Bantuan Makanan Siap Santap bagi Pasien Isolasi Mandiri di Kota Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta berencana memberikan bantuan makanan siap santap bagi pasien positif Covid-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri di daerah tersebut. Bantuan memanfaatkan pelaku usaha makanan dari warga setempat.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kota Yogyakarta berencana memberikan bantuan makanan siap santap bagi pasien positif Covid-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri di daerah tersebut. Bantuan makanan yang diberikan memanfaatkan jejaring pelaku usaha makanan dari warga setempat. Diharapkan, mekanisme ini mampu menguatkan perekonomian warga sekaligus membantu warga yang sedang isolasi.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyampaikan, pemberian bantuan makanan siap santap muncul dengan mempertimbangkan kesulitan pasien positif Covid-19 isolasi mandiri untuk menyediakan makanan secara mandiri pula.
Bantuan berupa makanan siap santap itu juga dinilai akan membuat pasien tersebut lebih efektif menjalani isolasinya. Sebab, mereka tidak perlu kerepotan dalam pemenuhan kebutuhan makan sehari-harinya.
”Awal tahun lalu sebenarnya diberikan bantuan berupa bahan mentah. Tetapi, karena masa isolasi ini, tidak mungkin masak di rumah. Sebab, semuanya, kan, isolasi mandiri. Maka, kemudian diberikan makanan yang sudah jadi,” kata Heroe di kompleks Balai Kota Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Senin (15/2/2021).
Sebelumnya, bantuan makanan siap santap sudah sempat dilakukan lewat dapur umum yang didirikan Dinas Sosial Kota Yogyakarta di Kelurahan Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Sukarelawan dari dapur umum itu yang selanjutnya menyalurkan makanan siap santap ke rumah-rumah pasien yang sedang isolasi mandiri.
Awal tahun lalu sebenarnya diberikan bantuan berupa bahan mentah. Tetapi, karena masa isolasi ini, tidak mungkin masak di rumah. (Heroe Poerwadi)
Namun, seiring berjalannya waktu, pemberian makanan siap santap semakin sulit dengan jumlah pasien isolasi mandiri yang terus bertambah. Terlebih jika jangkauannya mencapai seluruh wilayah di kota tersebut.
Dengan adanya persoalan tersebut, pemberian bantuan makanan siap santap nantinya akan dikelola satuan tugas penanganan Covid-19 di setiap kelurahan. Kondisi ini diharapkan akan semakin memudahkan pendistribusiannya. Selain itu, konsep pemberian bantuan tersebut juga sejalan dengan pembatasan kegiatan masyarakat mikro yang tengah berlangsung.
Heroe menyebutkan, bantuan makanan siap santap yang diberikan akan dibeli dari jejaring gerakan ”Gandeng-Gendong” di setiap kelurahan. Gerakan tersebut merupakan jejaring antarwarga untuk maju bersama dan menguatkan secara ekonomi.
Caranya adalah membeli produk-produk lokal yang dijual sesama warga. Pemerintah Kota Yogyakarta juga selalu membeli kebutuhan konsumsi untuk kegiatan-kegiatannya dari jejaring gerakan tersebut.
”Di samping memastikan agar makanan bisa diantar dan diberikan lebih cepat, juga nglarisi kelompok tersebut. Kami ingin sekaligus melakukan upaya pemulihan ekonomi dalam hal ini,” kata Heroe.
Makanan siap santap diberikan sehari tiga kali. Jumlahnya sesuai dengan pasien yang menjalani isolasi mandiri dari satu keluarga. Besaran anggarannya tidak disebutkan. Diperkirakan, anggaran satu kali makan sebesar Rp 20.000. Adapun pembiayaan makanan tersebut diambil dari anggaran penanganan Covid-19 milik Pemerintah Kota Yogyakarta.
Maryoto dari Satuan Tugas Covid-19 Kelurahan Gedongkiwo mengungkapkan, pihaknya belum menerima informasi mengenai gerakan pemberian makanan siap santap terhadap warga yang tengah menjalani isolasi. Pihaknya masih menunggu instruksi dari Pemerintah Kota Yogyakarta. Namun, pada dasarnya, pihaknya siap jika nantinya penyediaan makanan siap santap dilakukan dengan menggandeng gerakan ”Gandeng-Gendong”.
”Kami akan selalu siap. Hal ini masih akan dikoordinasikan lebih lanjut nanti,” ujarnya.
Maryoto menambahkan, sejak April 2020, pihaknya juga terus memberikan bantuan kepada warga setempat yang sedang menjalani isolasi mandiri. Bantuan yang diberikan berupa bahan pokok, seperti beras, minyak goreng, dan mi instan. Sumber bantuan berasal dari sesama masyarakat dari kelurahan. Bantuan yang mengalir juga tak pernah putus sejak awal pandemi.
”Dua bulan terakhir ini kira-kira bantuan sembako yang sudah disalurkan itu senilai Rp 8 juta. Ada lebih dari 20 keluarga penerima bantuan. Semua bantuan ini prinsipnya dari masyarakat akan kembali ke masyarakat,” kata Maryoto.