Dalam tiga jam, Pulau Enggano di Provinsi Bengkulu diguncang enam kali gempa tektonik. Gempat terkuat bahkan bermagnitudo 6,3, Rabu (10/2/2021). Gempa disebabkan aktivitas subduksi. Belum ada laporan kerusakan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
ENGGANO, KOMPAS — Dalam waktu tiga jam, Pulau Enggano di Provinsi Bengkulu diguncang enam kali gempa tektonik. Gempat terkuat bahkan mencapai Magnitudo 6,3 pada Rabu (10/2/2021). Gempa dipicu aktivitas subduksi dengan mekanisme pergerakan naik. Ini menjadi gempa bumi terkuat di Bengkulu sejak awal tahun. Hingga kini, belum ada laporan kerusakan.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu, Litman, Rabu (10/2/2021) malam, menuturkan, gempa bumi terjadi beberapa kali di dekat Pulau Enggano. Gempa pertama terjadi pukul 17.15 WIB dengan kekuatan M 5,2. Titik gempa berada pada 79 kilometer (km) barat daya Pulau Enggano. Kemudian, gempa kedua terjadi pada pukul 17.21 WIB dengan kekuatan M 4,8. Pusat gempa 75 km barat daya Enggano dengan kedalaman 10 kilometer.
Gempa ketiga menjadi yang terbesar, yakni dengan kekuatan M 6,3 pada pukul 19.52 WIB. Pusat gempa berada pada 83 km arah barat daya Pulau Enggano dengan kedalaman 10 km. Setelah gempa puncak tersebut, terjadi tiga kali gempa susulan dengan magnitudo berkisar 4,3-4,4. Adapun gempa terakhir terjadi pukul 20.57 WIB.
”Jika melihat dari hiposenternya, jenis gempa bumi adalah gempa dangkal,” ucap Litman. Penyebab gempa, lanjut dia, adalah aktivitas subduksi akibat adanya pergesaran naik (thrust fault).
Walau berkali-kali terjadi gempa, lanjut Litman, warga hanya merasakan getaran ketika puncak gempa bermagnitudo 6,3. Saat itu, dampak gempa sekitar II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu). Selain itu, gempa juga dirasakan di Kota Bengkulu dan Kepahiang dengan kekuatan II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Keenam gempa tersebut juga tidak memicu tsunami. (Litman)
”Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut,” ungkap Litman. Keenam gempa tersebut juga tidak memicu tsunami.
Walau demikian, Litman mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, dia berharap agar warga menghindari sejumlah risiko, seperti jika ditemukan adanya retak atau rusak akibat gempa.
Gempa tektonik yang cukup terasa terjadi pada Sabtu (30/1/2021). Saat itu gempa bermagnitudo 5,3 terjadi di Provinsi Bengkulu. Walau tidak menimbulkan kerusakan, gempa ini cukup mengagetkan warga. Bahkan, guncangan terasa hingga Sumatera Selatan dan Lampung.
Hasil analisis BMKG menunjukkan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 4,45 Lintang Selatan dan 102,53 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 37 kilometer barat daya Seluma, Bengkulu, pada kedalaman 51 kilometer.
Camat Enggano Marlansius menjelaskan, walau pusat gempa terjadi di dekat Pulau Enggano, dampak gempa tidak dirasakan warga.
”Hanya berupa goyangan kecil, tetapi tidak begitu terasa,” ucapnya. Bahkan, ada yang tidak merasakan guncangan. Oleh karena dampak gempa yang tidak terasa, belum ada laporan mengenai kerusakan ataupun korban.