaman rumah sakit. Tenda itu selain menampung pasien rumah sakit, juga akan berfungsi melayani korban yang luka akibat gempa. ”Kami masih fokus menangani pasien yang dievakuasi di rumah sakit,” ujarnya.