Berdasarkan pantauan, Rabu pagi hingga siang, banjir hingga ketinggian sekitar 50 sentimeter masih merendam Jalan Kaligawe, yang merupakan jalur pantai utara Jawa.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Air di sejumlah lokasi banjir di Kota Semarang, Jawa Tengah, belum juga surut hingga Rabu (24/2/2021) siang. Lokasi itu, antara lain, Jalan Kaligawe, beberapa lokasi di kawasan Kota Lama Semarang, serta Stasiun Semarang Tawang. Pemerintah mengoptimalkan sistem pompanisasi untuk terus mengurangi genangan.
Berdasarkan pantauan, Rabu pagi hingga siang, banjir hingga ketinggian sekitar 50 sentimeter (cm) menggenang di Jalan Kaligawe, yang merupakan jalur pantai utara (pantura) Jawa. Sejumlah pesepeda motor memilih berhenti ketimbang menerobos banjir yang berpotensi menyebabkan kendaraan mogok. Sementara truk-truk melaju pelan.
Krisna Adhi (42), warga Kecamatan Genuk, menuturkan, setiap hujan deras, banjir selalu menggenangi wilayah tersebut.
”Terakhir kali saat awal Februari lalu, banjir lebih dari empat hari tidak surut. Saat hujan deras kemarin sore, kami takut banjir lagi. Ternyata benar, sampai pagi belum surut,” katanya.
Herlina (36), warga Semarang Selatan, bahkan sempat tak bisa menembus banjir di bundaran Bubakan. Ia tak menyangka banjir menggenang sampai Rabu pagi karena di sekitar rumahnya sudah surut sejak Selasa malam. Akibatnya, ia harus berputar lebih dari 3 kilometer (km) untuk mencapai kawasan sekitar Kota Lama.
Berdasarkan pantauan kamera pemantau (CCTV) di analyticscctv.semarangkota.go.id, pukul 06.02, air setinggi 40 cm masih menggenangi Bundaran Bubakan. Sejumlah pengendara sepeda motor tampak mendorong kendaraan mereka. Seiring waktu, hingga siang, banjir di lokasi tersebut berangsur surut.
Sementara itu, di Stasiun Tawang Semarang, banjir masih merendam emplasemen. Rel pun terendam dengan ketinggian air sekitar 20 cm. Kendati demikian, kereta api, baik dari arah Jakarta maupun Surabaya, masih bisa melintas karena rangkaian gerbong ditarik lokomotif hidrolik, di bagian rel yang terendam.
”Dengan adanya lokomotif hidrolik, operasi kereta api tidak masalah. Namun, untuk pelayanan, termasuk genose, semua dialihkan ke Stasiun Semarang Poncol,” kata Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang Krisbiyantoro.
Andalkan pompa
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meninjau langsung sejumlah pompa di sekitar kawasan Kota Lama Semarang. ”Kami coba cek pompanya hidup, maka kami minta untuk ditunggu. Insya Allah kalau hari ini tidak ada hujan yang lebat, mudah-mudahan siang sudah kering,” kata Ganjar.
Pada Selasa (23/2/2021) sore, hujan deras juga memicu genangan di sejumlah area kompleks kantor Gubernur Jateng. Menurut Ganjar, dari hasil pengecekan, banyak sampah di bawah saluran. Sejak Selasa malam pun, dilakukan pembersihan dengan menggunakan sejumlah alat.
Ia juga telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana dan pejabat di Pemerintah Kota Semarang untuk aktif memantau pompa-pompa yang ada. Kondisi seperti ini akan berlangsung hingga akhir Februari. ”Saya minta kondisi ini semuanya siaga,” ujarnya.
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Yulius, mengungkapkan, dua rumah pompa, yakni pada Sistem Kali Sringin dan Kali Tenggang, dioptimalkan guna mengurangi genangan banjir.
Total ada 11 pompa dengan kapasitas masing-masing 2 meter kubik per detik. Namun, tak semua dihidupkan karena disisakan satu sebagai cadangan apabila ada yang terkendala.