Daerah Zona Orange Bertambah, Pembelajaran Tatap Muka Tetap Berlanjut
Salah satu pertimbangan sekolah tatap muka adalah ketiadaan jaringan internet di sejumlah tempat.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS – Jumlah Kabupaten/kota di Kalimantan Barat yang berzona orange bertambah dari enam menjadi 10. Meskipun demikian, pembelajaran tatap muka tetap berlanjut sepekan ke depan sembari terus dievaluasi. Jika zona tidak berubah pekan depan, pembelajaran tatap muka dihentikan.
Per 14 Februari, enam dari 14 kabupaten/kota di Kalbar berada di zona orange (risiko sedang) Covid-19. Daerah itu yaitu Kabupaten Kayong Utara, Melawi, Landak, Kabupaten Sintang, Kapuas Hulu dan Kota Singkawang. Delapan kabupaten/kota lainnya berada di zona kuning (risiko rendah).
Pembelajaran tatap muka pun dilakukan di SMA/SMK se-Kalbar yang berstatus zona kuning. Sejumlah SD dan SMP di Kota Pontianak misalnya sudah mulai pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan ketat bagi siswa yang diizinkan orangtuanya. Per 14 Februari, Pontianak zona kuning.
Namun, per 21 Februari daerah yang berada di zona orange bertambah menjadi 10 kabupaten/kota, yakni Kabupaten Kayong Utara, Melawi, Kapuas Hulu, Sanggau, Landak, Sintang, Kubu Raya, Sekadau, Kota Singkawang dan Kota Pontianak.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, Selasa (23/2/2021), menuturkan, pembelajaran secara tatap muka masih berlanjut sepekan kedepan. Namun, pekan depan akan ditinjau kembali. “Daerah yang pekan depan masih zona orange, tidak boleh pembelajaran tatap muka,” ujar Sutarmidji.
Evaluasi akan terus dilakukan. Tes usap antigen bagi guru dan murid juga terus dilakukan. Jika ada yang positif Covid-19 maka proses belajar tatap muka akan dihentikan. Situasi setiap daerah juga akan dilihat per kecamatan khususnya di luar Pontianak.
Salah satu pertimbangan sekolah tatap muka adalah ketiadaan jaringan internet di sejumlah tempat. Selain itu tidak semua kecamatan ditemukan kasus positif Covid-19. “Pemerintah kabupaten/kota bisa memilah daerah mana saja yang bisa tatap muka mana yang tidak,” ujar Sutarmidji.
Hal yang harus dilakukan sekolah supaya tidak muncul kluster baru adalah menaati protokol, seperti menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Pekan depan Pemprov akan mengevaluasi perkembangan zona.
Pemerintah kabupaten/kota bisa memilah daerah mana saja yang bisa tatap muka mana yang tidak
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, menuturkan, adanya tes usap di berbagai tempat di Pontianak menyebabkan banyak temuan kasus. temuan kasus itulah yang membuat Pontianak menjadi zona orange. Edi tetap meminta warga menaati protokol.
“Aktivitas yang produktif silakan, namun harus tetap patuh pada protokol kesehatan. Pembelajaran tatap muka tetap dilanjutkan sembari terus kami evaluasi perkembangannya,” kata Edi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu, menuturkan, zona wilayah yang diterapkan menggambarkan seberapa tinggi tingkat risiko penularan. “Setiap ada penambahan kasus selalu ada perubahan zona, tanpa melihat berapa penambahannya. Misalnya Pontianak biasanya ada tambahan 10 kasus, kemudian ada tambahan dua kasus, aka ada perubahan zona,” ujar Handanu.
Namun, secara umum di Pontianak, jika dilihat dari tingkat hunian rawat inap rumah sakit, masih terkendali. Jumlah pasien yang dirawat masih di bawah 30 persen dari total kapasitas rumah sakit yang tersedia.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar per Senin (22/2) pukul 21.00 secara kumulatif terdapat 4.448 kasus konfirmasi Covid-19. Sebanyak 4.028 orang di antaranya sudah sembuh dan 33 orang mening