Sekretaris Daerah Sumatera Barat Alwis menjabat Pelaksana Harian Gubernur Sumbar seiring berakhirnya masa jabatan Gubernur Irwan Prayitno dan Wakil Gubernur Nasrul Abit.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Sekretaris Daerah Sumatera Barat Alwis ditunjuk sebagai Pelaksana Harian Gubernur Sumbar seiring berakhirnya masa jabatan Gubernur Irwan Prayitno dan Wakil Gubernur Nasrul Abit. Alwis menjabat hingga gubernur dan wakil gubernur hasil Pilkada 2020 dilantik atau pejabat gubernur dilantik.
Penunjukan Alwis sebagai pelaksana harian gubernur berdasarkan radiogram dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Serah terima jabatan dari Gubernur Irwan kepada Sekretaris Daerah Alwis berlangsung di Padang, Sumatera Barat, Jumat (12/2/2021).
Alwis menjelaskan, hasil Pemilihan Gubernur 2020 masih dalam proses sengketa di Mahkamah Konstitusi. Karena masa jabatan Gubernur Irwan dan Wakil Gubernur Nasrul berakhir pada Jumat ini, sekda ditugaskan sebagai pelaksana harian gubernur agar tidak terjadi kekosongan pemerintahan.
”Untuk mengisi kekosongan ini, ditugaskanlah sekda sebagai pelaksana harian tugas-tugas gubernur sampai dilantiknya gubernur terpilih atau sampai dilantiknya pejabat yang ditugaskan Kemendagri,” ujar Alwis, Jumat siang.
Seusai Pilkada 9 Desember 2020, Sumbar belum punya gubernur dan wakil gubernur terpilih. Peraih suara terbanyak di Pilkada Sumbar, Mahyeldi-Audy Joinaldy, belum ditetapkan sebagai pasangan gubernur dan wakil gubernur terpilih karena sengketa hasil pilkada masih berproses di Mahkamah Konstitusi. Permohonan sengketa hasil pilkada itu diajukan oleh Nasrul Abit-Indra Catri dan Mulyadi-Ali Mukhni.
Gubernur Irwan mengatakan, sejak mulai menjabat pada 2010, ia sudah berupaya semaksimal mungkin dalam membangun Sumbar. Irwan berharap gubernur selanjutnya meneruskan hal-hal baik yang telah dicapai pada masa kepemimpinannya dan memperbaiki hal-hal buruk yang tertinggal.
Irwan berharap gubernur selanjutnya meneruskan hal-hal baik yang telah dicapai pada masa kepemimpinannya dan memperbaiki hal-hal buruk yang tertinggal.
”Lebih mudah untuk gubernur berikutnya. Berbeda dengan saya, tahun 2010, mulai dari minus semuanya karena gempa (tahun 2009). Sekarang sudah tidak minus, sudah berjalan sekian langkah, tinggal diteruskan,” kata Irwan.
Terkait pandemi Covid-19, Irwan berpesan, pemeriksaan, pelacakan, dan perawatan serta penerapan protokol kesehatan menjadi kunci. Penanganan Covid-19 secara baik akan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi. Untuk Sumbar, menurut Irwan, penanganan Covid-19 relatif baik dan pertumbuhan ekonomi membaik, yaitu 1,6 persen, tidak lagi minus.
Ketua DPRD Sumbar Supardi mengatakan, selama lima tahun terakhir saat Irwan berpasangan dengan Nasrul, kondisi pemerintahan harmonis.
”Selama lima tahun menjabat, saya tidak melihat celah itu (ketidakakuran) sama sekali. Gubernur Irwan tidak pernah menjelekkan Wakil Gubernur Nasrul, begitu pula sebaliknya, dalam kondisi apa pun, sungguh luar biasa. Marwah kepala daerah terangkat dengan hal seperti ini,” kata Supardi.
Dalam sejumlah kasus, kekompakan pasangan kepala daerah hanya berlangsung setahun. Pada tahun kedua dan selanjutnya, keduanya tidak lagi akur.
Menurut Supardi, keharmonisan itu perlu dicontoh oleh kepala daerah selanjutnya. Hal tersebut sangat berharga dalam menjalankan pemerintahan, apalagi saat ini bangsa dalam kondisi sulit, tidak hanya menghadapi krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19, tetapi juga krisis ekonomi.