Tahun Ini, Kalteng Targetkan Pengiriman 10.000 Sapi yang Dipelihara di Lahan Sawit
Food estate tak hanya soal produktivitas padi, di Kalimantan Tengah pemerintah mengembangkan sapi untuk mendukung program strategis nasional itu. Saat ini program itu melibatkan pengusaha sawit.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mulai mengembangkan peternakan integrasi sapi-sawit. Tahun ini, dari sana ditargetkan bakal dikirim 10.000 sapi ke Jakarta. Program tersebut dikembangkan untuk menambah komoditas dukungan wilayah lumbung pangan (food estate).
Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengunjungi peternakan sapi milik pengusaha sawit di Kabupaten Sukamara dan Kabupaten Kotawaringin Barat, Selasa (23/2/2021). Peternakan yang bernama "Sukamara Ranch" itu merupakan hasil kerja sama pemerintah dengan pengusaha sawit.
Pada tahun 2018, Gubernur Kalteng mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 43 tentang Pengembangan Ternak Sapi Potong Melalui Integrasi Sapi-Sawit pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Kalteng. Kebijakan itu mendorong para pengusaha sawit memelihara sapi di kebun-kebun sawitnya.
“Lahan di sini (Sukamara ranch), dulu merupakan lahan tidak produktif, dengan program sapi-sawit ini sekarang menjadi produktif. Kalteng sudah dipercaya menjadi wilayah food estate. (sapi) Ini akan mendukung program foodestate,” kata Sugianto.
Sugianto optimis akan mampu mengekspor 10.000 sapi ke Jakarta untuk memenuhi kebutuhan daging potong di Jakarta. Pada tahap pertama, pihaknya akan mengirim 7.000 sapi ke Jakarta. Sugianto berharap BUMN dapat melirik dan berinvestasi pada peternakan di Kalteng. Hal itu tentunya akan meningkatkan perekonomian daerah di tengah pandemi Covid-19.
“Kami berharap BUMN bisa berinvestasi untuk kepentingan masyarakat luas. Ini harus dikelola bersama dengan maksimal, apalagi kami dipercaya pemerintah pusat pada proyek strategis nasional bidang peternakan, pertanian dan lainya,” kata Sugianto.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Provinsi Kalteng Sunarti mengungkapkan, program integrasi sapi-sawit dilakukan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, khususnya daging merah atau sapi potong. Mengingat kebutuhan akan daging sapi di Indonesia maupun di luar negeri masih sangat tinggi.
“Kebetulan ini memang peternakan milik pengusaha, tetapi mereka mengembangkan program pemerintah. Ke depan, ini akan tetap melibatkan masyarakat,” ungkap Sunarti.
Sunarti menjelaskan, program integrasi sapi-sawit ini tidak hanya menguntungkan daerah tetapi juga para pengusaha. Pemeliharaan sapi di antara kebun sawit akan meningkatkan produktivitas.
Perkebunan sawit memiliki potensi untuk menyediakan pakan murah dan mudah berupa pelepah daun dan dahan kelapa sawit. Limbah bungkil sawit dan solid decanter dapat diolah menjadi pakan ternak berkualitas. Dia menambahkan, peternakan yang di Sukamara juga bekerja sama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Kalteng sehingga nanti ada perencanaan yang jelas, daerah pun terlibat penuh,” ungkap Sunarti.
Selain di Sukamara, potensi pengembangan sapi sudah dilakukan di Kabupaten Kotawaringin Barat. Bupati Kotawaringin Barat Nurhidayah mengklaim mampu menyiapkan 7.000 sapi untuk dikirim ke Jakarta dalam waktu dekat. Hal itu merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ke Sukamara beberapa waktu lalu.
“Semangat peternak untuk mengembangkan sapi di sini tinggi sekali. Namun, selama ini selalu terkendala dengan pemasaran. Sekarang pasarnya sudah ada jadi mereka pasti akan bersemangat,” kata Nurhidayah.
Nurhidayah menambahkan, 7.000 sapi itu tidak hanya berasal dari para pengusaha perkebunan kelapa sawit tetapi juga dari peternak lokal yang memiliki kapasitas jauh lebih kecil. “Semuanya terlibat,” kata Nurhidayah.