Olly-Steven Diharapkan Lebih Efektif Atasi Covid-19 di Periode Kedua
Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Steven Kandouw disambut harapan akan penanganan dampak Covid-19 yang lebih baik.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
TOMOHON, KOMPAS — Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Steven Kandouw disambut harapan akan penanganan dampak Covid-19 yang lebih baik. Beberapa tugas lain, seperti pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Likupang dan pelestarian Danau Tondano, juga menanti.
Olly dan Steven dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin (15/2/2021), bersamaan dengan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang dan Yansen TP. Mereka akan memimpin daerah masing-masing hingga 2024, bertepatan dengan pengadaan pemilu serentak.
Di Sulut, pelantikan tersebut disambut dengan harapan penanganan pandemi yang lebih efektif. Ketua Ikatan Dokter Indonesia Manado Ventje Kawengian menilai, selama ini upaya yang dilakukan Pemprov Sulut dan Pemkot Manado belum efektif karena terbukti kasus di Sulut tak kunjung menurun.
Hingga Minggu (14/2/2021), Sulut telah mengakumulasi 14.504 kasus Covid-19. Selama Januari 2021 saja, ada 3.776 kasus baru yang teridentifikasi, naik dari 2.766 sebulan sebelumnya. Hingga kini, sedikitnya 498 telah meninggal akibat penyakit tersebut.
”Angka pertambahan kasus tetap tinggi. Manado juga terus berstatus zona merah (risiko penularan tinggi). Jadi, di periode kedua, ODSK (Olly dan Steven) harus terus mengimbau dan menyadarkan masyarakat (soal protokol kesehatan). Tidak ada gunanya kalau sekelompok masyarakat taat, tetapi yang lain tidak,” kata Ventje ketika dihubungi dari Tomohon.
Saat ini Pemprov Sulut berupaya memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat seperti di tujuh provinsi di Jawa dan Bali. Tindakan serupa, bahkan karantina wilayah berskala kecil, penting dilakukan. Namun, yang lebih penting adalah meningkatkan pemahaman masyarakat karena pembatasan selama ini tak efektif.
Mengebut vaksinasi, kata Ventje, justru akan lebih ampuh untuk memutus rantai penularan. Pemerintahan Olly dan Steven pun bertugas memastikan pasokan vaksin bagi Sulut cukup dan tiba tepat waktu. Karena itu, vaksinasi bagi tenaga kesehatan perlu dikebut, sedangkan pendataan pekerja di sektor layanan publik, mulai dari TNI dan Polri hingga pedagang pasar, harus disegerakan.
Hingga Minggu malam, 80 persen dari 21.728 penerima vaksin sudah menerima suntikan pertama atau sekitar 17.442 orang. Baru 4.003 orang (18,5 persen) yang sudah menerima dosis kedua.
Di sisi lain, Olly dan Steven diharapkan dapat mengembalikan grafik pertumbuhan ekonomi Sulut ke atas dari minus 0,99 persen selama 2020. Pariwisata yang saat ini jadi sektor unggulan pun diharapkan bisa kembali berjaya.
Selama 2019, tercatat 2,2 juta penumpang pesawat di Sulut, tetapi menurun menjadi 938.528 penumpang saja pada 2020 akibat pandemi. Namun, Guru Besar Bidang Ilmu Kepariwisataan Politeknik Negeri Manado Bet Lagarense mengatakan, pandemi membuka peluang bagi mengembangkan wisata skala kecil bagi pelancong domestik yang jumlahnya jutaan dibandingkan dengan 129.587 wisatawan mancanegara selama 2019.
Covid-19 ini juga membuka peluang di masa depan karena alam kita diberi kesempatan pulih.
”Asalkan produk yang ditawarkan bagus, kemampuan turis lokal untuk membayar itu cukul besar. Covid-19 ini juga membuka peluang di masa depan karena alam kita diberi kesempatan pulih. Namun, harus dipastikan fasilitas lain, seperti toilet bersih dan listrik tidak mati,” kata Bet.
Bet menambahkan, Olly dan Steven harus mengebut penyelesaian pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang di lahan seluas 197,4 hektar dengan nilai investasi Rp 7,1 triliun itu. Destinasi superprioritas di Minahasa Utara tersebut direncanakan memiliki 7.430 kamar hotel dan resor serta 1.313 vila.
”Gubernur harus membuatnya sesuai keinginan Presiden. Namun, yang juga penting adalah SDM-nya (sumber daya manusia), apakah sudah bisa dijamin cukup dan kompeten? Masyarakat setempat juga harus diedukasi untuk mengembangkan pariwisata,” katanya.
Danau Tondano
Pekerjaan rumah lain, seperti pelestarian Danau Tondano, juga menanti Olly dan Steven. Tahun lalu, eceng gondok tumbuh di area seluas 315,25 hektar dari total 4.278 hektar luas danau. Pada Februari 2020, Pemprov Sulut menggelontorkan Rp 20 miliar untuk menyelesaikan permasalahan eceng gondok dan pendangkalan danau tersebut.
Namun, hingga kini, permasalahan tak kunjung tuntas. Padahal, sektor perikanan air tawar hingga kelistrikan bergantung pada Danau Tondano. Ada sekitar 26.000 pelanggan listrik di Sulut yang bergantung pada listrik yang dihasilkan tiga pembangkit tenaga listrik di Daerah Aliran Sungai Tondano.
Manajer PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Minahasa Andreas Arthur Napitupulu mengatakan, pihaknya kini tengah berupaya mengatasi masalah tersebut hingga ke hulu agar volume yang masuk ke PLTA Tonsea Lama, Tanggari I, dan Tanggari II tidak menipis. ”Diperlukan kerja bersama dengan berbagai sektor,” katanya.