Banjir Sidoarjo Kian Parah, Tempat Pengungsian Disiapkan
Banjir di Sidoarjo semakin parah dan terus meluas, Rabu (17/2/2021). Sedikitnya 11 lokasi mulai jalan raya hingga permukiman terendam setinggi 50 sentimeter hingga 1 meter. Sejumlah tempat pengungsian disiapkan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Banjir di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang telah berlangsung tiga hari, semakin parah dan terus meluas, Rabu (17/2/2021). Sedikitnya 11 lokasi mulai dari jalan raya hingga permukiman warga terendam banjir setinggi 50-100 sentimeter (cm). Sejumlah tempat pengungsian disiapkan untuk menampung pengungsi, terutama warga lanjut usia dan anak-anak.
Sejumlah kawasan yang terendam banjir parah, antara lain, jalan nasional raya Porong, kawasan perumahan Bumi Citra Fajar, Kelurahan Pucanganom, Desa Balongdowo, dan Kelurahan Gebang. Kawasan sekitar alun-alun, termasuk Pendopo Delta Wibawa, Kelurahan Magersari, dan Kelurahan Pagerwojo juga tergenang.
Di jalan nasional raya Porong, banjir yang sempat surut Selasa siang, kini semakin tinggi. Ketinggian genangan 1 meter dengan panjang genangan sekitar 1 kilometer. Sebelumnya, genangan setinggi sekitar 50 cm sepanjang 500 meter.
Akibat banjir yang semakin meluas, jalan kembali ditutup total dari dua arah, yakni Sidoarjo dan Pasuruan, karena membahayakan pengendara. Lalu lintas kendaraan dialihkan memutar melalui ruas jalan arteri Porong. Pasalnya, jalan alternatif melalui Desa Gedang juga terendam banjir.
Pengalihan arus menyebabkan volume kendaraan di jalan arteri Porong meningkat tajam dan memicu kemacetan. Hal itu mendorong pengendara motor lebih memilih melintasi tanggul semburan lumpur yang berbahaya karena becek, licin, rawan ambles, dan curam.
Banjir di Sidoarjo terjadi sejak Minggu (14/2/2021) dan kondisinya semakin parah karena setiap hari hujan mengguyur pada sore hingga malam hari. Banyak kawasan yang sebelumnya tak pernah banjir, kini mengalami genangan tinggi. Salah satunya di Perumahan Buana Desa Bluru Kidul, Kecamatan Sidoarjo. ”Semalam sebagian warga mengungsi swadaya di masjid karena ketinggian air mencapai 50 cm,” ujar Dinar (36) warga Bluru Kidul.
Kondisi serupa terjadi di Perumahan Citraloka, Desa Rangkah Kidul, yang sebelumnya tidak banjir, kini tergenang banjir air hingga hampir 1 meter. Khawatir air semakin meninggi, masyarakat di perumahan tersebut meminta bantuan BPBD Sidoarjo untuk menyiagakan peralatan evakuasi, seperti perahu karet dan lokasi pengungsian di luar kawasan perumahan.
Kepala Desa Rangkah Kidul Warlheyono mengatakan, hampir 90 persen kawasan permukiman di desanya terendam banjir. Pihaknya menyiapkan lokasi penampungan sementara di lapangan dan kantor desa. Dinas PUBMSDA Sidoarjo sudah memompa air dan membuangnya ke Sungai Bluru, tetapi kini kondisi sungai sudah penuh.
Penjabat Bupati Sidoarjo Hudiyono mengatakan, berdasarkan informasi cuaca dari BMKG Juanda, hujan dengan intensitas lebih tinggi masih akan terjadi di wilayah tersebut. Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya menyiapkan sejumlah lokasi pengungsian di sekitar daerah yang terendam banjir.
”Lokasi pengungsian disiapkan di kantor desa masing-masing dan sejumlah fasilitas umum milik pemda. Seperti di Desa Rangkah Kidul, lokasi pengungsian korban banjir disiapkan di rumah susun sewa milik pemda,” kata Hudiyono.
Berdasarkan informasi cuaca dari BMKG Juanda, hujan dengan intensitas lebih tinggi masih akan terjadi di wilayah tersebut.
Hudiyono mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan camat dan kepala desa yang daerahnya terdampak bencana banjir agar menyiapkan lokasi pengungsian bagi masyarakat. Selain kemudahan akses, lokasi pengungsian juga mesti mempertimbangkan kelayakan tempat mengingat saat ini masih masa pandemi Covid-19.
Selain menyiapkan lokasi pengungsian, pemda juga terus mengoptimalkan kinerja 30 unit mesin pompa yang telah disebar di lokasi banjir. Khusus di jalan raya Porong, dikerahkan mesin pompa milik Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS). Namun, saat ini kondisi kolam penampungan juga hampir penuh.
Kepala BPBD Sidoarjo Dwijo Prawito meminta masyarakat terus waspada karena bencana banjir yang lebih parah masih berpotensi terjadi. Pihaknya telah menyebar tim siaga bencana di permukiman warga yang terendam banjir. Selain itu, sudah disiapkan perahu karet untuk evakuasi jika genangan semakin meninggi.
Banjir di Sidoarjo disebabkan hujan deras yang mengguyur setiap sore hingga malam selama beberapa hari terakhir. Selain itu mayoritas sungai dalam kondisi penuh karena air kiriman dari hulu. Pada saat bersamaan terjadi pasang air laut yang menghambat laju aliran air sungai menuju muara.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto mengatakan, hujan berintensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang diperkirakan melanda 31 kabupaten dan kota di Jatim pada Rabu siang hingga sore. Daerah itu, antara lain, Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto, Lamongan, Nganjuk, Bojonegoro, Tuban, dan Ngawi. ”Daerah-daerah tersebut diharapkan waspada karena memiliki potensi banjir,” ucap Teguh.
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat juga berpotensi terjadi pada malam hingga dini hari di wilayah Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, dan Sumenep. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat itu diprediksi berlangsung selama tiga hari atau hingga Jumat (19/2/2021).