Pencarian 10 Warga di Nganjuk Berlanjut, Cuaca Diharapkan Mendukung
Tim terpadu melanjutkan pencarian dan pertolongan terhadap 10 warga yang masih tertimbun tanah longsor di Selopuro, Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (16/2/2021). Tim terpadu berharap dapat menemukan semua korban.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
NGANJUK, KOMPAS — Tim terpadu melanjutkan pencarian dan pertolongan terhadap 10 warga yang masih tertimbun tanah longsor di Selopuro, Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (16/2/2021). Tanah longsor dari tebing yang runtuh pada Minggu (14/2/2021) juga mengakibatkan 9 orang meninggal, 17 terluka, dan 156 orang mengungsi.
Untuk pencarian dan pertolongan (dulu disebut SAR atau search and rescue), tim terpadu mengerahkan lima alat berat jenis backhoe loader dan ekskavator. Alat berat telah ada di lokasi sejak Senin atau kemarin pagi hingga tim terpadu berhasil menemukan dan mengevakuasi enam korban dalam kondisi meninggal.
Sebanyak lima korban berhasil ditemukan dan dievakuasi pada Minggu malam setelah longsor merusak 15 rumah di RT 001 RW 006 Dusun Selopuro itu. Sebanyak 3 orang dari 5 korban yang dievakuasi pada Minggu malam dalam kondisi meninggal. Kesembilan korban yang meninggal akan dikebumikan pada Selasa ini di taman pemakaman umum Desa Ngetos.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Surabaya Hari Adi Purnomo mengatakan, cukup yakin tim terpadu akan menemukan warga yang masih tertimbun dalam operasi pada Selasa ini.
”Harapan tim tentu menemukan semua korban,” kata Hari.
Sebanyak lima alat berat yang dikerahkan akan dioperasikan untuk pencarian dan pertolongan di lokasi yang dibagi dalam tiga sektor. Selama operasi, tim terpadu juga terus dipantau agar tetap disiplin protokol kesehatan mengingat saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19 akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2).
Selain itu, selama operasi, tim harus waspada dengan potensi longsor susulan. Kelancaran operasi juga bergantung pada cuaca. Di lokasi, Selasa ini, cuaca sedang gerimis. Tim berharap kondisi cuaca tidak memburuk menjadi hujan lebat yang dapat memaksa penundaan operasi pencarian dan pertolongan.
Komandan Komando Distrik Militer 0810/Nganjuk Letnan Kolonel (Inf) Georgius Luky Ariesta menyatakan akan kembali meminta masyarakat dan semua golongan membantu kelancaran operasi pencarian dan pertolongan.
”Saya berharap yang tidak berkepentingan dengan operasi SAR agar tidak datang apalagi mendekati lokasi bencana,” kata Ariesta.
Situasi sepanjang Senin memperlihatkan kemacetan dan keruwetan di Jalan Raya Ngetos sekitar kawasan Kantor Kecamatan Ngetos. Mobil, truk, ambulans, dan sepeda motor parkir di tepi jalan yang hanya bisa dilalui dua lajur. Kondisi ini menyulitkan kendaraan untuk melintas apalagi bermanuver. Bencana menarik perhatian kalangan masyarakat yang ternyata ke lokasI sekadar ingin melihat sehingga tambah merepotkan evakuasi.
Pelaksana hHarian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk Nafhan Tohawi mengatakan, tim juga masih mengoperasikan dapur umum untuk 156 orang yang mengungsi ke rumah Kepala Desa Ngetos dan kerabat atau tetangga. Dalam pengungsian, warga terdampak dipantau kesehatannya sekaligus diingatkan agar menjaga kesehatan dan disiplin protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.
Nafhan melanjutkan, operasi pencarian dan pertolongan menurut rencana dilaksanakan sampai dua pekan. Skala operasi, termasuk penggunaan alat berat, bergantung pada situasi dan perkembangan hasil pencarian dan pertolongan.