Kaum Lansia Jadi Prioritas Vaksinasi Tahap Kedua di Sumsel
Kaum lanjut usia menjadi prioritas pada vaksinasi tahap kedua di Sumatera Selatan. Dari 1.149.161 warga Sumsel yang akan divaksin, 720.007 orang adalah kaum lanjut usia.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Kaum lanjut usia menjadi prioritas pada vaksinasi tahap kedua di Sumatera Selatan. Dari 1.149.161 warga Sumsel yang akan divaksin, 720.007 orang adalah kaum lanjut usia. Hal itu karena kelompok lansia adalah yang paling rentan terenggut nyawanya apabila tertular Covid-19.
Hal ini mengemuka dalam silaturahmi bersama tokoh adat dan ormas budaya di Palembang, Kamis (18/2/2021). Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Ferry Yanuar menuturkan, vaksinasi di Sumatera Selatan terus diupayakan, terutama pada mereka kaum yang rentan tertular.
Pada tahap kedua yang kemungkinan akan dimulai pada Maret 2021, sasaran vaksinasi di Sumsel mencapai 1.149.161 orang. Mereka berasal dari beragam kelompok masyarakat, antara lain pedagang pasar, petugas pariwisata, tenaga pendidik, tokoh agama, wakil rakyat, pejabat negara, aparat keamanan, dan petugas pelayan publik lainnya.
”Dari semua kelompok tersebut, kaum lansia merupakan kelompok yang paling banyak divaksinasi, yakni mencapai 720.007 orang,” katanya.
Alasannya karena kaum inilah yang paling rentan terkena dampak jika tertular Covid-19. Kondisi mereka akan semakin parah apabila juga mengidap penyakit penyerta (komorbid). ”Paling banyak korban meninggal akibat Covid-19 di Sumsel mengidap diabetes melitus,” kata Ferry.
Ferry melanjutkan, dari 737 orang yang meninggal, sekitar 50 persen merupakan kaum lansia (di atas 50 tahun), sedangkan sisanya berasal dari kelompok umur di bawahnya. ”Bahkan, dua kasus awal korban meninggal di Sumsel datang dari kaum lansia,” ujarnya.
Karena itu, Ferry berharap minat warga Sumsel divaksin meningkat agar segera tercapai kekebalan komunal. Vaksinasi secara menyeluruh sangat dibutuhkan guna menekan laju penularan Covid-19 di Sumsel yang kian hari kian cepat.
Paling banyak korban meninggal akibat Covid-19 di Sumsel mengidap diabetes melitus (Ferry Yanuar).
Penambahan per 1.000 kasus positif Covid-19 di Sumsel dari 13.000 menuju 14.000 kasus hanya butuh waktu 11 hari. Lebih cepat dibanding ketika jumlah kasus dari 12.000 menuju 13.000 kasus yang membutuhkan waktu 13 hari. ”Dengan vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan yang ketat, diharapkan dapat menangkal penularan yang semakin luas,” ujarnya.
Kekhawatiran berlebihan
Hanya saja, vaksinasi di Sumsel agak terhambat karena adanya kekhawatiran berlebihan dari masyarakat akan dampak vaksin yang akan dialami. Rasa khawatir ini muncul dari pemberitaan yang tidak benar yang bertebaran di media sosial atau di tengah masyarakat.
Misalnya, lanjut Ferry, pemberitaan tentang meninggalnya seorang tenaga kesehatan di Palembang beberapa waktu lalu. Secara tidak langsung, kabar itu membuat masyarakat enggan divaksin.
Kondisi ini berdampak juga pada belum optimalnya cakupan vaksinasi. Per Rabu (17/2/2021), dari 49.007 warga Sumsel yang bersedia divaksin, baru 32.981 orang atau 67,26 persen yang telah divaksin. Adapun sisanya masih harus tertunda karena sejumlah kendala kesehatan dan registrasi.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan Cahyo Sulitianingsih menilai, untuk mengikis kekhawatiran tersebut, ada baiknya Satgas Covid-19, menggandeng para tokoh adat atau tokoh masyarakat. ”Suara mereka akan lebih didengar oleh masyarakat dibanding mereka yang datang dari luar desa,” ucapnya.
Sosialisasi yang masif diharapkan akan berdampak pada meningkatnya minat vaksinasi di masyarakat. Jika ini sudah berjalan efektif, nantinya akan terbentuk sanksi sosial bagi mereka yang tidak menjalankan vaksinasi. ”Sanksi sosial akan lebih berat dibanding sanksi hukum tertulis,” ucapnya.
Ahli Mikrobiologi dari Universitas Sriwijaya, Yuwono, menilai, upaya persuasif akan lebih efektif untuk meningkatkan minat vaksinasi dibanding sanksi administrasi. Caranya dengan menjelaskan secara terperinci mengenai manfaat vaksinasi secara berkelanjutan.
Menurut dia, vaksinasi sangat penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh. ”Mereka yang telah divaksinasi akan melindungi orang lain yang tidak bisa divaksin,” katanya.
Wakil Gubenur Sumatera Selatan Mawardi Yahya menargetkan cakupan vaksinasi di Sumsel bisa mencapai 70 persen. Hal itu untuk memenuhi syarat kekebalan komunal. Hal ini penting agar kondisi ekonomi di Sumsel kembali pulih.