Kabupaten Magelang Siapkan 2.906 Tempat Isolasi Mandiri Tingkat Desa
Sebanyak 2.906 tempat isolasi mandiri terpusat telah disediakan di desa/kelurahan di Kabupaten Magelang. Tempat ini siap menampung setiap pasien positif Covid-19 yang kesulitan melakukan isolasi di rumah.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sebanyak 2.906 tempat isolasi mandiri disiapkan di 367 desa dan lima kelurahan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tempat tersebut siap menampung pasien positif Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala yang kesulitan melakukan isolasi mandiri di rumahnya sendiri.
Demikian dituturkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Retno Indriastuti saat ditemui, Rabu (24/2/2021). Setiap desa dan kelurahan di Kabupaten Magelang menyiapkan sedikitnya tujuh tempat isolasi.
Tempat yang akan dimanfaatkan sebagai tempat isolasi tersebut, antara lain, rumah kosong milik warga, gedung atau ruangan di balai desa, serta poliklinik kesehatan desa.
”Semua tempat tersebut disiapkan dan dilengkapi segala sarana pendukungnya oleh Satgas Jogo Tonggo,” ujar Retno. Satgas Jogo Tonggo adalah satuan tugas yang berperan menangani kasus Covid-19 di tingkat RT dan desa/kelurahan. Walakin, hingga kini belum ada tempat isolasi tingkat desa yang digunakan.
Penyiapan tempat isolasi di setiap desa/kelurahan ini dilakukan mengikuti arahan Kementerian Dalam Negeri serta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sebagai salah satu upaya yang harus dilakukan dalam program pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro. Program PPKM Mikro berlangsung 9-22 Februari 2021, dan kini kembali diperpanjang mulai 23 Februari hingga 8 Maret 2021.
Untuk mendukung penanganan kasus Covid-19 di tingkat desa/kelurahan, Retno mengatakan, saat ini pihaknya juga terus berupaya mengoptimalkan tracer atau pelacak kasus di desa. Selain bidan desa dan tenaga medis di setiap puskesmas, dinas kesehatan juga sudah melatih 168 polisi sebagai pelacak kasus. Untuk selanjutnya, jumlah pelacak ini pun akan ditingkatkan.
”Sebisa mungkin dari kalangan profesi apa pun yang bekerja di desa, nantinya akan kami libatkan sebagai tracer,” ujarnya.
Selain bidan desa dan tenaga medis di setiap puskesmas, dinas kesehatan juga sudah melatih 168 polisi sebagai pelacak kasus.
Vaksinasi
Adapun kegiatan vaksinasi tahap kedua untuk petugas pelayan publik di Kabupaten Magelang saat ini juga masih terus berjalan. Meskipun jumlah vaksin yang diterima baru sebanyak 12.000 dosis untuk 6.000 sasaran, Retno mengatakan, pihaknya berupaya agar vaksinasi kali ini tetap bisa menjangkau semua sasaran, termasuk kelompok profesi yang beranggotakan banyak orang, seperti kelompok guru dan perangkat desa.
”Sekalipun belum bisa menjangkau semuanya, setidaknya kami bisa mengurangi pekerjaan dengan memvaksinasi sebagian dari kelompok besar ini terlebih dahulu,” ujarnya.
Adapun untuk kelompok besar lainnya, yaitu pedagang pasar, kegiatan vaksinasi ditunda dan baru akan dilakukan setelah ada tambahan pasokan vaksin. Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Magelang Basirul Hakim mengatakan, jumlah pedagang pasar di Kabupaten Magelang terdata sebanyak 6.894 orang dan tersebar di 17 pasar serta dua pusat perbelanjaan.
Terkait teknis pelaksanaan vaksinasi, Basirul mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada dinas kesehatan. Namun, dia berharap vaksinasi tidak dilakukan terlalu jauh dari pasar atau lokasi mereka berjualan.
”Para pedagang biasanya tidak akan mau meninggalkan lapak atau kiosnya terlalu lama karena berisiko melewatkan peluang transaksi dan mengurangi keuntungan,” ujarnya. Basirul juga menyarankan vaksinasi tidak dilakukan di satu lokasi tertentu di pasar karena dipastikan memancing kerumunan.