Kontak tembak terjadi di Distrik Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak, Papua. Pihak Kepolisian Resor Puncak menetapkan status keamanan siaga Satu.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pihak kepolisian dalam status keamanan siaga Satu di Distrik Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (10/2/2021). Kondisi ini pascakontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata di Ilaga.
Kepala Kepolisian Resor Puncak Ajun Komisaris Besar Dicky Saragih saat dikonfirmasi membenarkan informasi terjadi kontak tembak di ibu kota Puncak pada Rabu pagi.
Ia mengatakan, kontak tembak terjadi di Kampung Ilambet sekitar pukul 10.00 WIT. Ilambet menjadi lokasi penyerangan seorang pengojek sepeda motor bernama Rustam pada Senin lalu pukul 18.00 WIT.
Diketahui, Rusman dianiaya oleh enam pelaku yang diduga kelompok kriminal bersenjata. Korban dibacok dengan senjata tajam di bagian bahu dan punggung bagian kiri.
”Kelompok ini sudah melaksanakan aksinya di ibu kota Puncak. Kontak tembak dengan mereka terjadi sekitar dua jam lamanya,” kata Rusman.
Dicky menuturkan, jenazah Rusman telah dievakuasi dari Ilaga ke kampung halamannya dengan pesawat pada Rabu pagi. Kampung halaman pria berusia 40 tahun ini di Makassar, Sulawesi Selatan.
Ia pun mengaku, pihaknya sudah berulang kali mengingatkan para pengojek sepeda motor agar tidak bekerja di luar Distrik Ilaga, ibu kota Puncak, di atas pukul 19.00 WIT. Sebab, kondisi Puncak yang rawan teror kelompok kriminal bersenjata yang berada di Puncak dan datang dari Intan Jaya.
Kondisi ini menyebabkan warga sangat khawatir dan aktivitas mereka pun terganggu. Anggota kelompok ini pun tak dapat diprediksi keberadaannya.
Total sudah dua kali kejadian penyerangan pengoyek dalam dua tahun terakhir di Puncak. Diketahui pada 26 September 2019, dua pengojek sepeda motor, yakni La Ode Alwi dan Midung, tewas ditembak kelompok kriminal bersenjata di Jembatan Muara, Kampung Amnunggi. Keduanya dihadang saat melintas di daerah tersebut.
”Kami masih menyelidiki KKB yang terlibat dalam aksi ini sebab banyak kelompok di sini, seperti Lekagak Telengen dan Militer Murib,” tuturnya.
Pembakaran fasilitas
Ia menambahkan, kelompok ini juga terlibat dalam aksi pembakaran fasilitas telekomunikasi Base Transceiver Station (BTS) 5 Palapa Ring di Kampung Toegi, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua, Senin (8/2/2021) kemarin.
Bupati Puncak Willem Wandik mengimbau masyarakat di Puncak agar meningkatkan kewaspadaan. Sebab, anggota kelompok ini masih berkeliaran di wilayah tersebut dan menggunakan senjata tajam ataupun senjata api untuk menyerang warga.
”Kondisi ini menyebabkan warga sangat khawatir dan aktivitas mereka pun terganggu. Anggota kelompok ini pun tak dapat diprediksi keberadaannya,” tutur Willem.
Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Wilayah Papua Frits Ramandey mengatakan, dibutuhkan upaya pemulihan keamanan untuk menghentikan aksi kekerasan yang terus terjadi di Papua saat ini.
Frits berpendapat, penyerangan terhadap warga sipil bukanlah sikap yang menunjukkan perjuangan gerakan referendum Papua. Aksi KKB dapat dikategorikan oleh publik internasional sebagai tindakan kriminal.
”Kami berharap ada pendekatan keamanan, tetapi bukan dengan cara operasi militer, melainkan penegakan hukum yang terukur untuk menghentikan aksi kekerasan ini,” ujarnya.