Bintan Dorong Penggunaan GeNose untuk Memudahkan Wisatawan
Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan mendorong penggunaan alat deteksi GeNose C19 di pelabuhan dan bandara di Kepri. Proses deteksi yang lebih murah dan cepat diprediksi bisa menarik lebih banyak wisatawan datang ke Kepri.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan mendorong penggunaan alat deteksi Covid-19 Gadjah Mada Electronic Nose atau GeNose C19 di pelabuhan dan bandara di Kepulauan Riau. Proses deteksi GeNose yang lebih murah dan cepat diprediksi bakal menarik lebih banyak wisatawan. Hal itu diharapkan membantu pemulihan sektor pariwisata pada 2021.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan Wan Rudy Iskandar, Rabu (24/2/2021), mengatakan, penggunaan tes GeNose dapat mengurangi resistensi wisatawan untuk berlibur saat pandemi. Metode tes itu dinilai simpel karena tidak perlu mengambil sampel cairan dari rongga hidung. Selain itu, biaya tes hanya Rp 20.000 dan hasilnya keluar dalam 3 menit.
Sebelumnya, tes GeNose mulai diterapkan di stasiun kereta api di tujuh kota di Pulau Jawa sejak 5 Februari lalu. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau penggunaan GeNose di Stasiun Bandung, Jawa Barat, menyatakan, penggunaan GeNose selanjutnya akan diperluas ke 44 kota lainnya dalam satu bulan ke depan untuk mempercepat deteksi dini Covid-19 (Kompas, 20/2/2020).
Di Bintan, sejak akhir 2020, sejumlah pengelola kawasan wisata juga berupaya menyediakan alat tes yang memadai untuk menjamin keamanan para pelancong dari dalam dan luar negeri. Salah satu contohnya adalah kawasan resor Pantai Lagoi. PT Bintan Resort Cakrawala, selaku pengelola kawasan itu, menyediakan dua alat tes metode reaksi berantai polimerase (PCR).
”Alat PCR disediakan untuk wisatawan asing bila nanti Singapura dan Malaysia membuka perbatasan. Sementara GeNose yang lebih praktris cocok digunakan oleh wisatawan domestik yang akan berlibur ke Bintan,” kata Rudy saat dihubungi dari Batam.
Satu-satunya sektor yang masih tumbuh positif adalah industri pengolahan atau manufaktur. Pada 2020, sektor manufaktur Kepri tumbuh 1,23 persen.
Perekonomian Bintan sangat bergantung pada sektor pariwisata. Pada 2019, kawasan resor Lagoi saja menyumbang Rp 170 miliar dari total Rp 300 miliar Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bintan. Namun, satu tahun belakangan, pariwisata di Lagoi mati suri karena pandemi. Salah satu resor, yakni Bintan Lagoon, gulung tikar dan mengakibatkan 496 orang kehilangan pekerjaan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), wisatawan mancanegara yang datang ke seluruh kabupaten/kota di Kepri pada Desember 2020 hanya berjumlah 542 kunjungan. Jumlah itu menurun 99,80 persen dibandingkan kunjungan pada Desember 2019. Hal itu juga berdampak pada okupansi hotel yang pada Desember 2020 rata-rata hanya 26,64 persen atau turun 56,67 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam Rafki Rasyid mengatakan, ekonomi Kepri memang sedang tidak baik-baik saja. Selain pariwisata, pandemi juga memukul hampir semua sektor perekonomian lain. Hal itu tecermin dalam laporan perekonomian daerah sepanjang 2020.
Data BPS menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Kepri pada 2020 tumbuh minus 3,80 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya. Satu-satunya sektor yang masih tumbuh positif adalah industri pengolahan atau manufaktur. Pada 2020, sektor manufaktur Kepri tumbuh 1,23 persen. Sektor yang sama juga menyumbang 42,38 persen dari total pendapatan domestik regional bruto Kepri.
Namun, pada Januari 2021, nilai ekspor manufaktur di Kepri justru menurun 7,72 persen dibandingkan pada Desember 2020. Menurut Wakil Koordinator Himpunan Kawasan Industri Kepri, Tjaw Hioeng, hal itu disebabkan langkah pemerintah melarang tenaga kerja asing (TKA) masuk ke Indonesia sejak awal 2021 untuk mencegah penularan Covid-19 varian baru. Tertahannya TKA itu membuat produksi menjadi terkendala karena banyak pabrik yang membutuhkan TKA sebagai teknisi ahli.
Melihat kondisi tersebut, Rafki berharap pemerintah dapat segera merampungkan proses vaksinasi kepada semua warga. Menurut dia, saat ini vaksinasi menjadi satu-satunya jalan untuk memulihkan perekonomian. Bila sektor kesehatan tidak kunjung pulih dan pembatasan mobilitas terus dilakukan, sektor perekonomian lama-kelamaan akan roboh.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Muhammad Bisri mengatakan, saat ini sudah 79,3 persen tenaga kesehatan menjalani vaksinasi tahap kedua. Setelah itu, proses vaksinasi akan segera menyasar warga lanjut usia, pejabat daerah, serta TNI dan Polri. Tiga kelompok yang akan divaksinasi selanjutnya itu diperkirakan berjumlah 16.000 orang.