Kasus Semakin Bertambah, Pedagang Pasar Ambon Kian Tak Peduli Protokol Covid-19
Kasus Covid-19 di Ambon semakin meningkat, banyak pedagang Pasar Mardika semakin tidak peduli dengan protokol kesehatan. Mereka melepas masker dan tidak lagi menjaga jarak aman.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS - Sebagian besar pedagang Pasar Mardika Ambon, yang merupakan pasar tradisional terbesar di Maluku, kian tidak peduli dengan penerapan protokol kesehatan. Mereka tidak lagi mengenakan masker dan tidak menjaga jarak aman. Operasi penegakan disiplin protokol Covid-19 di pasar itu pun semakin jarang dilakukan.
Setiap akhir pekan biasanya warga ramai-ramai datang berbelanja. Seperti tampak pada Sabtu (13/2/2021) ini, pasar tersebut dipadati pengunjung.Jalanan yang membelah pasar itu pun padat dengan pembeli yang berjalan kaki, pedagang asongan, sepeda motor, becak, mobil, dan angkutan kota yang lalu lalang.
Di pinggir jalanan itu berjejer pedagang sayur, buah, bumbu, dan ikan. Sebagian besar dari pedagang tidak lagi mengenakan masker. Mereka juga berdempet-dempetan dengan jarak kurang dari dua meter. Ada beberapa dari mereka masih mengenakan masker namun hanya menutupi dagu hingga mulut.
Sementara pihak pembeli sebagian besar menggunakan masker. Ada pembeli yang menegur penjual tak bermasker yang datang menawarkan sayur dalam jarak sangat dekat. "Kalau jual harus pake masker dulu. Jangan dekat-dekat," ujar Mato Umarella (42), pembeli dengan nada tegas. Pedagang tersebut pun meminta maaf dan mundur.
La Mansir (31), pedagang lainnya menuturkan, protokol kesehatan di pasar semakin tidak dihiraukan lagi, terutama oleh para pedagang. Banyak di antara pedagang menyatakan tidak percaya akan bahaya Covid-19. Mereka baru mau menggunakan masker atau menjaga jarak bila ada petugas yang melakukan patroli di pasar.
"Setelah petugas lewat, masker dilepas dan disimpan dalam saku. Sangat sulit diatur. Saat ini, di pasar seperti dalam kondisi normal biasa. Padahal tingkat penyebaran Covid-19 tertinggi ada di pasar. Mungkin pedagang di sini sehat-sehat tapi mereka bisa tularkan virus ke keluarga," ucapnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, menurut hasil survei Badan Pusat Statistik dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 tahun 2020, sekitar 29,18 persen masyarakat Maluku menyatakan bahwa mereka sangat tidak mungkin terpapar Covid-19. Artinya, mereka tidak percaya akan Covid-19. Angka ini tertinggi di Indonesia (Kompas.id 16/1/2021).
Pakai masker itu bukan untuk pemerintah. Itu untuk lindungi diri sendiri dan keluarga Anda
Pada awal pandemi Covid-19, di Pasar Mardika sempat dibangun pos gabungan TNI, Polri, dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ambon. Secara rutin, mereka melakukan patroli penegakan protokol kesehatan. Patroli bahkan berlangsung dari pagi sampai malam. Belakangan, pos tersebut tidak aktif lagi. Patroli pun semakin jarang dilakukan di pasar tersebut.
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengatakan, patroli tetap diberlakukan secara berkala dan rutin. Ke depannya, operasi yustisi akan terus diintensifkan. Namun, terkait penerapan protokol kesehatan, hal itu harus menjadi kesadaran masyarakat. Masyarakat harus sadar bahwa penerapan protokol kesehatan untuk dirinya dan keluarnya.
"Pakai masker itu bukan untuk pemerintah. Itu untuk lindungi diri sendiri dan keluarga Anda. Pemerintah imbau tapi kalau masyarakat tidak patuh, itu sama saja dengan buang garam di laut. Lihat, semakin hari kasus terus bertambah, orang yang meninggal juga semakin banyak," ujarnya.
Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, hingga Sabtu ini, jumlah kasus Covid-19 di Maluku sebanyak 6.714, dengan pasien yang dirawat 738 dan meninggal 103 orang. Kasus terbanyak ada di Kota Ambon, yakni 4.465 dengan 301 orang dirawat dan 60 orang meninggal.