Penanganan Banjir Kalsel Perlu Dilakukan secara Komprehensif
Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Tapin di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Diharapkan, bendungan itu membantu mengendalikan banjir. Fungsi irigasi bendungan pun diharapkan meningkatkan produktivitas pertanian
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bendungan Tapin di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan, dapat membantu mengendalikan banjir. Namun, penanganan secara komprehensif, terutama perbaikan hulu daerah aliran sungai, mendesak dilakukan.
Presiden Joko Widodo saat meresmikan Bendungan Tapin, Kamis (18/2/2021), menyampaikan, keberadaan Bendungan Tapin mengendalikan banjir. Wilayah yang terkena banjir di Kabupaten Tapin awal tahun ini sangat sedikit.
Namun, banjir yang melanda Provinsi Kalimantan Selatan awal tahun ini mencakup sekitar 10 kabupaten/kota. Karena itu, diperlukan penanganan komprehensif dari hulu sampai wilayah hilir.
”Jadi saya titip Pak Gubernur dan seluruh bupati agar merehabilitasi lahan-penghutanan kembali, penanaman kembali, terutama di area DAS, perlu segera dilakukan secara besar-besaran kalau kita tidak mau lagi kena banjir di masa datang,” kata Presiden yang hadir didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Bendungan Tapin yang dibangun sejak 2015 oleh PT Brantas Abipraya ini menghabiskan anggaran Rp 986 miliar. Kapasitas tampungnya mencapai 556,7 juta meter kubik. Karena itu, debit banjir yang dikurangi bisa sekitar 255 meter kubik per detik.
”Ini bisa mengendalikan banjir 66 persen dari debit,” kata Direktur Bendungan dan Danau Kementerian PUPR Airlangga Mardjono.
Bendungan Tapin yang dibangun sejak 2015 oleh PT Brantas Abipraya ini menghabiskan anggaran Rp 986 miliar. Kapasitas tampungnya mencapai 556,7 juta meter kubik.
Air dari bendungan juga bisa digunakan untuk irigasi dengan luasan lahan sekitar 5.472 hektar. Fungsi lainnya adalah penyedia air baku dengan kapasitas 0,50 meter kubik perdetik dan penyedia listrik yang bisa mencapai 3,3 megawatt.
Penjabat Gubernur Kalimantan Selatan Syafrizal menyampaikan rasa syukur atas adanya Bendungan Tapin. Sebelum diresmikan pun, bendungan disebutnya sudah bekerja efektif, terutama dalam menahan banjir. ”Kabupaten Tapin adalah salah satu yang efek banjirnya paling kecil,” ujarnya.
Selain itu, fungsi irigasi Bendungan Tapin juga dinilai akan meningkatkan produktivitas pertanian. Bahkan, diharapkan hasil pertanian dari Kabupaten Tapin bisa dikirim ke wilayah calon ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Pemda juga mengusulkan pembangunan jalan lintas barat dari Marabahan, Tapin, ke Tanjung perbatasan Kalimantan Timur. Jalur lintas barat ini untuk menghubungkan Banjarmasih dengan kawasan Batu Licin sampai wilayah calon ibu kota negara.
Kendati demikian, masih diperlukan bendungan lain di beberapa wilayah, seperti di wilayah Sungai Tengah, Kabupaten Banjar, dan Tanah Bumbu. Selain itu, kata Syafrizal, pemda juga mengusulkan pembangunan jalan lintas barat dari Marabahan, Tapin, ke Tanjung perbatasan Kalimantan Timur. Jalur lintas barat ini untuk menghubungkan Banjarmasih dengan kawasan Batu Licin sampai wilayan calon ibu kota negara.
Saat ini, jalan yang ada berupa jalan tunggal. Karena itu, jalan ini berisiko mengganggu jalur distribusi logistik.
Pembangunan Bendungan Tapin juga membuat banyak warga direlokasi. Beberapa warga yang hadir dalam peresmian sempat berdialog dengan Presiden Jokowi.
Warga menyampaikan tempat tinggal mereka direlokasi ke wilayah yang lebih hilir kendati tidak terlampau jauh. Ganti rugi yang diberikan untuk rumah dan lahan digunakan untuk membangun rumah baru.
”Terus terang saja Pak, rumah kami bangun sendiri. Biayanya hasil ganti rugi, ganti untung,” kata Atal Almos.
Adanya Bendungan Tapin dirasa bermanfaat. Dulu, untuk bepergian ke Rantau, ibu kota Kabupaten Tapin, warga harus berjalan kaki. Warga pun berharap ada perubahan untuk anak-anak mereka, seperti kemudahan untuk pendidikan.
Selain itu, warga juga menginginkan hidup yang semakin baik. ”Masyarakat di sini jangan hanya sebagai penonton, tapi masyarakat diberdayakan melalui desa wisata,” katanya.
Presiden Jokowi membenarkan Bendungan Tapin bisa menjadi obyek wisata. Selain meresmikan Bendungan Tapin dengan membunyikan sirene dan menandatangani prasasti, Presiden juga melepas ikan di bendungan.