Sejumlah SD dan SMP di Kota Pontianak Mulai Pembelajaran Tatap Muka Hari Ini
Sejumlah SD dan SMP di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mulai pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan ketat, Senin (22/2/2021). Demikian juga SMA/SMK se-Kalbar di zona kuning.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Siswa SMPN 01, Pontianak, Kalimantan Barat, mengikuti pembelajaran secara tatap muka, Senin (22/2/2021).
PONTIANAK, KOMPAS — Sejumlah SD dan SMP di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mulai pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan ketat, Senin (22/2/2021). Demikian juga SMA/SMK se-Kalbar di zona kuning. Siswa yang tidak diizinkan orangtuanya tetap belajar secara daring.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Senin, meninjau pembelajaran tatap muka di SMPN 01 Pontianak. Edi berkeliling ke sejumlah kelas menyaksikan pembelajaran tatap muka tersebut.
Jajaran SMPN 1 Pontianak telah menyiapkan sejumlah protokol kesehatan, antara lain alat pemeriksaan suhu tubuh di depan pintu masuk, serta tempat cuci tangan di pintu masuk sekolah dan di depan kelas. Siswa dan guru juga menggunakan masker dan menjaga jarak.
Edi menuturkan, anak-anak mulai mengikuti pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat. ”Untuk jenjang SMP, di tahap pertama ini yang diprioritaskan kelas IX,” ujar Edi.
Untuk jenjang SD yang diprioritaskan kelas VI. Jumlah siswa dibatasi, maksimal dalam satu kelas 16 siswa. Siswa yang di rumah karena belum diizinkan orangtua dan kendala kesehatan bisa mengikuti pembelajaran secara daring.
”Kami akan terus mengevaluasi pembelajaran tatap muka ini setiap hari. Jika aman, akan dilanjutkan meluas, tidak hanya jelas IX,” kata Edi.
Hari Senin, sekolah yang siap melaksanakan pembelajaran tatap muka ada 6 SD dari 147 total SD di Pontianak dan 6 SMP dari 29 total SMP di Pontianak. ”Yang penting sekolah menyediakan sarana dan prasarana protokol kesehatan,” ujar Edi.
Pembelajaran tatap muka tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sejak pendemi Covid-19, pembelajaran dilakukan secara daring yang juga banyak kelemahannya. Ada juga keinginan orangtua untuk belajar tatap muka. Apalagi, Pontianak sejauh ini zona kuning (risiko rendah) Covid-19.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Siswa SMPN 01, Pontianak, Kalimantan Barat, mengikuti pembelajaran secara tatap muka, Senin (22/2/2021).
Kepala SMPN 01 Pontianak Yuyun Yuniarti menuturkan, baru 70 persen dari 848 orangtua murid yang mengizinkan anaknya belajar tatap muka. Namun, sejalan waktu, mereka sudah paham protokol, maka setiap hari ada penambahan jumlah siswa yang diizinkan orangtuanya mengikuti pembelajaran tatap muka.
”Hari ini kelas IX ada 96 siswa yang hadir. Besok (Selasa) ada 103 siswa yang hadir. Bagi siswa yang belum siap hadir tatap muka, disiapkan secara daring. Di kelas disiapkan perangkat untuk pembelajaran daring,” ujar Yuyun.
Jadwal pembelajaran untuk minggu pertama hanya hadir Senin dan Rabu. Kemudian Selasa dan Kamis. Hari Jumat pembelajaran masih secara daring. Jika memungkinkan, jam pembelajaran akan ditambah lagi secara bertahap.
Selain sejumlah SD dan SMP, jenjang SMA/SMK di kabupaten/kota zona kuning juga mulai pembelajaran tatap muka pada Senin pagi. Gubernur Kalbar Sutarmidji pada Senin pagi meninjau pembelajaran tatap muka di SMAN 03 Pontianak.
Bagi siswa yang belum siap hadir tatap muka, disiapkan secara daring. Di kelas disiapkan perangkat untuk pembelajaran daring.
Sutarmidji menuturkan, pembelajaran tatap muka terutama untuk SMA kelas XII agar psikologis anak lebih baik menghadapi ujian sekolah. Kalau misalnya Pontianak menjadi zona oranye (risiko sedang), pembelajaran tatap muka kembali ditiadakan. Kalau masih zona kuning, proses pembelajaran tatap muka berlanjut.
Dalam kunjungannya itu, Sutarmidji ingin memastikan bahwa sekolah sudah menerapkan protokol kesehatan. Siswa dan guru semuanya dipastikan menggunakan masker. Sejumlah sarana juga telah dilengkapi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar terkait zona risiko kenaikan kasus Covid-19 di Kalbar per 14 Februari 2021, ada delapan kabupaten/kota yang berada di zona kuning (risiko rendah). Kabupaten/kota itu adalah Kabupaten Kubu Raya, Sambas, Sanggau, Ketapang, Sekadau, Mempawah, Bengkayang, dan Kota Pontianak.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Tempat cuci tangan disiapkan di depan kelas di SMPN 01 Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (22/2/2021).
Sementara itu, ada enam kabupaten/kota yang berada di zona oranye (risiko sedang), yaitu Kabupaten Kayong Utara, Melawi, Landak, Sintang, Kapuas Hulu, dan Kota Singkawang.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar Sugeng Hariadi, Kamis pekan lalu, menuturkan, untuk Kota Pontianak dan Singkawang karena wilayahnya sempit dan mobilitas penduduk tinggi, jika secara umum berubah dari zona kuning menjadi oranye, proses belajar tatap muka jenjang SMA/SMK akan dihentikan.
”Maka akan buka-tutup pada akhirnya. Wilayah-wilayah itu harus kembali belajar daring jika zonanya berubah menjadi oranye,” ujar Sugeng.
Untuk kabupaten lain yang wilayahnya luas dan jumlah penduduknya relatif tidak terlalu banyak dibandingkan Pontianak dan Singkawang, jika ada perubahan dari zona kuning ke oranye, maka akan dilihat lebih jauh per kecamatan. Kecamatan zona oranye saja yang menghentikan pembelajaran tatap muka. Kecamatan zona kuning tetap belajar tatap muka.