Alat Kontrol Nutrisi Sayuran Hidroponik Mahasiswa Universitas Brawijaya Diganjar Medali Emas
Empat mahasiswa Universitas Brawijaya membuat sistem kontrol berbasis aplikasi di telepon seluler untuk budidaya sayuran hidroponik. Karya itu berbuah medali emas dalam ajang AISEEF 2021.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Empat mahasiswa Universitas Brawijaya berhasil mendapat medali emas dalam ajang ASEAN Innovative Science Environmental, and Entrepreneur Fair 2021. Penghargaan itu didapat lewat pembuatan sistem kontrol berbasis aplikasi di telepon seluler untuk budidaya sayuran hidroponik.
Empat mahasiswa tersebut adalah Mochammad Rofiul Qorni, Isbakhul Lailatil Fibriyah, dan Ivan Hidayat Eko Saputro. Ketiganya dari Fakultas Teknologi Pertanian. Seorang lainnya adalah Aini Salsabila dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Mereka unggul atas 85 tim dari sejumlah negara.
ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) adalah kompetisi tahunan antaruniversitas di bidang sains, lingkungan, dan kewirausahaan (entrepreneurship). Tahun ini ada empat kategori yang dilombakan. Kategori itu adalah entrepreneur, social science, environmental science, dan innovation science.
Kompetisi sains itu diselenggarakan Indonesian Young Scientist Association bekerja sama dengan sejumlah lembaga. Lembaga itu adalah Food Technology Department IPB University, Nutrition Department Universitas Diponegoro, Universitas Dian Nuswantoro, dan Indonesia International Institute for Life Sciences. Selain itu ada juga Yayasan Prestasi Pendidik Indonesia, Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia Malang Raya, dan AISEEF Organizing Committee.
Inovasi itu dinamakan POTY. POTY adalah sistem kontrol terintegrasi berbasis IoT (Internet of Thing) yang terhubung dengan telepon seluler. Digunakan dalam budidaya sayur organik, POTY dapat mengontrol kekurangan nutrisi tanaman dan tingkat keasaman (PH) media tanam.
Ketua Tim POTY Mochammad Rofiul Qorni mengatakan, untuk mengukur tingkat keasaman media tanam, pembudidaya sebelumnya harus memasukkan PH meter secara manual pada instalasi hidroponik. Dengan POTY, kotak kontrolnya cukup ditempelkan di instalasi hidroponik.
”Sistem memungkinkan POTY mengetahui PH media tanam secara otomatis. Bahkan, jika tanaman kekurangan nutrisi, sistem akan memicu alat untuk menyedot nutrisi yang dibutuhkan secara otomatis,” kata Qorni, Rabu (24/2/2021). Alat itu memanfaatkan sambungan wi-fi untuk mengirimkan data pada kotak kontrol ke telepon seluler pengguna.
Kelebihan lainnya, kata Qorni, POTY mampu mengontrol kebutuhan zat-zat yang dibutuhkan tanaman. Dengan demikian, POTY bisa meningkatkan produksi sayuran hidroponik berkualitas dengan biaya relatif lebih efisien.
Tidak berhenti pada penelitian, POTY diaplikasikan di kebun sayur hidroponik di Malang. Mereka menanam sayuran di 800 lubang tanam. Produk sayurannya pun sudah laku dijual. Sejumlah usaha rumahan di Tumpang dan Kepanjen, Kabupaten Malang, juga terbantu dengan penerapan POTY.
”POTY sangat membantu usaha hidroponik saya. Saat lahan dan pengetahuan tentang hidroponik sangat terbatas, POTY membantu saya menghasilkan sayuran berkualitas dengan biaya rendah,” kata Zainab, pemilik usaha hidroponik rumahan asal Kepanjen.
Prestasi ini ikut membuat Universitas Brawijaya (UB) semakin disegani. Tahun 2021, UB masuk peringkat lima perguruan tinggi Indonesia versi Webometrics. Tahun lalu, UB berada di peringkat keenam. Posisi UB kini ada di bawah Universitas Indonesia, UGM, IPB, dan ITS.
Sekretaris Pusat Pemeringkatan Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu UB Adharul Mutaqin mengatakan, ada tiga indikator yang memengaruhi pemeringkatan versi Webometrics edisi Januari 2021. Tiga indikator itu adalah web content impact atau visibility, openness atau transparency, dan excellence atau scholar.
”Excellence itu gambaran kualitas akademik yang dilihat dari publikasi ilmiah di 27 topik Scimago. Pada kategori ini peringkat UB masih di kisaran 2.300-an. Sementara UI dan UGM di kisaran 1.000-an. Maka harus ditingkatkan lagi dari segi kualitas publikasinya,” kata Adharul.
Webometrics merupakan lembaga pemeringkatan di Spanyol yang didirikan atas inisiatif Cybermetrics Lab, lembaga penelitian yang dimiliki Consejo Superior de Investigaciones Cientificas (CSIC). Cybermetrics Lab dikhususkan untuk analisis kuantitatif internet dan konten web, khususnya terkait pengembangan dan komunikasi sebuah pengetahuan ilmiah.