Erupsi Gunung Raung Mereda, Penerbangan Kembali Normal
Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Banyuwangi kembali membuka operasional bandara secara normal menyusul aktivitas vulkanik Gunung Raung yang menunjukkan penurunan.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Banyuwangi kembali membuka operasional bandara secara normal. Hal itu menyusul aktivitas vulkanik Gunung Raung yang menunjukkan penurunan.
Gunung Raung menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik hingga statusnya dinaikkan dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II) sejak 21 Januari 2021. Sebaran abu vulkanik mulai mengganggu penerbangan pada 7 Februari 2021.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung Mukijo, Minggu (14/7/2021), mengatakan, abu vulkanik yang keluar dari Gunung Raung terpantau tipis hingga sedang. ”Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 300-500 meter di atas puncak kawah. Intensitas hembusan abu vulkanik juga berkurang hingga 30 menit sekali,” kata Mukijo.
Abu vulkanik Gunung Raung, lanjut Mukijo, kini hanya keluar sesekali, tidak seperti beberapa hari lalu yang keluar terus-menerus. Ketinggian kolom abu juga berkurang drastis karena sebelumnya kolom abu sempat mencapai 2,5 km.
Selain itu, pantulan pijar kemerahan dan suara gemuruh yang mengiringi aktivitas erupsi Gunung Raung juga semakin menipis intensitasnya. Mukijo menyebut, pantulan cahaya api dari asap tak tampak dan suara gemuruh juga semakin jarang terdengar.
”Kami juga mencatat adanya penurunan amplitudo gempa microtremor. Jika biasanya amplitudo gempa berkisar 5 mm hingga 10 mm, kini berkisar 1 mm hingga 4 mm dan dominan di 1 mm,” tuturnya.
Kondisi ini, menurut dia, bisa menggambarkan kondisi erupsi Gunung Raung secara keseluruhan sudah mereda. Namun, pihaknya tetap melakukan pemantauan karena gempa tremor yang menggambarkan aktivitas vulkanik masih terekam dan kepulan asap masih setinggi 500 meter.
Kendati demikian, Mukijo tetap mengimbau warga untuk waspada dan mematuhi radius aman 2 km. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi juga belum menurunkan status Gunung Raung.
Setelah dipastikan potensi sebaran abu tidak mengganggu keselamatan penerbangan, bandara baru diperkenankan dibuka. (Cin Asmoro)
Aktivitas vulkanik Raung yang mulai mereda mulai membawa dampak baik bagi penerbangan. Bandara Banyuwangi, yang sempat beberapa kali ditutup akibat sebaran abu, kini kembali dibuka dan beroperasi normal.
Pembukaan operasional bandara tersebut menyusul adanya Notice to Airman (NOTAM) pembukaan bandara yang dikeluarkan oleh Otoritas Bandara III Jawa Timur. Seluruh penerbangan dapat dilakukan sesuai jadwal.
”Sesuai jadwal, hari ini kami melayani enam penerbangan. Semuanya berhasil dilakukan sesuai jadwal. Keenam penerbangan tersebut dilayani maskapai Citilink dengan rute Jakarta-Banyuwangi pergi-pulang, Surabaya-Banyuwangi pergi-pulang, dan Banyuwangi-Denpasar pergi-pulang,” ungkap Executive General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi Cin Asmoro.
Pembukaan Bandara Banyuwangi, lanjut Cin, dilakukan setelah pihaknya melakukan pengujian kertas (paper test), pemantauan BMKG, dan rekomendasi Airnav. Setelah dipastikan potensi sebaran abu tidak mengganggu keselamatan penerbangan, bandara baru diperkenankan dibuka.
Asisten Manajer Maintenance Facility PT Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi Andry Lesmana menambahkan, pihaknya tetap melakukan pengujian kertas secara berkala. Hal ini dilakukan untuk memantau kemungkinan masih ada sebaran abu di sekitar bandara.
”Paper test tetap kami lakukan sebagai pemantauan. Saat ini Gunung Raung belum sepenuhnya selesai erupsi dan masih dimungkinkan ada sebaran abu. Langkah ini kami ambil sebagai antisipasi keamanan penerbangan,” ujarnya.