Kolaborasi Penyair dan Perupa Bali Hasilkan ”Gajah Mina”
Dua seniman berkolaborasi dan meluncurkan sebentuk karya berupa buku puisi, lukisan, dan sketsa berjudul “Gajah Mina”. Mereka bersama-sama menghasilkan serangkaian karya kreatif yang mencerminkan ekspresi masing-masing.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
GIANYAR, KOMPAS — Dua seniman Bali, Dewa Putu Sahadewa dan Made Gunawan, berkolaborasi meluncurkan buku puisi, lukisan, dan sketsa berjudul ”Gajah Mina”, Selasa (23/2/2021). Kreasi ini diharapkan menjadi inspirasi seniman lainnya untuk terus berkarya meskipun menghadapi masa sulit pandemi Covid-19.
Dewa Putu Sahadewa adalah penyair yang juga berprofesi sebagai dokter. Sedangkan Made Gunawan adalah perupa. Keduanya bersama-sama menghasilkan serangkaian karya kreatif yang mencerminkan ekspresi seninya. Dalam peluncuran itu, diisi pembacaan puisi dan pergelaran teatrikal yang juga menandai pembukaan pameran lukisan dan sketsa karya Gunawan.
Sahadewa menyatakan, inspirasi kata demi kata berlompatan di kepalanya saat melihat lukisan karya Gunawan. Sementara Gunawan sangat senang apabila sketsa maupun lukisannya menjadi pemantik lahirnya puisi-puisi Sahadewa itu.
Hal itu terlihat sejalan dengan petikan tulisan Chairil Anwar yang tertulis dalam kata pengantar Gajah Mina. ”Sajak terbentuk dari kata-kata, seperti juga sebuah lukisan dari cat dan sehelai kain, atau sebuah patung dari pualam, lempung, dan sebagainya”.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Indonesia Daerah (Dekranasda) Bali, yang juga pegiat seni sastra dan drama, Ni Putu Putri Suastini Koster mengapresiasi acara ini meski diselenggarakan dalam keterbatasan akibat pandemi.
Putri Koster bahkan mengajak seniman-seniman Bali agar terus berkarya dan menghasilkan karya kreatif yang dapat dinikmati banyak kalangan. Putri Koster menyebutkan kolaborasi ini menunjukkan kerja sama dan semangat kebersamaan dari seniman di Bali.
”Pemerintah Provinsi Bali sudah menyediakan wadah bagi seniman modern di Bali, yakni Festival Seni Bali Jani dan Pameran Bali Megarupa, selain Pesta Kesenian Bali,” katanya.
Penyair, yang dijuluki ”Presiden Malioboro”, Umbu Landu Paranggi menyatakan seniman harusnya tidak berhenti meskipun menghadapi kondisi sulit, termasuk pandemi Covid-19. ”Pandemi ini ujian bagi kita dan juga bagi bangsa yang katanya besar,” kata Umbu.