Pegang Uang Miliaran, Ratusan Warga Sumbergeneng Tuban Beli 3-4 Mobil Sekaligus
Ratusan warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, Jatim, yang mayoritas petani mendadak memiliki uang miliaran rupiah setelah menerima pembayaran pembebasan lahan proyek kilang minyak. Sebagian membeli 3-4 mobil.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Warga melihat video viral mobil baru tiba di Desa Sumbergeneng, Tuban, Rabu (17/2/2021).
TUBAN, KOMPAS — Ratusan warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang mayoritas petani mendadak memiliki uang dengan nilai miliaran rupiah setelah menerima pembayaran pembebasan lahan proyek kilang minyak grass root refinery (GRR) yang ditargetkan beroperasi 2026. Sebagian uang dibelikan 3-4 mobil sekaligus.
Salah satu warga Sumbergeneng, Siti Nurul Hidayatin, mengatakan, keluarganya menerima pembayaran lahan Rp 18 miliar dari tanah seluas 2,7 hektar yang sebelumnya merupakan lahan pertanian dengan komoditas utama tanaman jagung.
”Uang itu kemudian dibelikan tanah baru di lokasi lain, diinvestasikan dalam bentuk produk perbankan dan pasar saham dan rencana akan dipakai sebagai modal usaha baru,” ujar Nurul, Rabu (17/2/2021).
Nurul merupakan pengajar di taman kanak-kanak, sedangkan suaminya berwirausaha penggilingan padi. Namun, lahan tempatnya berwirausaha juga masuk dalam penetapan lokasi yang dibebaskan. Rencananya, mereka ingin membuka usaha konfeksi dan berternak ayam petelur.
Sebagian dari uang pembayaran lahan yang dibebaskan itu juga digunakan untuk membeli mobil. Nurul membeli empat mobil sekaligus, yakni Toyota Innova, Honda HRV, Daihatsu Grandmax, dan Mitsubishi L300. Mobil HRV digunakan untuk mobilitas Nurul setiap hari, sedangkan Innova untuk kebutuhan keluarga besar apabila ada keperluan melakukan perjalanan jauh.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12/2019). Dengan menguasai saham 51 persen, Pertamina akan mengembangkan kawasan kilang TPPI menjadi komplek petrokimia yang terintegerasi menghasilkan produk-produk aromatik dan olefin. Saat ini Industri petrokimia di Indonesia mempunyai nilai peluang hingga Rp 50 triliun pertahun.Kompas/Bahana Patria Gupta (BAH)
Mitsubishi L300 dipakai oleh suaminya untuk kegiatan usaha produktif. Grandmax digunakan untuk mendukung usaha yang akan dirintis. Empat mobil yang dibeli sekaligus itu dalam kondisi baru dan bukan mobil bekas.
Nurul mengaku bersyukur meskipun dia sebenarnya lebih memilih tanahnya tidak masuk penetapan lokasi pembangunan kilang. Apalagi, dia khawatir rumah yang saat ditempati dan juga kampungnya akan turut digusur apabila nantinya proyek tersebut memerlukan perluasan lahan.
”Dengan adanya ganti rugi ini, harapannya bisa berkah. Membuat hal yang sebelumnya belum dimiliki seperti mobil baru bisa terwujud. Bersyukur lagi masih bisa membeli lahan baru,” kata Nurul.
Kepala Desa Sumurgeneng Gianto mengatakan, ada 225 hektar lahan di desanya yang masuk dalam penetapan lokasi untuk dibebaskan. Lahan itu dimiliki oleh 200 orang. Warga menerima pembayaran pembebasan lahan dengan nilai paling sedikit Rp 36 juta dan terbanyak Rp 26 miliar per orang.
Uang itu kemudian dibelikan tanah baru di lokasi lain, diinvestasikan dalam bentuk produk perbankan dan pasar saham, dan rencana akan dipakai sebagai modal usaha baru. (Nurul Hidayatin)
Uang itulah yang kemudian digunakan untuk membeli mobil, membeli lahan baru, membeli produk perbankan seperti deposito hingga membeli produk investasi seperti reksadana. Satu rumah rata-rata membeli tiga hingga empat mobil baru sekaligus. Sebelumnya, mayoritas penerima ganti rugi ini tidak memiliki mobil.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Bus yang ditumpangi Presiden Joko Widodo mengelilingi area Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12/2019). Dengan menguasai saham 51 persen, Pertamina akan mengembangkan kawasan kilang TPPI menjadi kompleks petrokimia yang terintegerasi menghasilkan produk-produk aromatik dan olefin. Saat ini, industri petrokimia di Indonesia mempunyai nilai peluang hingga Rp 50 triliun per tahun.
