Kalsel Masuk Masa Transisi Darurat ke Pemulihan Pascabencana Banjir
Status tanggap darurat banjir di Kalimantan Selatan yang ditetapkan selama 28 hari tidak diperpanjang lagi. Mulai 11 Februari 2021 hingga tiga bulan ke depan, Kalsel masuk masa transisi darurat ke pemulihan pascabencana.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Status tanggap darurat banjir di Kalimantan Selatan yang ditetapkan selama 28 hari berakhir pada Rabu (10/2/2021). Mulai 11 Februari hingga tiga bulan ke depan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memberlakukan status transisi darurat ke pemulihan pascabencana banjir.
Status tanggap darurat bencana banjir di Kalsel ditetapkan oleh Gubernur Kalsel Sahbirin Noor sejak 14 Januari. Tanggap darurat banjir diberlakukan sampai dengan 10 Februari 2021 setelah dua kali diperpanjang.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Iswantoro mengatakan, status tanggap darurat banjir tidak lagi diperpanjang karena kondisi di lapangan sudah semakin pulih. Warga yang mengungsi juga sudah banyak kembali ke rumah masing-masing. Dari 135.656 pengungsi, kini tinggal 10.385 jiwa.
”Selanjutnya, Kalsel akan masuk masa transisi darurat ke pemulihan pascabencana banjir selama tiga bulan. Pada tahap ini akan ada kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi serta pendataan rumah-rumah yang terdampak,” katanya dalam rapat penanganan banjir Kalsel secara virtual, Rabu (10/2/2021).
Untuk pendataan rumah-rumah penduduk yang rusak akibat banjir, BPBD akan berkoordinasi secara intens dengan badan perencanaan pembangunan daerah (bappeda) serta dinas pekerjaan umum penataan ruang (PUPR).
”Kami juga minta kabupaten/kota membentuk tim kecil teknis untuk menangani kegiatan pendataan tersebut supaya yang didata benar-benar memenuhi persyaratan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengharapkan surat keputusan (SK) berdasarkan nama dan alamat warga terdampak ditandatangani oleh bupati ataupun wali kota,” ujarnya.
Iswantoro berharap kabupaten/kota bisa bergerak cepat dalam pendataan rumah warga terdampak banjir. Data itu sudah ditunggu oleh BNPB untuk mengetahui usulan kebutuhan dana stimulan dari 11 kabupaten/kota terdampak banjir di Kalsel. Bantuan dana stimulan akan diberikan untuk perbaikan rumah warga yang rusak.
”Tim teknis di kabupaten/kota diharapkan bisa mempercepat pendataan pascabanjir ini. Masukkan saja dulu datanya, nanti bisa dievaluasi kalau ada susulan,” katanya.
Pada tahap ini akan ada kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi serta pendataan rumah-rumah yang terdampak.
Guna penanganan pascabencana banjir, BNPB akan memberikan dana stimulan untuk perbaikan rumah warga. Kerusakan rumah diklasifikasi menjadi tiga kategori, yakni rusak berat mendapatkan bantuan dana stimulan sebesar Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta, dan rusak ringan Rp 10 juta.
”Minggu depan, kami berharap sudah ada data yang masuk untuk rekapitulasi sementara. Data ini bukan data yang terkunci, artinya akan berkembang terus. Kami berharap pemerintah kabupaten/kota segera saja membuat usulan ke BNPB,” kata Pelaksana Tugas Direktur Dukungan Infrastruktur Darurat BNPB Budhi Erwanto, Senin (8/2/2021).
Berdasarkan pantauan di daerah pinggiran Kota Banjarmasin, yakni di Kelurahan Sungai Lulut, Banjarmasin Timur, Rabu, banjir belum sepenuhnya surut. Air masih merendam halaman hingga teras rumah warga. Di beberapa ruas jalan, ketinggiannya masih sekitar 20 sentimeter (cm).
”Saya baru pulang ke rumah tiga hari yang lalu setelah mengungsi selama 13 hari. Di dalam rumah sempat setinggi dada airnya. Sekarang sudah tinggal semata kaki di teras. Seumur hidup baru sekarang mengalami banjir seperti ini,” ungkap H Asmawi (70), warga Sungai Lulut.
Menyesuaikan
Komandan Korem 101/Antasari Brigadir Jenderal Firmansyah selaku Komandan Satuan Tugas Tanggap Darurat Bencana Banjir Kalsel meminta pemerintah kabupaten/kota untuk menyesuaikan status penanganan bencana di daerahnya dengan status yang ditetapkan pemerintah provinsi.
”Status yang berlaku di kabupaten/kota tolong dikaji ulang dan dievaluasi supaya penanganannya bisa lebih maju. Tanpa menafikan masih ada sebagian warga yang membutuhkan bantuan, fokus selanjutnya jangan lagi hanya sekadar pembagian bahan pokok,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjarbaru Zaini Syahranie mengatakan, kondisi di daerahnya sudah berangsur pulih. Jumlah pengungsi kini tersisa 118 orang. ”Banjarbaru sudah dalam status transisi darurat ke pemulihan karena waktu itu tidak memperpanjang status tanggap darurat. Konsentrasi kami sekarang adalah mendata rumah yang rusak dan langsung memverifikasinya,” ujarnya.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Balangan Alive Yoesfah Love, status tanggap darurat banjir di daerahnya akan berakhir pada Jumat (12/2/2021). ”Mulai 13 Februari akan ditetapkan status transisi darurat ke pemulihan berdasarkan SK Bupati Balangan,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Hulu Sungai Tengah Budi Hariyanto mengatakan, status tanggap darurat di daerahnya berlaku sampai 24 Februari. Pertimbangannya, belum semua kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi dengan baik dan masih ada beberapa kejadian longsor di daerah pegunungan. ”Pasokan air bersih sangat dibutuhkan warga karena air sungai masih bercampur tanah,” ujarnya.