Ribuan Hektar Sawah di Karawang Sempat Terendam Banjir, Petani Khawatir Merugi
Banjir akibat luapan sungai yang terjadi di Karawang dan Subang, Jawa Barat, turut merendam sejumlah lahan persawahan. Petani terancam merugi jika tanaman padi kembali terdampak banjir susulan.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Banjir sempat merendam ribuan hektar lahan sawah di Karawang, Jawa Barat. Petani cemas bakal merugi apabila banjir terus merendam sawah mereka.
Banjir di sebagian Karawang terjadi pada Minggu hingga Selasa (7-9/2/2021). Ketinggian air beragam, 10-150 sentimeter. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karawang mencatat 11.044 rumah terdampak banjir akibat luapan Sungai Cilamaya, Cikaranggelam, Citarum, dan Sungai Cibeet itu. Kini, ketinggian banjir mulai surut.
Selain permukiman, banjir juga merendam sawah. Pemetaan Dinas Pertanian Karawang hingga Jumat (12/2/2021) menyebutkan, 1.085 hektar sawah terendam banjir di beberapa kecamatan. Kecamatan itu adalah Lemah Abang, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Kutawaluya, Jatisari, dan Rengasdengklok. Selain itu, banjir juga merendam sawah di Purwasari, Banyusari, Karawang Barat, Telagasari, Cilamaya Wetan, dan Klari.
Ikin (43), petani Desa Muara, Cilamaya Wetan, mengatakan, ia terancam merugi apabila terjadi banjir susulan. Sebelumnya, padi miliknya berumur di atas 70 hari atau memasuki masa perkembangan malai (untaian butir padi) sudah terendam banjir selama dua hari. Jika lebih lama, padi miliknya rentan busuk dan berpotensi gagal panen. Padahal, sejauh ini, dia sudah menghabiskan modal sebesar Rp 9 juta.
”Jika terendam lebih lama atau ada banjir susulan, saya khawatir bakal mengurangi hasil panen dan ujungnya merugi,” kata Ikin, pemilik 1,5 hektar sawah.
Karawang adalah kabupaten penghasil padi tertinggi kedua di Jabar. Tahun ini, Karawang menargetkan total produksi sebesar 1,33 juta ton gabah kering panen. Produktivitasnya sekitar 7 ton per hektar. Sektor pertanian dan perikanan berkontribusi 3,95 persen terhadap produk domestik regional bruto Karawang.
Kepala Dinas Pertanian Karawang Hanafi Chaniago yakin banjir belum akan berdampak pada target produksi gabah di Karawang. Alasannya, durasi rendaman relatif singkat, 1-6 hari. Usia padi di sawah juga masih belum terlalu tua, 20-75 hari.
Akan tetapi, apabila nanti ada yang mengalami gagal panen, dia mengatakan, petani bisa mengklaim asuransi ganti rugi usaha tani. Dinas Pertanian Karawang, kata Hanafi, sudah mengalokasikan anggaran Rp 720 juta untuk asuransi itu.
”Ada 20.000 hektar sawah yang diasuransikan. Petani peserta asuransi yang mengalami gagal panen akan mendapatkan ganti rugi sekitar Rp 6 juta per hektar,” ujarnya.
Ada 20.000 hektar sawah yang diasuransikan. Petani peserta asuransi yang mengalami gagal panen akan mendapatkan ganti rugi sekitar Rp 6 juta per hektar.
Selain Karawang, banjir juga merendam 527 hektar sawah di Kabupaten Subang. Sekretaris Dinas Pertanian Subang Nenden Setyawati menyebutkan, sawah terendam banjir berada di Kecamatan Patokbeusi, Pamanukan, Pusakajaya, Purwadadi, Cikaum, Ciasem, Blanakan, dan Sukasari. Usia tanaman padi yang terendam 15-55 hari. Durasi rata-rata sawah terendam sekitar 3-4 hari dengan ketinggian air 60-110 cm.
Dedi (29), petani Pabuaran, Subang, mengatakan, banjir merendam sawah dan area produksi beras organik miliknya. Tanaman padi yang berusia sekitar 30 hari terendam banjir selama dua hari.
Tidak hanya itu, banjir juga merendam rumahnya setinggi sekitar 1 meter. Menurut Dedi, banjir sebesar ini adalah yang pertama kalinya, setidaknya dalam tujuh tahun terakhir.