Lapas Pekalongan Terendam Banjir, Ratusan Narapidana Diungsikan
Banjir dengan ketinggian 55 sentimeter merendam Lapas Pekalongan, Jawa Tengah. Sebanyak 170 dari 248 warga binaan di lapas tersebut diungsikan ke rutan dan lapas di daerah lain karena ruang huniannya terendam banjir.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Banjir setinggi 55 sentimeter merendam kompleks Lembaga Pemasyarakatan Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (8/2/2021). Akibatnya, 170 narapidana diungsikan ke lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan di daerah lain.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kota Pekalongan Agus Heryanto mengatakan, banjir merendam sebagian kompleks lapas sejak Sabtu (6/2/2021) dini hari. Seiring hujan yang terus turun dan luapan air Sungai Pekalongan, ketinggian air terus bertambah menjadi 55 sentimeter pada Senin siang.
”Hampir 95 persen kondisi lapas saat ini terendam air. Hujan juga masih turun dan ketinggian air terus bertambah,” kata Agus saat dihubungi, Senin petang.
Setelah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, Agus memutuskan untuk mengevakuasi 170 dari 248 narapidana ke sejumlah lapas dan rumah tahanan di daerah lain. Mereka yang diungsikan adalah yang ruang huniannya tidak dapat lagi ditinggali karena terendam banjir.
”Sebanyak 100 orang dievakuasi ke Rumah Tahanan Pekalongan, 50 orang ke Lapas Batang, dan 20 orang ke Rumah Tahanan Pemalang. Sisanya, 78 warga binaan masih berada di dalam lapas karena hunian mereka habis ditinggikan, jadi masih aman,” ucapnya.
Ratusan narapidana yang menjadi warga binaan Lapas Pekalongan tersebut diungsikan secara bertahap dan dalam pengawasan ketat petugas lapas serta kepolisian setempat. Agus menuturkan, mereka akan ditarik lagi ke Lapas Pekalongan saat banjir surut.
Menurut Agus, evakuasi narapidana, Senin siang, bukan yang kali pertama. Evakuasi akibat banjir pertama kali dilakukan pada 2018. Kala itu, 700-an narapidana diungsikan ke sejumlah rutan dan lapas terdekat.
Agus menambahkan, pihaknya sudah sering mengajukan permohonan relokasi lapas. Permintaan itu kemudian disetujui dan sedianya akan diwujudkan tahun ini. Namun, rencana itu gagal karena anggaran relokasi difokuskan untuk penanganan pandemi Covid-19.
”Anggaran untuk relokasinya sudah ada, kemudian tempatnya juga sudah ditentukan, yakni di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan. Kami berharap refocusing anggaran di Lapas Pekalongan ini dipertimbangkan kembali karena ini kondisinya sudah sangat darurat,” ujar Agus.
Hingga Senin malam, banjir masih merendam hampir seluruh Kota Pekalongan. Dari 27 kelurahan, 25 kelurahan di antaranya terendam. Adapun ketinggian air masih bertahan di atas 50 sentimeter.
”Jumlah pengungsi masih terus berubah. Namun, hingga Senin siang jumlahnya mencapai 2.884 orang dari sekitar 16.000 warga terdampak,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pekalongan Saminta.
Saminta mengatakan, ribuan pengungsi itu tersebar di 41 titik pengungsian di empat kecamatan. Titik-titik pengungsian dipusatkan di sejumlah sekolah, balai pertemuan, rumah warga, dan masjid.
Akibat banjir yang melanda selama tiga hari berturut-turut, pemerintah setempat menetapkan status tanggap darurat bencana banjir pada 7-20 Februari 2021. Wali Kota Pekalongan Saelany Mahfudz berharap, melalui penetapan status tanggap darurat, pihaknya bisa memanfaatkan sumber daya cadangan untuk menangani banjir.
”Dengan status ini, kami akan lebih leluasa menangani banjir, terutama yang kaitannya dengan pendanaan. Tadinya, sumber dana kita terbatas, tapi dengan tanggap darurat ini kami diperbolehkan memakai cadangan dana,” ucap Saelany.
Saelany menyebut, dana darurat yang dimiliki Kota Pekalongan sebanyak Rp 3 miliar. Kendati demikian, dana darurat yang saat ini tersedia sebanyak Rp 1,5 miliar karena sebagain besar sudah digunakan untuk penanganan Covid-19.