Jalur Pengganti Sepanjang 400 Meter Tol Cipali Mulai Dilalui Kendaraan
Pengerjaan proyek jalur pengganti di median Kilometer 122 Tol Cikopo-Palimanan, Subang, yang ambles kini telah rampung dan mulai dioperasikan pada Sabtu (20/2/2021).
Oleh
MELATI M.
·3 menit baca
SUBANG, KOMPAS— Pengerjaan proyek jalur pengganti atau detour di median Kilometer 122 Tol Cikopo-Palimanan, Subang, Jawa Barat, telah rampung dan mulai dioperasikan pada Sabtu (20/2/2021). Proses perbaikan konstruksi pada ruas jalan yang retak dan ambles ini masih berlangsung.
Ambles dan retaknya tanah di ruas Jalan Tol Cipali pada Kilometer 122, pada Selasa (9/2), berdampak pada jalur kendaraan menuju Jakarta. Sistem lawan arus atau contraflow sepanjang satu kilometer sempat diberlakukan di ruas jalan itu.
Direktur Operasi ASTRA Tol Cipali Agung Prasetyo, Sabtu (20/2/2021), mengatakan, contraflow di ruas tersebut dihentikan setelah pengerjaan jalur pengganti selesai dibangun. Pengoperasian jalur pengganti ini lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Dari awalnya 10 hari menjadi tujuh hari.
“Dengan beroperasinya jalur pengganti ini, secara resmi kami menutup contraflow sepanjang satu kilometer sehingga tidak ada lagi penyempitan baik dari arah Cirebon atau Jakarta,” ucap Agung.
Jalur pengganti ini dibangun pada median tol dan terdiri dari dua lajur. Setelah jalur itu selesai dibangun, pengelola akan fokus memperbaiki konstruksi jalan yang retak dan ambles di KM 122. Durasi pengerjaannya membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 bulan.
Dalam kunjungannya ke Tol Cipali pada Jumat (12/2), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono meminta perbaikan segera dilakukan. Kala itu, tiga tahapan perbaikan yang dilakukan mulai dari pemberlakuan sistem contraflow, pembangunan jalan darurat, dan perbaikan secara permanen jalan yang retak. Semuanya ditargetkan selesai dalam waktu 1,5 bulan.
Tahapan perbaikan yang akan dilakukan adalah pengeboran struktur shoulderpile sebagai penahan longsoran dan pengurugan area keretakan dengan material pilihan hingga badan jalan. Selanjutnya, perkerasan badan jalan dan pemasangan sistem drainase atau saluran pengairan. Tahap terakhir dilakukan pemasangan aksesoris jalan, antara lain pagar pengaman dan rambu yang bisa memantulkan cahaya.
Agung juga mengimbau pengguna jalan tetap berhati-hati berkendara di tengah cuaca ekstrem ini. Saat kondisi hujan, pengguna jalan sebaiknya mengendalikan batas maksimal kecepatan kendaraan yang sekitar 70 km per jam. Pengecekan kendaraan, khususnya tekanan ban, juga sebaiknya rutin dilakukan.
General Manager Operasi ASTRA Tol Cipali Suyitno sebelumnya menyampaikan, sekitar 70 persen kecelakaan di ruas tol disebabkan faktor kelalaian manusia. Pihaknya berupaya mencegah agar kecelakaan tidak berulang dengan memasang sarana dan prasarana di beberapa lokasi rawan sesuai rekomendasi petugas Kepolisian dan Kementerian Perhubungan.
Pihaknya juga menambah pemasangan 10 unit marka speed reducer untuk meredam kecepatan kendaraan, dari sebelumnya hanya empat unit. Tempat istirahat di Tol Cipali juga didesain sesuai ketentuan dan nyaman sehingga pengemudi bisa singgah untuk beristirahat sejenak. Adapun pemasangan papan reklame bertuliskan imbauan dan peringatan telah diperbanyak dan dipasang pada beberapa titik agar pengemudi lebih waspada.