Sejumlah Kawasan di Sidoarjo Dikepung Genangan Banjir
Hujan deras menyebabkan saluran drainase dan sungai tak mampu menampung air sehingga meluber di jalan-jalan dan permukiman di Kabupaten Sidoarjo. Kondisi itu diperparah dengan tidak berfungsinya sebagian mesin pompa.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan saluran drainase dan sungai tak mampu menampung air sehingga meluber di jalan-jalan serta permukiman di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (16/2/2021). Kondisi itu diperparah dengan tidak berfungsinya sebagian mesin pompa milik pemerintah daerah.
Kawasan yang tergenang banjir, antara lain, Jalan Raya Porong, Raya Juanda, Raya Sidokare, Perumahan Bumi Citra Fajar, permukiman Desa Sepande, Desa Gelam, Desa Bligo, dan Desa Kemiri. Tiga desa di Kecamatan Tanggulangin juga kembali terendam banjir. Kondisi terparah terjadi di perumahan Bumi Citra Fajar di Desa Bluru.
Hingga sore, ratusan rumah warga di perumahan tersebut masih tergenang banjir dengan ketinggian hingga 40 sentimeter (cm). Padahal, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah mengerahkan empat mesin pompa untuk menyedot air. Kondisi serupa terjadi di Kelurahan Gebang dan Desa Sidokare, Kecamatan Sidoarjo.
”Di sini banjir sejak Minggu (14/2/2021) dan air tidak sempat surut karena hujan mengguyur setiap sore hingga malam. Selain menggenangi rumah, akses keluar dan masuk juga tak bisa dilewati karena airnya setinggi 70 sentimeter (cm),” ujar Septi Ayu (36), warga Kelurahan Gebang.
Sementara itu, banjir yang menggenangi Jalan Raya Porong sebanyak dua lajur jalan dengan ketinggian air mencapai 50 cm berangsur surut. Aktivitas lalu lintas yang lumpuh karena kendaraan tidak bisa melintas mulai bergeliat. Sejumlah pengendara motor tak lagi mengalihkan rutenya dengan menaiki tanggul kolam penampungan lumpur Lapindo.
”Jalan Raya Porong ditutup untuk lalu lintas kendaraan roda dua dan roda empat dari arah Sidoarjo serta sebaliknya arah Pasuruan sejak Senin malam. Meski genangan surut, pengendara disarankan tetap berhati-hati dan waspada,” kata Kepala Unit Turjawali Polresta Sidoarjo Iptu Abdul Cholil.
Banjir di Jalan Raya Porong merupakan peristiwa yang berulang setiap tahun, bahkan setiap musim hujan. Catatan Kompas, banjir lebih parah terjadi pada 18 Januari lalu karena genangan bertahan selama dua hari. Adapun penyebabnya, Sungai Ketapang meluber karena tak mampu menampung volume air yang meningkat saat hujan turun deras.
Penjabat Bupati Sidoarjo Hudiyono mengatakan, banjir di wilayahnya disebabkan oleh curah hujan tinggi bersamaan dengan terjadinya pasang air laut sehingga mayoritas sungai kondisinya penuh. Air akhirnya meluap ke permukiman warga dan sejumlah jalan utama. Genangan dilaporkan terjadi di sebagian besar wilayah Sidoarjo.
”Untuk mengatasi banjir, pemkab sudah mengerahkan 30 mesin pompa penyedot air dengan kapasitas 500 liter per detik. Namun, harus diakui, banyak mesin pompa yang rusak karena sudah tua dan kurangnya pemeliharaan,” ujar Hudiyono.
Sebagai gambaran, untuk mengatasi banjir di Perumahan Bumi Citra Fajar, pemda mengerahkan empat mesin pompa. Namun, setelah dicek, dua mesin pompa tidak berfungsi karena rusak. Di Desa Sidokare juga dikerahkan empat mesin pompa, tetapi satu unit di antaranya dalam kondisi rusak.
Optimalisasi mesin pompa untuk menyedot genangan banjir juga terkendala kondisi sungai yang penuh. Pemompaan baru bisa dilakukan setelah permukaan air sungai turun. Di sisi lain, permukaan air sungai sulit turun karena aliran ke muara terhambat pasang air laut.
Kepala BPBD Sidoarjo Dwijo Prawito mengatakan, berdasarkan data BMKG Juanda, curah hujan selama Febuari berada di kisaran 301-500 mm atau masuk kategori sedang. Meski demikian, ada sejumlah wilayah yang hujannya di atas normal, seperti Kecamatan Krian, Wonoayu, Tulangan, Balongbendo, Krembung, Prambon, dan Tarik.
”Potensi terjadinya bencana yang diakibatkan oleh curah hujan tinggi telah disosialisasikan kepada masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan agar mereka bisa bersiap evakuasi,” ucap Dwijo.
BPBD Sidoarjo telah menyebar tim siaga bencana untuk melakukan pemantauan di sejumlah titik rawan bencana banjir. Hal itu untuk mengantisipasi jika kondisi bencana semakin parah, mengingat hujan masih berpotensi mengguyur Sidoarjo. Kehadiran tim siaga bencana ini juga untuk memudahkan koordinasi jika masyarakat memerlukan evakuasi.
BMKG telah mengingatkan, Januari dan Februari merupakan puncak musim hujan sehingga potensi terjadi curah hujan tinggi harus diwaspadai. Berdasarkan data BPBD Sidoarjo, kejadian banjir selama Januari tersebar di Desa Kedungbanteng, Banjarasri, Kalitengah, Banjarpanji, Gempolsari, Semambung, Tropodo, Berbek, Wadungasri, dan Kepuhkiriman.
Selain itu, banjir juga terjadi di Kepuh Permai dan Raya Juanda Kecamatan Sedati. Adapun di Kecamatan Porong, banjir terjadi di Desa Pesawahan, Wunut, Candipari, Siring, Pamotan, Kedungsolo, dan Jalan Raya Porong.