Konflik Memanas, Wali Kota Tegal Laporkan Wakilnya ke Polisi
Konflik diduga berawal dari penggerebekan Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono atas tuduhan narkoba. Laporan kepada polisi diduga dilakukan Jumadi. Gubernur Jawa Tengah minta keduanya duduk bersama mendinginkan suasana.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Konflik antara Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono dan wakilnya, Muhamad Jumadi, memanas. Terbaru, Dedy melaporkan Jumadi ke Kepolisian Daerah Jawa Tengah terkait dugaan pencemaran nama baik, rekayasa kasus, dan perbuatan tidak menyenangkan. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai hal ini sebagai contoh yang tidak elok bagi publik.
Beberapa hari terakhir, sinyal disharmoni hubungan Dedy dan Jumadi menguat. Hal itu ditandai dengan penarikan sebagian mobil dinas, sopir, dan ajudan yang selama ini melekat pada fungsi Jumadi sebagai Wakil Wali Kota. Tak hanya itu, Jumadi juga sempat tidak bisa masuk ke kantornya karena pintu kantor dikunci dan ditempeli tulisan berisi keterangan bahwa Jumadi tidak berada di tempat sejak 11 Februari.
Babak baru konflik pasangan Dedy-Jumadi dimulai Rabu (24/2/2021) saat Dedy melaporkan wakilnya itu ke Polda Jateng. Pelaporan tersebut merupakan imbas dari peristiwa penggerebekan terhadap Dedy di sebuah hotel di Jakarta, 9 Februari lalu.
Kala itu, Dedy digeledah kamarnya, diperiksa, dan diminta menjalani tes urine oleh sejumlah polisi yang mengaku dari Polda Metro Jaya. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Dedy dinyatakan bebas narkoba.
Dedy digeledah kamarnya, diperiksa, dan diminta menjalani tes urine oleh sejumlah polisi yang mengaku dari Polda Metro Jaya.
Menurut Dedy, petugas yang memeriksanya mengatakan bahwa pemeriksaan dilakukan setelah menerima laporan dari Jumadi. Karena tidak terima atas kejadian tersebut, Dedy lantas melaporkan Jumadi. ”Perihal laporan ke Polda Jateng itu benar. Proses hukumnya saya serahkan kepada kuasa hukum,” kata Dedy di Balai Kota Tegal, Kamis (25/2/2021).
Dedy tidak mau banyak berkomentar terkait kasus tersebut. Ia mengungkapkan akan fokus menjalankan roda pemerintahan dan pelayanan publik di Kota Tegal.
Ditemui secara terpisah, Jumadi mengaku tidak tahu dirinya dilaporkan ke polisi. Sebab, hingga Kamis, ia belum mendapat surat pemberitahuan ataupun pemanggilan. Saat ditanya keterlibatannya dalam dugaan rekayasa kasus, Jumadi juga membantah.
”Akuenggak tahu, itu tidak bisa dijelaskan di sini. Nanti pada saat ada undangan dari Polda Jateng, kita lihat. Nanti kita sampaikan ke publik tetang hal-hal yang terjadi,” ucap Jumadi.
Jumadi mengatakan, sejak Jumat (12/2/2021) dirinya belum bertemu Dedy. Dalam pertemuannya yang terakhir, Jumadi mengklaim telah menjelaskan kepada Dedy terkait rumor yang berkembang seusai penggerebekan tersebut.
Menurut Jumadi, dirinya sudah berniat menghadap Dedy pada Selasa (3/3/2021). Rencana itu kemudian batal. ”Kata Pak Sekda, jangan Selasa. Ini masih menunggu waktu beliau, nanti dikabari,” ujarnya.
Menyayangkan
Sejumlah pihak menyayangkan konflik yang terjadi antara Dedy dan Jumadi. Ganjar Pranowo meminta keduanya menghentikan perseteruan terbuka di hadapan publik itu.
”Saya minta, hentikan. Duduk, rembugan, bicara apa yang sebenarnya terjadi. Kalau butuh, bisa komunikasi dengan saya. Saya proaktif komunikasi dengan keduanya, mudah-mudahan bisa mereda,” kata Ganjar.
Ganjar menuturkan, konflik antara Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tegal tersebut bisa menjadi contoh kurang baik bagi masyarakat. Kondisi yang tidak kondusif dalam lingkungan pemerintahan juga disebutnya berpotensi mengganggu pelayanan terhadap publik.
Saya minta, hentikan. Duduk, rembugan, bicara apa yang sebenarnya terjadi. Kalau butuh, bisa komunikasi dengan saya.
”Apa perlu diruwat, ya? (Kota Tegal) ini dari dulu ada-ada saja. Kita buat istigasah, pengajian, dan wayangan biar adem lagi,” ujarnya.
Harapan agar Dedy dan Jumadi berdamai juga disampaikan Sekretaris Kota Tegal Johardi. Johardi berharap agar Dedy dan Jumadi bisa segera duduk bersama untuk menyelesaikan persoalan di antara mereka. ”Mungkin, Pak Wali Kota dan Pak Wakil butuh waktu khusus. Saya berharapnya jangan sampai berlama-lama,” ucap Johardi.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tegal Kusnendro akan memanggil Dedy dan Jumadi dalam rapat dengar pendapat pada Rabu (3/2/2021). Dalam kegiatan tersebut, DPRD Kota Tegal akan mendengarkan penjelasan dari kedua belah pihak terkait persoalan yang sedang terjadi.
Dosen Kebijakan Publik Univeristas Pancasakti Tegal, Hamidah Abdurrachman, menilai, selama ini, hubungan antara Dedy dan Jumadi baik, sehingga ada kemungkinan keduanya akan kembali baik apabila mereka mau mengesampingkan ego dan duduk bersama.
”Jika memang ada persoalan pribadi, alangkah baiknya bila segera diselesaikan sehingga konflik ini tidak berlarut-larut dan tidak ada kegaduhan di masyarakat,” kata Hamidah.