Lima Remaja Asal Bandung Hanyut di Pantai Cikaso Garut, Satu Korban Masih Hilang
Hingga Sabtu Siang, Fahri Rahmadiza Syafni (22), masih belum ditemukan. Warga diminta waspada saat beraktivitas di pesisir karena cuaca buruk berpotensi tinggi terjadi selama musim hujan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Lima pengunjung kawasan muara Pantai Cikaso, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, hanyut terbawa arus, Jumat (12/2/2021) sore. Satu di antaranya masih dalam pencarian. Untuk mengantisipasi kejadian serupa, warga diminta mewaspadai gelombang tinggi dan cuaca buruk yang berpotensi selama musim hujan.
Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Bandung Seni Wulandari saat dihubungi di Kota Bandung, Sabtu (13/2) menyatakan, sebanyak empat petugas dikerahkan dalam pencarian tersebut. Korban dalam pencarian atas nama Fahri Rahmadiza Syafni (22), warga Kota Bandung. Hingga Sabtu pukul 12.00, tim bersama warga belum menemukan korban.
Sementara itu, empat korban lainnya berhasil selamat dan dalam perawatan di Puskesmas Sukarame, Kecamatan Caringin, Garut, yang berjarak 2 kilometer dari lokasi kejadian. Empat korban ini bernama M Ramzy Farraz (21), Ibnu Salman (19), Ananda Sam Satria (17), dan Azka Hadi Hazazi (18).
Berdasarkan laporan awal yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, kelima warga Kota Bandung ini sedang berekreasi di kawasan Puncak Guha, Kecamatan Bungbulang, dari Jumat sore. Sekitar pukul 16.00, kelima pemuda ini berenang di muara Cikaso yang berjarak kurang lebih 500 meter sebelah timur dari tempat mereka mendirikan tenda.
Saat berenang, Ramzy, Azka, Sam, dan Fahri mulai terseret arus. Ibnu yang menyadari teman-temannya mulai tenggelam hendak menolong dengan memberikan tali. Namun, kondisi arus yang semakin deras menyulitkan Ibnu sehingga dia memutuskan untuk meminta warga sekitar.
Selang 20 menit kemudian, Ramzy, Azka, dan Sam ditemui rombongan warga di pinggir pantai dalam keadaan lemas. Ketiga korban ini dilarikan ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan intensif, sementara sebagian warga menyisir pantai untuk mencari Fahri.
Seni menjelaskan, pihaknya menerima laporan pada Jumat Pukul 21.10 dan langsung memberangkatan petugas SAR. Selain itu, perangkat yang dikerahkan dalam pencarian antara lain mobil penyelamat, perahu karet, alat SAR air, alat medis serta alat pelindung diri (APD).
“Siang ini belum ada hasil yang signifikan. Kami dibantu warga melakukan penyisiran ke arah timur dari titik awal (Last Know Position/LKP) sepanjang 5 kilometer, karena arus berpotensi mengarah ke sana. Perahu karet sulit digunakan di lokasi, sehingga kami dibantu salah satu perahu warga untuk menyisir perairan,” ujarnya.
Waspada cuaca
Kepala Bidang Pencegahan dan Mitigasi Bencana BPBD Garut, Tubagus Agus Sofyan menjelaskan, pihaknya bersama warga masih memprioritaskan pencarian satu korban yang hanyut. Sementara itu, dia juga mengimbau warga untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap arus deras dan gelombang tinggi di pantai selatan Garut selama musim hujan.
“Saat kejadian, sebagian wilayah selatan Garut berawan, lalu hujan disertai angin. Potensi ini masih terjadi selama musim hujan, karena itu warga yang beraktivitas di pantai diminta untuk waspada. Apalagi lokasi kejadian bukan di tempat wisata,” paparnya.
Kecelakaan serupa juga beberapa kali pernah terjadi di sepanjang pantai selatan Jabar yang umumnya memiliki kontur yang sama, yakni berbatu cadas dan memiliki gelombang tinggi. Karena itu, Tubagus juga meminta warga yang berkunjung di pantai selatan Garut untuk lebih memperhatikan lokasi beraktivitas, terutama di tempat yang bukan lokasi wisata.
Saat kejadian, sebagian wilayah selatan Garut berawan, lalu hujan disertai angin
Beberapa kejadian di antaranya bahkan memakan korban jiwa, seperti tiga santri yang hanyut saat berenang di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Selasa (16/5/2017). Selain itu, setahun sebelumnya, tiga mahasiswa asal Bandung juga dilaporkan hanyut di pantai Batu Nunggul, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi Senin (26/12/2016).
“Saat ini cuaca musim hujan dengan potensi bencana hidrometeorologi tinggi. Karena itu, kawasan pantai sebaiknya dihindari karena gelombang Samudera Hindia yang tinggi. Wisatawan juga diminta untuk memperhatikan peringatan cuaca yang dikeluarkan aparat setempat,” kata Tubagus.