Vaksinasi Lebih dari 1.000 Tenaga Kesehatan di Sultra Tertunda
Lebih dari tiga pekan vaksinasi di Sultra tercatat ada ribuan nakes yang pemberian vaksinnya tertunda. Sebagian tercatat tidak dalam kondisi sehat, sementara sebagian lagi memang sengaja menunda dengan beberapa alasan.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Pelaksanaan vaksinasi tahap pertama terhadap lebih dari seribu tenaga kesehatan yang menjadi target vaksinasi di Sulawesi Tenggara tertunda. Sebagian diketahui tidak datang dan lainnya dalam kondisi kurang sehat. Meski demikian, vaksinasi tetap ditargetkan selesai akhir Februari ini.
Hingga Sabtu (6/2/2021), jumlah tenaga kesehatan di Sultra yang telah mendapatkan vaksin tahap pertama sebanyak 6.276 orang atau sekitar 28 persen dari target. Sebanyak 1.418 orang atau 6,15 persen di antaranya telah menjalani vaksinasi tahap kedua
Sementara itu, sebanyak 1.035 tenaga kesehatan tercatat ditunda pemberian vaksinnya untuk sementara. Adapun 1.386 orang tenaga kesehatan telah batal mengikuti vaksinasi.
”Untuk yang batal itu karena setelah diverifikasi ternyata memiliki komorbid, pernah terkonfirmasi positif Covid-19, atau hal lain yang masuk dalam prasyarat mengikuti vaksinasi. Sementara untuk yang ditunda karena saat akan divaksin tercatat memiliki tekanan darah tinggi atau memang ingin menunda dulu,” tutur Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sulawesi Tenggara dr La Ode Rabiul Awal, Minggu (7/2/2021).
Bagi mereka yang ditunda, lanjut Rabiul, pemberian vaksin tetap akan dijadwalkan ulang. Sebanyak 22.096 tenaga kesehatan ditargetkan menjalani vaksinasi hingga akhir Februari.
Berdasarkan data, jumlah tenaga kesehatan yang vaksinasinya ditunda tersebar di 13 kabupaten dan kota di Sultra. Kota Kendari tercatat paling banyak, yaitu mencapai 296 orang. Meski demikian, secara persentasi, wilayah Buton Tengah paling tinggi, yaitu sebanyak 11,32 persen dari jumlah target tenaga kesehatan.
Ia menambahkan, selama tiga pekan terakhir, vaksinasi telah dilakukan di 14 kabupaten dan kota di Sultra. Dua daerah, yaitu Kendari dan Konawe, tercatat telah melaksanakan vaksinasi tahap kedua, sebagai dua daerah paling awal menyelenggarakan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan.
”Sementara itu, ada tiga daerah yang belum melaksanakan vaksinasi, yaitu Konawe Kepulauan, Konawe Utara, dan Muna. Daerah ini direncanakan akan memulai vaksinasi mulai Senin besok,” tutur Rabiul.
Penyebab belum semua daerah melakukan vaksinasi, lanjut Rabiul, karena beberapa hal. Selain proses distribusi vaksin ke wilayah yang butuh waktu, juga terkait kesiapan daerah dalam melakukan vaksinasi. Kesiapan itu berupa tenaga vaksinator yang telah terlatih serta tenaga kesehatan yang menjadi sasaran dan telah terverifikasi.
Secara total, jumlah sasaran tenaga kesehatan yang akan divaksinasi berjumlah 22.096 orang. Sementara itu, tenaga kesehatan yang telah teregistrasi ulang sebanyak 21.776 orang, atau masih ada selisih sekitar 300 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kendari dr Rahminingrum mengatakan, jumlah tenaga kesehatan yang menunda pelaksanaan vaksinasi mencapai ratusan orang. Sebagian di antaranya tercatat kurang sehat saat diperiksa sebelum pemberian vaksin sehingga diputuskan ditunda.
”Sebagian lagi memang tidak datang atau sengaja menunda. Entah karena takut atau bagaimana. Yang jelas, semua orang sudah tahu kalau vaksinasi mulai berlangsung dan tahap pertama itu adalah tenaga kesehatan,” ucapnya.
Menurut Rahminingrum, imbauan dan sosialisasi telah dilakukan sebelumnya terhadap para tenaga kesehatan untuk menjalani vaksinasi. Sejauh ini, dari ribuan orang yang menjalani vaksinasi tahap pertama, semua tercatat dalam kondisi sehat. Meski demikian, ada beberapa keluhan kecil, seperti lemas, mengantuk, atau lapar. Belum ada laporan terjadi efek samping fatal.
Oleh sebab itu, Rahminingrum menambahkan, tenaga kesehatan yang menjadi sasaran agar segera datang untuk melakukan vaksinasi susulan. Sebab, program vaksinasi diharapkan selesai pada pekan ketiga Februari ini, baik untuk tahap pertama maupun tahap kedua. Setelah itu, vaksinasi akan dilanjutkan bagi pihak lain, sesuai arahan pemerintah pusat.
Program vaksinasi diharapkan selesai pada pekan ketiga Februari ini, baik untuk tahap pertama maupun tahap kedua.
Asrun Salam, epidemiolog Universitas Halu Oleo (UHO), menyampaikan, kekhawatiran di kalangan tenaga kesehatan seharusnya tidak menjadi halangan lagi seiring vaksinasi yang tengah berlangsung. Sejauh ini, dampak vaksin terhadap tubuh tidak menunjukkan hal membahayakan bagi penerima vaksin.
”Memang ada beberapa hal yang berkembang di masyarakat terkait vaksinasi ini. Akan tetapi, pada dasarnya, dengan divaksinasi, orang yang menjadi target dan masyarakat terjaga dari penularan virus Covid-19 ini,” tutur Asrun.