Pemprov Papua Siapkan Bantuan Logistik bagi Warga Intan Jaya
Akibat konflik, warga masih mengungsi ke kompleks pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai, Kabupaten Intan Jaya. Mereka membutuhkan bantuan makanan dan sejumlah kebutuhan pokok lainnya.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Papua menyiapkan bantuan bagi warga di Kabupaten Intan Jaya yang meninggalkan rumah akibat gangguan keamanan beberapa hari terakhir. Bantuan difokuskan untuk kebutuhan pokok dan pakaian.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Welliam Manderi saat ditemui dari Jayapura, Rabu (17/2/2021), mengatakan, terkait pengiriman bantuan tersebut, pihaknya tengah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Intan Jaya. Tujuannya untuk mengetahui kondisi terkini warga yang meninggalkan rumahnya akibat gangguan keamanan di sana.
”Kami akan mendata jumlah warga yang berada di lokasi pengungsian. Kami akan bersinergi dengan Dinas Sosial Provinsi Papua untuk penanganan masalah tersebut,” kata Welliam.
Administrator Keuskupan Timika Marthen Kuayo memaparkan, masih terdapat 250 warga yang mengamankan diri di kompleks pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai di Distrik Sugapa, ibu kota Intan Jaya. Keuskupan Timika telah membuka posko bantuan bagi warga Intan Jaya di Nabire dan Timika sejak beberapa hari terakhir.
Ia memaparkan, warga yang mengungsi berasal dari Kampung Mamba. Mereka merasa ketakutan dengan kontak tembak antara TNI dan kelompok kriminal bersenjata yang terjadi dekat permukiman.
Sebelumnya, ada sekitar 600 warga mengamankan diri di kompleks pastoran Gereja Santo Mikael sejak Selasa (9/2/2021). Mereka berlindung di kompleks pastoran setelah insiden penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata terhadap seorang pedagang di Distrik Sugapa bernama Ramli pada Senin (8/2/2021). Ramli terluka berat akibat terkena tembakan di pipi yang tembus hingga punggungnya.
”Sebanyak 600 warga yang sebelumnya mengungsi ke kompleks pastoran telah kembali ke rumahnya. Saat ini, hanya warga dari Mamba yang masih bertahan. Mereka sangat membutuhkan bantuan makanan,” papar Marthen.
Ia menambahkan, Keuskupan Timika kesulitan untuk menghubungi pastor dan masyarakat di Intan Jaya via telepon seluler selama dua hari terakhir. Hal senada diungkapkan Ketua Komisi Informasi Provinsi Papua Wilhelmus Pigai. Ia mengaku kesulitan menghubungi pihak gereja di Intan Jaya untuk mendapatkan informasi terkini tentang kondisi warga.
”Masalah ini menyebabkan warga tidak bisa mengetahui kondisi kerabatnya yang bermukim di Intan Jaya. Kami berharap akses informasi ke daerah ini tidak tertutup,” harap Wilhelmus.
Kapolres Intan Jaya Ajun Komisaris Besar I Wayan G Antara mengaku, warga mengungsi karena aksi kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang tidak hanya mengincar aparat keamanan, tetapi juga penduduk sipil. KKB sudah menempatkan anggotanya hingga di Sugapa, ibu kota Intan Jaya.
Pihak kepolisian sudah menetapkan status keamanan siaga satu akibat teror KKB yang tiada henti sejak beberapa pekan terakhir. Mereka pun meminta warga tidak lagi beraktivitas sejak pukul 17.00 WIT.
”Kami telah memberikan bantuan makanan dan kebutuhan pokok lain bagi warga yang mengamankan diri di kompleks pastoran. Hingga saat ini, kami terus mendata warga yang berlindung di gereja,” tutur Wayan.
Total sudah terjadi tujuh kali aksi kekerasan oleh KKB di Intan Jaya sejak awal Januari. Pertama, anggota KKB membakar sebuah pesawat perintis PK-MAX ketika mendarat di Lapangan Terbang Kampung Pagamba Distrik Mbiandoga, Intan Jaya.
Aksi kedua adalah penembakan Prajurit Dua Agus Kurniawan hingga gugur di daerah Titigi, Kabupaten Intan Jaya pada 10 Januari 2021. Aksi ketiga, penembakan Prajurit Satu Roy Vebrianto dan Prajurit Satu Agus Hamdani hingga gugur pada 22 Januari 2021.
Aksi KKB yang keempat adalah penembakan seorang warga bernama Boni Bagau hingga tewas di Kampung Agapa, Intan Jaya, Sabtu (30/1/2021). Kelima, aksi penembakan yang menyebabkan Ramli di daerah Bilogai, Distrik Sugapa, terluka pada Senin (8/2/2021).
Adapun aksi keenam adalah penembakan di Kampung Mamba yang menyebabkan Praka Hendra Sipayung terluka pada Jumat (12/2/2021). Terakhir, penembakan yang menyebabkan Prada Ginanjar gugur pada Senin (15/2/2021) kemarin.