Proyek Infrastruktur Disiapkan untuk Minimalkan Banjir Pantura Jabar
Banjir yang terjadi di daerah pantura Jawa Barat disebabkan luapan sejumlah sungai. Sejumlah solusi disiapkan untuk mengatasi musibah ini agar tidak terulang kembali.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Banjir yang terjadi di daerah pantai utara Jawa Barat disebabkan luapan sejumlah sungai akibat tumpukan sampah, sedimentasi, hingga dipicu curah hujan tinggi. Sejumlah proyek infrastuktur diklaim tengah dirancang untuk meminimalkan banjir di kawasan itu.
Hingga Selasa (9/2/2021), hujan deras masih mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Subang dan Kabupaten Karawang. Jumlah desa dan kecamatan yang terdampak banjir pun meluas.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, jumlah rumah yang terendam banjir mencapai 11.044 unit tersebar di 39 desa dan 18 kecamatan. Berdasarkan data BPBD Jabar, Selasa pukul 18.00, warga terdampak banjir di Kabupaten Karawang mencapai 44.846 orang dan Kabupaten Subang lebih kurang 45.000 orang.
Dalam kunjungannya ke Karawang, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan tengah mengerjakan sejumlah proyek infrastruktur untuk mengatasi banjir yang terjadi di daerah pantura Jabar. Meski belum sepenuhnya rampung, Kamil optimistis, ke depan, proyek tersebut bakal mengurangi potensi banjir.
Solusi jangka pendek yang akan dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum adalah perbaikan tanggul di Subang dan pengerjaan pembesaran saluran di bawah air sungai di Karawang. ”Untuk pembesaran saluran di bawah air sungai, laporan per hari ini sudah kontrak, lalu segera dikerjakan dengan maksimal,” kata Kamil.
Kamil mengatakan, pihaknya juga membangun sejumlah bendungan di beberapa lokasi untuk mengurangi potensi banjir. Bendungan adalah bangunan penahan atau penimbun air untuk irigasi. Saat ini, Bendungan Sadawarna di Kecamatan Cibogo, Subang, masih dalam tahap pembangunan dengan progres 50 persen dan ditargetkan selesai akhir 2022.
Selain mengendalikan banjir, bendungan ini sekaligus memenuhi kebutuhan air irigasi di Kabupaten Subang dan Indramayu. ”Mudah-mudahan dengan percepatan proyek-proyek infrastruktur air di tahun 2021 hingga 2022, potensi banjir bisa terus berkurang,” ujar Kamil.
Bendungan lain yang akan dibangun terletak di Cipunegara (Subang) dan Cibeet (Bogor). Keduanya mendesak dibangun karena diharapkan bisa mengurangi potensi banjir di daerah Karawang, Subang, dan Bekasi.
Kepala BPBD Karawang Yasin Nasrudin menyebutkan, banjir disebabkan meluapnya Sungai Cilamaya, Cikaranggelam, Citarum, dan Sungai Cibeet. Selain hujan, luapan sungai dipicu pendangkalan pada sepanjang aliran sungai dan banyaknya sampah yang menumpuk pada bagian sifon sungai. Sifon adalah pipa atau bangunan saluran air yang dibangun di bawah sungai.
”Banyak sampah menumpuk dan sedimentasi di bagian sifon. Kemarin, kami sudah menormalisasi Sungai Cikaranggelam. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi potensi banjir sehingga bisa surut cepat dan antisipasi banjir susulan,” kata Yasin.
Sekretaris Daerah Karawang Acep Jamhuri menambahkan, pihaknya telah mengajukan kajian penanganan banjir sejak 2019. Solusi jangka panjang yang diusulkan adalah pembangunan bendung di beberapa sungai.
Infrastruktur ini sangat penting untuk mengendalikan air yang akan mengalir ke Karawang. Pemda Karawang juga bakal membangun sejumlah sodetan di beberapa sungai untuk mencegah banjir. Proyek ini masih dalam tahap perencanaan fisik atau detail engineering design.