Sedikitnya 15 dari 30 Kecamatan di Karawang Terdampak Banjir
Banjir akibat luapan sungai yang melanda sebagian Kabupaten Karawang, terus meluas hingga 15 kecamatan, Sabtu (20/2/2021). Hujan intensitas sedang hingga tinggi dengan durasi relatif lama turut menambah ketinggian air.
Oleh
MELATI MEWANGI
·4 menit baca
DOKUMENTASI KODIM 0604/KARAWANG
Komandan Distrik Militer 0604/Karawang Letnan Kolonel (Inf) Medi Haryo Wibowo (kanan) dan Kepala Polres Karawang Rama Samtama P (kiri), meninjau dan membantu evakuasi korban di sejumlah lokasi banjir Karawang, Sabtu (20/2/2021).
KARAWANG, KOMPAS — Banjir akibat luapan sungai yang melanda sebagian Kabupaten Karawang, Jawa Barat, terus meluas hingga lima belas kecamatan pada Sabtu (20/2/2021). Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi dalam durasi relatif lama turut menambah ketinggian banjir.
Sejak Kamis (18/2) malam, hujan terus mengguyur sebagian wilayah di Jawa Barat, antara lain Purwakarta, Karawang, dan Subang. Daerah tersebut adalah bagian hilir sejumlah sungai yang melintasi kabupaten atau kota di Jabar, antara lain Sungai Citarum, Sungai Cibeet, Sungai Cilamaya, dan Sungai Cikaranggelam.
Warga yang tinggal di daerah aliran sungai rawan terdampak banjir karena luapan sungai yang masuk permukiman. Komandan Distrik Militer 0604/Karawang Letnan Kolonel (Inf) Medi H Wibowo mengatakan, hingga kini, sebanyak 15 dari 30 kecamatan di Karawang terdampak banjir.
Wilayah itu, antara lain, Kecamatan Cikampek, Telukjambe Timur, Karawang Barat, Pangkalan, dan Rengasdengklok. Banjir merendam sedikitnya 8.539 unit rumah dengan total warga terdampak 28.329 orang.
Ada 200 personel yang diturunkan untuk membantu evakuasi warga dan lokasi pengungsian yang tersebar di beberapa titik. Medi mengimbau, agar warga tetap waspada dan tanggap terhadap perubahan cuaca, khususnya saat terjadi hujan deras yang disertai angin kencang.
Potensi banjir turut dipicu oleh banyaknya endapan dan sampah di sepanjang sungai. Beberapa tanggul juga jebol karena tak mampu menahan derasnya arus sungai. (Yasin Nasrudin)
Medi menambahkan, pantauan kondisi air di Sifon Sungai Cibeet masuk dalam kategori aman atau keadaan debit air di atas 32,5 meter dpl atau debit buangan 0–100 meter kubik per detik. Begitu pun dengan kondisi air di Sungai Citarum Peilscal Kedung Gede. Meski begitu, peningkatan air tetap harus diwaspadai karena hujan masih terus mengguyur sebagian daerah di Karawang.
Air di Situ Kamojing yang dialirkan keluar menuju Sungai Cikaranggelam, Karawang, Jawa Barat, Jumat (19/2/2020) sore.
Informasi bohong
Sejumlah hoaks terkait dengan jebolnya Bendung Walahar atau Waduk Jatiluhur juga beredar di tengah masyarakat. Perum Jasa Tirta II, pengelola Waduk Jatiluhur, menyatakan, tampungan Waduk Jatiluhur dan Bendung Walahar masih sangat aman dan kondusif. Tercatat tinggi muka air waduk berada pada elevasi yang di bawah dari elevasi normal untuk menampung air.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Yasin Nasrudin menambahkan, wilayah yang terdampak banjir berpotensi meluas. Kemarin, tercatat hanya empat kecamatan yang terdampak. Pendataan masih terus dilakukan untuk memetakan pemberian bantuan dan evakuasi warga.
Curah hujan yang tinggi di hulu sungai bisa berdampak juga pada hilir sungai karena sungai tak mampu menampung air. ”Potensi banjir turut dipicu oleh banyaknya endapan dan sampah di sepanjang sungai. Beberapa tanggul juga jebol karena tak mampu menahan derasnya arus sungai,” katanya.
Warga yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai diimbau untuk tetap waspada dengan potensi banjir yang semakin meningkat seiring dengan tingginya curah hujan. Tak hanya menerjang permukiman warga, luapan sungai juga menggenangi beberapa ruas jalan, antara lain jalan menuju Kawasan Galuh Mas dan jalan pantura Karawang-Subang.
Tim ”Rescue” Basarnas Bandung membantu evakuasi korban banjir di Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Sabtu (20/2/2021).
Di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, banjir merendam rumah warga hingga lebih dari 150 sentimeter (cm). Kepala Basarnas Bandung Deden Ridwansyah mengatakan, pihaknya mengirim sejumlah personel untuk membantu evakuasi warga di beberapa lokasi banjir Karawang, misalnya di Kecamatan Telukjambe Barat sejak siang tadi. Hingga pukul 15.00, sebanyak 84 jiwa telah dievakuasi oleh Basarnas Bandung.
Ketinggian banjir di Perumahan Bumi Mutiara Indah (PBMI), Desa Dawuan Tengah, Kecamatan Cikampek, terus meningkat. Jumat (19/2), banjir merendam perumahan ini setinggi sekitar 20-70 cm. Kini, ketinggiannya mencapai 200 cm dan merendam sedikitnya 600 rumah.
Air semakin tinggi, sekarang arusnya semakin deras. (Yusuf N)
Di PBMI, banjir dipicu oleh meluapnya Sungai Cikaranggelam yang hulunya terletak di Purwakarta, yakni Situ Kamojing. Ketua Forum Komunikasi Warga PBMI, Yusuf N (57), mengatakan, sudah lebih tiga kali banjir merendam rumah warga. Banjir kali ini berbeda dengan sebelumnya. ”Air semakin tinggi, sekarang arusnya semakin deras,” ujarnya.
Pada Januari-Februari 2020, BPBD Karawang mencatat, sebanyak 29 dari 30 kecamatan di Karawang terendam banjir akibat meluapnya sejumlah sungai. Ketinggian air berkisar 10-180 sentimeter. Ada 14.925 orang mengungsi dan 22.364 rumah terdampak banjir. Kerugian akibat banjir mencapai Rp 2,739 miliar untuk sarana pendidikan dan Rp 1,185 miliar untuk kerusakan rumah dan sarana ibadah.
KOMPAS/MELATI MEWANGI
Sejumlah warga berjalan di tengah banjir yang melanda Perumahan Bumi Mutiara Indah, Dawuan Tengah, Cikampek, Karawang, Jabar, Minggu (7/2/2021).