Perayaan Imlek di Bandung Tetap Prioritaskan Protokol Kesehatan
Tahun baru Imlek 2572 di Kota Bandung dirayakan minim kerumunan. Warga tetap diminta untuk menerapkan protokol kesehatan. Apalagi, Pikobar mencatat kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kota Bandung mencapai 11.172 jiwa.
Oleh
MACHARADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Perayaan tahun baru Imlek 2572 di Kota Bandung, Jawa Barat, tetap berlangsung dengan penerapan protokol kesehatan. Warga dianjurkan tidak menciptakan kerumunan, seperti merayakannya di tempat ibadah hingga di jalan.
Pembatasan ini terlihat di Wihara Dharma Ramsi, Jumat (12/2/2021). Warga yang hendak beribadah tidak melebihi 50 persen dari kunjungan Imlek sebelum pandemi. Pembatasan juga dilakukan dengan mengatur jumlah warga yang ingin sembahyang di 28 altar secara bergantian.
Asikin (72), pengelola wihara, menuturkan, para jemaat diminta memperhatikan jarak saat sembahyang. ”Biasanya jemaat yang beribadah sampai 200 orang sewaktu Imlek. Sekarang di dalam wihara tidak sampai 50 orang,” ujarnya.
Anderson (25), salah seorang jemaat, menghabiskan waktu lebih kurang 15 menit untuk sembahyang. Di setiap altar, dia bersama istri dan empat saudaranya berdoa kurang dari lima menit.
”Sebenarnya kami ingin berdoa lebih lama. Tetapi, karena kondisi Covid-19, kami membatasi waktu di dalam wihara. Meski singkat, kami berdoa semoga pandemi segera berakhir. Sekarang usaha lagi sulit,” tutur Anderson yang bekerja sebagai wirausaha.
Selain menjaga jumlah pengunjung, penerapan protokol kesehatan juga diterapkan dengan mengukur suhu pengunjung. Asikin menuturkan, hal tersebut dilakukan untuk memastikan jemaat tidak demam saat masuk wihara. ”Kalau ada yang lewat dari suhu normal, kami minta pulang dan menjaga kesehatan terlebih dahulu,” ujar Asikin.
Tidak hanya di tempat ibadah, semarak Imlek juga tidak terlihat di sepanjang Jalan Cibadak. Asikin menuturkan, pertunjukan barongsai yang biasanya disaksikan ratusan pengunjung tidak dilaksanakan karena berpotensi menciptakan kerumunan. Asikin mengimbau para jemaat untuk kembali ke rumah setelah beribadah.
Sebagai perbandingan, Kirab Budaya 2017 dalam menyambut Imlek disaksikan ribuan warga di Jalan Cibadak, Astanaanyar, Sudirman, hingga Otto Iskandardinata.
”Semua diminta tetap di rumah saja. Para jemaat yang biasanya berdoa banyak sekarang membatasi waktu. Semua sesuai dengan arahan pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Kalau ada yang lewat dari suhu normal, kami minta pulang dan menjaga kesehatan terlebih dahulu.
Kewaspadaan ini beralasan. Hingga Jumat (12/2/2021) pukul 19.00, Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar mencatat, kasus Covid-19 terkonfirmasi positif mencapai 11.172 jiwa. Bahkan, peningkatan kasus di Bandung mencapai 792 pasien dalam sepekan terakhir.
Sekretaris Kota Bandung Ema Sumarna meminta warga membatasi mobilitas selama libur Imlek kali ini. Bahkan, aparatur sipil negara telah mendapatkan surat edaran dari pemerintah pusat untuk menunda perjalanan keluar kota.
”Kami mengikuti imbauan pusat. Semua diminta menyesuaikan, kecuali jika ada keperluan yang sangat penting,” ujarnya.
Terkait wisata, Ema menuturkan, tidak melarang operasional tempat hiburan. Namun, seluruh pihak diminta menerapkan protokol kesehatan dengan maksimal, terutama pembatasan jumlah pengunjung.
”Pengetatan obyek wisata harus sesuai dengan aturan satuan tugas penanganan Covid-19. Jangan hanya di mulut, tapi penerapannya tidak. Kami akan melakukan tindakan tegas,” ujarnya.