Desa di Kuningan Bakal Tenggelam, Warga Terima Ratusan Juta hingga Miliaran Rupiah
Warga Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menerima uang ratusan juta hingga miliaran rupiah dari pembayaran lahan untuk pembangunan Bendungan Kuningan. Mereka pun harus direlokasi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Warga Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, harus meninggalkan desanya yang bakal digenangi air Bendungan Kuningan. Sebagai gantinya, mereka mendapat ratusan juta hingga miliaran rupiah. Sebagian uang tersebut digunakan untuk membeli motor, mobil, hingga sawah.
Kendaraan baru hasil pembayaran pengganti lahan itu tampak di rumah warga, Senin (22/2/2021). Rostika (49), warga terdampak, membeli sebuah mobil Toyota Rush hitam untuk menggantikan mobil lamanya yang berusia 12 tahun. Ia juga membeli tiga sepeda motor untuk anaknya. ”Alhamdulillah, saya dapat Rp 1,2 miliar dari pembebasan lahan,” ucapnya.
Uang tersebut berasal dari penjualan rumah berukuran 99 meter persegi, pekarangan, dan beberapa kebun. Selain membeli kendaraan, orangtua tunggal dengan empat anak ini berencana membuka usaha penggilingan padi dan membeli sawah dengan uang pengganti lahan tersebut. Ia juga menyimpan uangnya untuk biaya kuliah dua anaknya.
Rostika menjadi salah satu dari 1.215 warga atau 362 rumah tangga terdampak pembangunan Bendungan Kuningan. Bendungan yang dibangun sejak 2013 ini membutuhkan 294,88 hektar. Sejumlah desa terdampak adalah Tanjungkerta dan Cihanjaro di Kecamatan Karangkancana, serta Randusari dan Kawungsari di Kecamatan Cibeureum.
Dari sejumlah desa terdampak, hanya warga Kawungsari yang harus pindah seluruhnya atau bedol desa. Rumah warga hingga balai desa yang berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat kota Kabupaten Kuningan itu akan digenangi air.
Hingga kini, menurut Kuwu (Kepala Desa) Kawungsari Kusto, pembebasan lahan di desanya sudah mencapai 97 persen atau 279 bidang tanah. Sekitar Rp 149 miliar telah dibayarkan kepada pemilik tanah sejak 4 Februari lalu.
”Mulai dari situ, warga banyak beli motor dan mobil. Motor saja bisa 15 unit setiap hari datang. Saya perkirakan bisa 300 motor baru di desa. Kalau mobil sekitar 30 unit,” kata Kusto, yang juga mengingatkan warga agar tidak konsumtif dengan uang pengganti lahan.
Motor saja bisa 15 unit setiap hari datang. Saya perkirakan bisa 300 motor baru di desa. Kalau mobil sekitar 30 unit
Menurut dia, warga menerima pembayaran lahan mulai dari Rp 160 juta hingga Rp 1,5 miliar, tergantung luas lahan dan bangunannya. Hanya beberapa warga yang meraup lebih dari Rp 1 miliar. Warga, lanjutnya, bersyukur dana pengganti lahan yang ditunggu dua tahun terakhir sudah cair.
Setelah menerima pembayaran pengganti lahan, warga akan direlokasi ke daerah Sukarapih, sekitar 15 kilometer dari Kawungsari. Rumah tipe bangunan 27, balai desa, bangunan sekolah, dan masjid sudah berdiri di sana. ”Kebutuhan rumah untuk warga kami 361 unit. Tetapi, yang sudah terbangun baru 25 unit. Rencananya, Juli kami pindah ke sana,” katanya.
Setelah warga pindah, bendungan yang mampu menampung 25,9 juta meter kubik air itu mulai digenangi. Bendungan senilai lebih dari Rp 509 miliar itu mampu mereduksi debit banjir 213 meter kubik per detik dan bisa menampung air dari Sungai Cikaro.
Ketika kemarau, bendungan ini bakal mengairi 1.000 hektar sawah di Kuningan melalui daerah irigasi Cileuwueng dan 2.000 hektar di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Bendungan ini juga mampu menyediakan air baku 300 liter per detik untuk 300.000 warga Brebes serta potensi produksi listrik 500 kilowatt.
Kepala Bidang Operasi Pengelolaan Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung Abdul Ghoni Majdi mengatakan, pembangunan fisik Bendungan Kuningan sudah 100 persen. ”Target kami penggenangan mulai Mei dengan catatan pembebasan lahan dan pembangunan rumah untuk relokasi selesai. Ini lintas sektoral,” katanya.