”Hingga saat ini, ada 176 orang yang membeli mobil baru, sebagian kendaraan itu sudah datang sebagian lagi masih dipesan. Total lebih dari 200 unit karena banyak yang beli empat kendaraan sekaligus,” kata Gianto.
Alasan warga rata-rata membeli 3-4 mobil baru sekaligus itu, tidak semata untuk konsumtif. Sebanyak dua mobil untuk kepentingan pribadi, satu mobil untuk kepentingan keluarga, dan satu lagi berupa mobil niaga untuk keperluan usaha. Mobil niaga itu beragam contohnya truk, sesuai jenis usaha yang mau dibangun.
Penduduk desa mayoritas petani lahan kering dengan tanaman utama jagung. Hanya sebagian kecil masyarakat yang membuka usaha atau bekerja sebagai karyawan di kantor pemerintah maupun swasta. Bagi warga, adanya pembayaran lahan ini merupakan berkah tersendiri yang dapat mengangkat taraf kesejahteraan mereka.
Harapannya, warga bijak dalam mengelola dana yang nilainya besar agar tidak digunakan untuk kebutuhan konsumtif melainkan dibelanjakan untuk keperluan produktif. Gianto mengatakan proses pembebasan lahan terbilang singkat karena hanya memerlukan waktu setahun. Nilai ganti rugi menjadi salah satu daya tariknya.
Harga tanah yang ditetapkan nilainya variatif ada yang Rp 500.000 per meter hingga Rp 800.000 per meter. Nilai tanah itu disesuaikan dengan lokasinya. Tanah yang lokasinya strategis, seperti berada di tepi jalan utama, nilainya paling tinggi.
Kompas
Pekerja di area Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12/2019). Dengan menguasai saham 51 persen, Pertamina akan mengembangkan kawasan kilang TPPI menjadi kompleks petrokimia yang terintegerasi menghasilkan produk-produk aromatik dan olefin. Saat ini, industri petrokimia di Indonesia mempunyai nilai peluang hingga Rp 50 triliun per tahun.
Pembebasan lahan kilang minyak GRR tahap satu telah rampung 529 bidang tanah dari kebutuhan 841 hektar. Lahan yang dibebaskan itu tersebar di Desa Sumurgeneng, Wadung, dan Kaliuntu Kecamatan Jenu. Adapun status kepemilikan lahan itu berada di tangan 440 orang.
Di atas lahan yang telah dibebaskan ini, rencana dibangun kilang minyak grass root refinery (GRR) yang ditargetkan beroperasi 2026. Pembangunan kilang melibatkan Pertamina dan Rosneft asal Rusia. PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) menandatangi perjanjian kontrak dengan Spanish Tecnicas Reunidas SA (TRSA) di Moskwa, Rusia, pada 28 Oktober 2019.
Penandatangan dilakukan oleh Kadek Ambara Jaya selaku Project Coordinator NGRR Tuban dari Pertamina, Finance Director PT PRPP dari Rosneft Pavel Vagero dan Direktur Jenderal TRSA Miquel Paradinas. Penandatangan ini sebagai kelanjutan kerja sama antara Pertamina dan Rosneft dalam proyek pembangunan dan pengoperasian kilang minyak baru yang terintegrasi dengan kompleks petrokimia (NGRR and Petrochemical) di Tuban.
PRPP merupakan usaha patungan antara Pertamina dan Risneft dengan kepemilikan saham Pertamina 55 persen dan Rosneft sebesar 45 persen. Perjanjian kontrak dititikberatkan pada pelaksanaan Basic Engineering Design (BED) dan Front-End Engineering Design (FEED) proyek tersebut.
Kilang dengan kapasitas produksi 300.000 barel per hari ini akan memproduksi bahan bakar minyak berkualitas Euro V untuk memperkuat kemandirian energi dan meningkatkan ketahanan energi nasional. Proyek yang ditargetkan rampung 2025 ini merupakan salah satu proyek strategis nasional dan prioritas nasional Pemerintah Indonesia.
Sementara itu, Kadek Ambara Jaya belum bersedia memberikan pernyataan. Dia beralasan sudah ada pernyataan resmi dari institusi terkait.