Dampak Pandemi Covid-19, Jumlah Penduduk Miskin di Bali Bertambah
Jumlah penduduk miskin di Bali bertambah. Penambahan jumlah penduduk miskin di Bali dipengaruhi imbas dari dampak pandemi penyakit akibat virus korona baru (Covid-19).
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Jumlah penduduk miskin di Bali bertambah. Hingga September 2020, penduduk miskin di Bali tercatat mencapai 196.920 orang atau bertambah sekitar 31.730 jiwa dibandingkan dengan pencatatan pada Maret 2020. Penambahan jumlah penduduk miskin di Bali dipengaruhi imbas dari dampak pandemi penyakit akibat virus korona baru (Covid-19).
Dalam siaran Berita Resmi Statistik tentang profil kemiskinan yang diumumkan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, Senin (15/2/2021), persentase penduduk miskin di Bali pada September 2020 bertambah 0,67 poin dibandingkan dengan periode Maret 2020.
Sementara definisi penduduk miskin menurut BPS adalah penduduk dengan pengeluaran per kapita di bawah atau lebih rendah dari besaran garis kemiskinan. Pada kondisi September 2020, garis kemiskinan di Provinsi Bali Rp 438.167 per kapita per bulan.
Besaran garis kemiskinan itu bertambah sekitar 1,94 persen dibandingkan dengan garis kemiskinan pada Maret 2020 sebesar Rp 429.834 per kapita per bulan.
Kami belum mendapat informasi apakah tahun 2021 ini akan dikeluarkan lagi bantuan sosial serupa bagi pekerja yang terdampak pandemi Covid-19. (Ngurah Ardha)
Dalam pemaparan Berita Resmi Statistik tentang profil kemiskinan di Bali periode September 2020 yang disiarkan secara dalam jaringan (daring), Senin (15/2/2021), Kepala BPS Provinsi Bali Hanif Yahya menyebutkan, dampak pandemi Covid-19 berimbas terhadap bertambahnya penduduk miskin di Bali, selain beberapa faktor lain.
Sementara faktor lain yang turut memengaruhi penambahan jumlah penduduk miskin di Bali pada pencatatan September 2020, di antaranya, semakin sepinya pariwisata di Bali yang berakibat terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan memengaruhi pendapatan masyarakat, terutama masyarakat lapisan bawah.
Kontraksi
Kondisi itu juga berimbas pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang terkontraksi hingga -4,82 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan pertumbuhan ekonomi Bali pada kuartal III-2020 yang juga terkontraksi -12,28 persen secara tahunan (yoy). Secara umum, nilai inflasi kumulatif di Bali periode Maret 2020 ke September 2020 mengalami deflasi -1,08.
Hal lainnya, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Bali pada Agustus 2020 sebesar 5,63 persen, juga mengalami kenaikan 4,42 persen dibandingkan dengan posisi TPT pada Februari 2020 yang tercatat 1,21 persen. Kemudian, nilai tukar petani (NTP) pada September 2020 yang lebih rendah daripada kondisi Maret 2020.
Hanif menambahkan, BPS Provinsi Bali mencatat bantuan sosial yang diturunkan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah di Bali sudah berjalan baik sehingga membantu penduduk pada masa pandemi. Hal itu dinilai juga memengaruhi pertumbuhan penduduk miskin di Bali.
BPS Provinsi Bali menyebutkan, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan di Bali pada September 2020 adalah beras. Sedangkan komoditas bukan makanan yang berpengaruh pada pembentukan garis kemiskinan secara umum adalah perumahan, bensin, upacara agama dan adat, serta listrik.
Dari catatan Kompas, Bali pernah menjadi provinsi kedua di Indonesia yang memiliki angka kemiskinan terendah dan mampu mencatatkan penurunan angka kemiskinan di daerah. BPS Provinsi Bali pada Januari 2019 mengumumkan, jumlah penduduk miskin di Bali sekitar 168.340 orang pada September 2018 atau berkurang 3.420 orang dibandingkan dengan periode Maret 2018.
Secara terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Energi, dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bali Ida Bagus Ngurah Ardha mengatakan, pemerintah meluncurkan sejumlah program bantuan sosial kepada masyarakat pada 2020 sebagai upaya menangani dampak pandemi Covid-19.
Ardha menyebutkan, lebih dari 262.700 orang di Bali mendapatkan bantuan subsidi upah untuk menghadapi dampak pandemi Covid-19.
”Kami belum mendapat informasi apakah tahun 2021 ini akan dikeluarkan lagi bantuan sosial serupa bagi pekerja yang terdampak pandemi Covid-19,” kata Ardha yang dihubungi Kompas, Senin (15/2/2021). Menurut Ardha, program bantuan sosial dari pemerintah itu membantu masyarakat, terutama pekerja yang terdampak pandemi Covid-19, agar mereka tetap produktif menghadapi kondisi pandemi Covid-19.