Gempa di Zona Megatrust Dua Kali Guncang Lampung, Tak Berpotensi Tsunami
Dua gempa tektonik dengan mengguncang Lampung pada Sabtu (13/2/2021). Gempa yang berpusat di zona megatrust, tepatnya di sebelah barat daya Pesisir Barat, Lampung, itu tidak berpotensi tsunami.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS – Dua gempa tektonik mengguncang Lampung pada Sabtu (13/2/2021). Gempa yang berpusat di zona megatrust, tepatnya di sebelah barat daya Pesisir Barat, Lampung, itu tidak berpotensi tsunami.
Gempa pertama dengan kekuatan 5,2 magnitudo terjadi pukul 11.18 WIB. Sementara itu, gempa kedua dengan kekuatan 5,3 magnitudo terjadi selang 12 menit kemudian, tepatnya pukul 11.30 WIB.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang S Prayitno menjelaskan, dari hasil analisis BMKG, gempa pertama terjadi pada koordinat 6,37 Lintang Selatan dan 103,64 Bujur Timur. Pusat gempa berada pada jarak 135 kilometer barat daya Pesisir Barat Lampung di kedalaman 40 kilometer.
Adapun pusat gempa susulan berdekatan dengan gempa sebelumnya, yakni pada koordinat 6,42 Lintang Selatan dan 103,56 Bujur Timur. Pusat gempa berada pada jarak 134 kilometer barat daya Pesisir Barat Lampung di kedalaman 43 kilometer.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi,” kata Bambang melalui keterangan resmi yang diterima Kompas, Sabtu (13/2/2021).
Dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa pertama memiliki mekanisme pergerakan mendatar atau strike slip. Sementara itu, gempa susulan memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.
Dari laporan yang diterima BMKG, sejumlah warga di beberapa daerah di Lampung mengaku merasakan guncangan gempa dengan intensitas II-III MMI. Daerah yang merasakan guncangan gempa cukup kuat, antara lain, wilayah Semaka (Kabupaten Tanggamus, Suoh dan Liwa (Lampung Barat), serta Krui, Krui Selatan, Bangkunat (Pesisir Barat).
Hingga saat ini, BMKG belum menerima dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. BMKG juga memastika gempa tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi (Bambang S Prayitno)
Pihaknya mengimbau agar masyarakat tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, masyarakat juga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Warga di lokasi yeng merasakan guncangan gempa juga perlu memeriksa bangunan tempat tinggal untuk memastikan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa.
Secara terpisah, Pengamat metereologi dan geofisika dari Stasiun Geofisika Kotabumi BMKG Lampung, Rudianto, menjelaskan, gempa di daerah megatrust umum terjadi pada kedalaman urang dari 60 kilometer. Adapun gempa yang terjadi pada kedalaman lebih dari 60 kilometer umumnya terjadi di zona Benioff.