Ganjar Pranowo Minta Percepatan Vaksinasi di Jawa Tengah
Sejumlah daerah belum optimal dalam vaksinasi tahap I, yakni Kabupaten Pekalongan (57,82 persen), Brebes (71,60 persen), dan Tegal (73,65 persen). Di sisi lain, tahap II sudah dimulai dan juga didorong untuk dipercepat.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 tahap II yang diperuntukkan bagi pelayan publik di Jawa Tengah dimulai di Kota Semarang pada Senin (22/2/2021). Gubernur Jateng meminta percepatan vaksinasi kepada kabupaten dan kota dengan capaian rendah pada tahap I yang diperuntukkan bagi tenaga kesehatan.
Menurut data Pemprov Jateng yang disampaikan pada rapat koordinasi penanganan Covid-19, Senin, sejumlah daerah belum optimal dalam vaksinasi tahap I, yakni Kabupaten Pekalongan (57,82 persen), Brebes (71,60 persen), dan Tegal (73,65 persen). Namun, ada juga daerah yang melebihi target, seperti Kudus, Pati, dan Boyolali.
”Prioritas kami hari ini pada percepatan vaksin. Tadi diketahui yang terendah ialah Kabupaten Pekalongan. Setelah diklarifikasi, ternyata mereka juga melayani Kota Pekalongan. Maka, saya minta data di-share sehingga kalau basisnya teritori pemerintahan, ada persentase (capaian vaksinasi) yang harus dibereskan,” tutur Ganjar.
Selain menuntaskan capaian tahap pertama, Ganjar juga meminta kabupaten/kota secara serentak segera melakukan vaksinasi tahap kedua. Pada Minggu (21/2/2021), sebanyak 100.430 vial atau setara 1 juta dosis vaksin Covid-19 tiba di Jateng. Sebagian besar kabupaten/kota baru mengambil vaksin pada Senin.
Vaksinasi didahulukan kepada aparatur sipil negara (ASN). ”Vaksin untuk ASN ini relatif gampang karena datanya ada, orangnya pun bekerja dan tinggal titik-titiknya disiapkan. Namun, kami juga menyiapkan skenario lebih besar, yakni untuk kelompok sasaran masyarakat. Ini mesti disiapkan baik-baik, ada verifikasi dan validasi,” katanya.
Salah satu titik yang tengah disiapkan ialah Pasar Klewer, Kota Solo. Menurut rencana, vaksinasi bagi para pedagang di pasar itu dilaksanakan pada 27 Februari 2021. Menurut Ganjar, vaksinasi di pasar didorong agar ada kesadaran warga. Hal itu sesuai dengan hasil rapat sejumlah gubernur dengan Presiden. Di samping itu, ia juga mengusulkan agar guru dan tokoh agama juga diprioritaskan dalam mendapatkan vaksin.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menambahkan, 1 juta dosis vaksin tahap II yang telah tiba di Jateng langsung didistribusikan ke 35 kabupaten/kota. Kota Semarang terbanyak dengan 10.000 vial atau 100.000 dosis dan Kota Solo 7.000 vial atau 70.000 dosis. Adapun total sasaran vaksin tahap II di Jateng ialah 5,5 juta orang.
Kedua kota itu mendapat alokasi vaksin terbesar, antara lain, karena angka kejadian Covid-19 yang tinggi. ”Selain itu, keduanya memiliki wilayah pendukung yang cukup luas (Semarang Raya dan Solo Raya). Di Solo juga ada program vaksin untuk pedangan pasar, sedangkan di Kota Semarang ada program vaksin untuk lansia,” katanya.
Kota Semarang dan Solo mendapat alokasi vaksin terbesar, antara lain, karena angka kejadian Covid-19 yang tinggi.
Wartawan divaksin
Pada Senin, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, kompleks Kantor Gubernur Jateng, selain pegawai di lingkungan Pemprov Jateng, ASN dan non-ASN, sejumlah wartawan juga divaksin Covid-19. Ganjar mempersilakan wartawan, yang juga bagian dari pelayan publik dengan mobilitas tinggi, untuk mendaftar agar divaksin.
Salah seorang wartawan media elektronik, Alif Nazzala Rizqi (26), senang akhirnya bisa divaksin. ”Wartawan juga berisiko tertular Covid-19 karena pekerjaannya yang mobile. Namun, meski sudah divaksin, protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, harus tetap diterapkan,” ujarnya.
Sumarni (39) dari Humas Pemprov Jateng menyebutkan, vaksin penting sebagai pencegahan Covid-19. Pasalnya, hampir setiap hari ia bertemu dan berinteraksi dengan orang lain. Ia mengaku sempat takut, tetapi lega setelah mengetahui tidak ada reaksi apa pun setelah disuntik vaksin.
Sementara itu, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit di Jateng dilaporkan menurun. Menurut data Dinas Kesehatan Jateng, tingkat keterisian tempat tidur ruang isolasi 33,01 persen, sedangkan tempat tidur ruang unit perawatan intensif (ICU) 38,08 persen. Beberapa bulan lalu, tingkat keterisian tempat tidur sempat berkisar 60-70 persen.
Dengan alasan itu, sejumlah rumah sakit meminta untuk kembali mengalihkan fungsi ruang isolasi menjadi ruang perawatan biasa. Namun, Ganjar meminta rumah sakit jangan terburu-buru. ”Kalau memang tersedia agak banyak, cadangkan untuk tempat tidur ICU dulu. Saya minta hati-hati dan ojo kesusu (tidak terburu-buru),” tuturnya.
Menurut data laman Corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Senin (22/2/2021) pukul 12.00, terdapat 149.832 kasus positif kumulatif di Jateng, dengan rincian 7.235 orang dirawat, 133.216 sembuh, dan 9.381 meninggal. Ada penambahan 6.959 kasus positif sejak 15 Februari 2021 atau sepekan terakhir.
Berdasarkan catatan Kompas, dari data pada laman Corona.jatengprov.go.id, penambahan kasus mingguan tertinggi setelah memasuki 2021 adalah pada 1-8 Februari, yakni 9.821 kasus. Jumlahnya turun pada 8-15 Februari dengan penambahan 6.232 kasus, tetapi kemudian meningkat lagi dengan penambahan 6.959 kasus pada 15-22 Februari.