Tiga Belas Kecamatan di Karawang Terdampak Banjir akibat Luapan Sungai
Sedikitnya 13 kecamatan di Karawang hingga Senin (8/2/2021) dilanda banjir akibat meluapnya sejumlah sungai. Curah hujan tinggi berpotensi menambah ketinggian banjir sehingga menyebabkan air akan lama surut.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Sedikitnya 13 kecamatan di Karawang, Jawa Barat, hingga Senin (8/2/2021) dilanda banjir akibat meluapnya sejumlah sungai. Curah hujan yang tinggi berpotensi menambah ketinggian banjir sehingga menyebabkan air akan lebih lama surut.
Hujan terus mengguyur sebagian wilayah Karawang sejak Sabtu (6/2/2021) hingga sekarang. Bukan hanya rumah warga, jalan raya pantura hingga persawahan juga ikut terendam.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, Minggu (7/2/2021) per pukul 21.30, 13 dari 30 kecamatan di Karawang terdampak banjir, antara lain Kecamatan Cilamaya Wetan, Rengasdengklok, Telukjambe Barat, Karawang Barat, Purwasari, Cikampek, dan Telukjambe Timur.
Jumlah rumah yang terendam 4.545 unit, yang ditempati 5.053 keluarga atau 15.959 orang. Saat ini tercatat ada 5.185 orang mengungsi dan sebagian bertahan di rumah. Adapun jumlah sawah yang terendam banjir sekitar 283 hektar.
Warga diimbau selalu waspada dan tanggap terhadap perubahan cuaca, terutama saat terjadi hujan deras yang disertai angin kencang. (Medi Haryo Wibowo)
Kepala BPBD Karawang Yasin Nasrudin mengatakan, ketinggian banjir di setiap kecamatan beragam, mulai dari 10 sentimeter (cm) hingga 150 cm. Ada empat desa yang memiliki ketinggian air mencapai 150 cm, yakni Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat; Desa Dawuan Tengah dan Dawuan Timur, Kecamatan Cikampek; serta Desa Parakanmulya, Kecamatan Tirtamulya.
Daerah tersebut berada di daerah aliran sungai yang merupakan bagian hilir dari sungai besar di Jabar, antara lain Sungai Cilamaya, Sungai Cikaranggelam, Sungai Citarum, dan Sungai Cibeet. Saat puncak musim hujan, volume dari hulu yang tinggi akan memenuhi hilir dan menyebabkan sungai meluap.
Pada Januari-Februari 2020, kecamatan-kecamatan tersebut juga tak luput dari banjir. Sebanyak 29 dari 30 kecamatan di Karawang terendam banjir akibat meluapnya Sungai Cilamaya, Cidawolong, Citarum, Ciherang, dan Sungai Cikaranggelam. Ketinggian air berkisar 10-180 sentimeter.
Sebanyak 14.925 orang mengungsi dan 22.364 rumah terdampak banjir. Kerugian akibat banjir mencapai Rp 2,739 miliar untuk sarana pendidikan dan Rp 1,185 miliar untuk kerusakan rumah dan sarana ibadah.
Awal Januari 2021, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang memetakan ada empat kecamatan yang rawan bencana hidrometeorologi, yakni Kecamatan Telukjambe Timur, Cilamaya Wetan, Rengasdengklok, dan Cikampek. Pada periode yang sama tahun lalu, daerah ini dilanda banjir.
Komandan Distrik Militer 0604/Karawang Letnan Kolonel (Inf) Medi Haryo Wibowo menambahkan, beberapa kecamatan banjir akibat intensitas hujan yang cukup tinggi. ”Warga diimbau selalu waspada dan tanggap terhadap perubahan cuaca, terutama saat terjadi hujan deras yang disertai angin kencang,” katanya.
Pihaknya menerjunkan 120 personel untuk membantu evakuasi warga dan di pengungsian.
Dalam kunjungannya ke wilayah pantura Jabar pada Februari 2020, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menjelaskan, penyebab banjir di pantura barat Jabar adalah kondisi sungai yang tidak mampu menampung air karena sampah dan pendangkalan di beberapa titik.
Cuaca ekstrem yang terjadi pada hulu sungai turut memicu bencana banjir. Kamil juga berkomitmen menangani masalah banjir di wilayah Karawang dan sekitarnya dengan membangun beberapa bendung.
Sekretaris Daerah Karawang Acep Jamhuri sebelumnya mengatakan, pihaknya telah mengajukan kajian penanganan banjir sejak tahun 2019. Ada beberapa faktor penyebab banjir di Karawang, antara lain sampah dan limpasan air dari bendung. Solusi jangka panjang untuk banjir adalah pembangunan bendung di beberapa sungai. Tahun lalu, proyek ini dalam tahap perencanaan fisik atau detail engineering design.