Banjir Luapan Sungai di Karawang Meluas, Ratusan Rumah Terendam
Sebagian warga yang tinggal di daerah aliran sungai terdampak banjir akibat luapan beberapa sungai di Karawang, Jawa Barat. Air tak hanya merendam rumah, tetapi juga ruas jalan pantura.
Oleh
MELATI MEWANGI
·4 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Sebagian warga yang tinggal di daerah aliran sungai terdampak banjir akibat luapan sejumlah sungai di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Selain merendam ratusan rumah, air juga menggenangi ruas jalan pantura.
Hingga Minggu (7/2/2021) sore, sejumlah wilayah di Karawang masih diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Sejak awal Februari, hujan lebat disertai angin kencang mulai menerjang pantura Jawa Barat, yakni Karawang, Subang, dan Purwakarta. Bencana hidrometeorologi pun muncul silih berganti.
Sedikitnya empat kecamatan terdampak banjir, yakni Cikampek, Purwasari, Telukjambe Barat, dan Rengasdengklok. Banjir setinggi 30-50 sentimeter (cm) merendam permukiman warga di Perumahan Kebun Kembang Asri Desa Cikampek Timur, Kecamatan Cikampek, sejak pukul 04.00.
Riesty (24), warga perumahan tersebut, mengatakan, hujan yang mengguyur terus-menerus menambah genangan air di halaman depan rumahnya. Hingga pukul 13.00, banjir di sekitar rumahnya belum surut.
Banjir kali ini datang lebih awal dibandingkan dengan tahun 2020. Tahun sebelumnya, banjir pertama kali datang pada April. ”Tahun lalu banjirnya cepat surut. Jadi, air datang pukul 16.00, kemudian sekitar pukul 19.00 sudah surut,” ucapnya.
Banjir di daerah tersebut dipicu meluapnya Sungai Cikarangelam, sungai keluaran dari Situ Kamojing yang merupakan bendung untuk menampung air hujan yang biasanya digunakan untuk irigasi sawah. Apabila curah hujan tinggi, air dari Situ Kamojing akan dikeluarkan ke Sungai Cikaranggelam yang mengalir hingga pesisir utara Karawang untuk menghindari situ jebol.
Daerah pantura Jabar merupakan bagian hilir dari sejumlah sungai besar yang melintas di Jawa Barat, antara lain Sungai Cikaranggelam, Cibeet, Cilamaya, Citarum, dan Cipunagara. Curah hujan tinggi yang terjadi di hulu sungai turut memicu bencana banjir pada bagian hilir. Terlebih jika sungai tersebut tidak mampu menampung derasnya air yang mengalir.
Luapan Sungai Cikaranggelam juga memicu banjir di Perumahan Bumi Mutiara Indah (PBMI), Dawuan Tengah. Ketinggian air yang merendam rumah warga mulai dari 30 cm hingga 150 cm. Banjir tersebut mulai memasuki rumah warga sekitar pukul 03.00, Minggu (7/2).
Ketua Forum Komunikasi Warga PBMI, Yusuf N (57), menyebutkan, jumlah rumah yang terdampak banjir sekitar 600 unit. Sebagian warga mengungsi ke tempat saudara atau kerabat. ”Biasanya banjir akan surut dalam waktu satu hingga dua hari. Banjir tahun ini lebih parah karena masih ditambah hujan yang terus mengguyur rumah,” tuturnya.
Ruas jalan pantura di Kecamatan Purwasari dan Cikampek, sebagai penghubung Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Subang dan Purwakarta, juga terdapat genangan air setinggi 40-60 cm. Pengalihan arus lalu lintas pun dilakukan oleh Satlantas Polres Karawang.
Biasanya banjir akan surut dalam waktu satu hingga dua hari. Banjir tahun ini lebih parah karena masih ditambah hujan yang terus mengguyur rumah.
Sebelumnya, ada dua kecamatan terendam banjir, yakni Kecamatan Cilamaya Wetan dan Rengasdengklok. Beberapa hari yang lalu banjir juga melanda kecamatan ini, tetapi di dusun atau desa yang berbeda.
Komandan Distrik Militer 0604/Karawang Letnan Kolonel (Inf) Medi Haryo Wibowo sebelumnya mengatakan, ketinggian banjir di Dusun Bojong Karya, Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok, 30-45 cm. Jumlah yang terdampak sebanyak 200 keluarga. Mereka tidak mengungsi dan bertahan di rumah masing-masing.
Di Desa Rawagempol Wetan dan Rawagempol Kulon, Kecamatan Cilamaya Wetan, tinggi air yang merendam rumah ada di kisaran 10-30 cm dan luas sawah yang terendam sekitar 6 hektar. Saat ini, kondisi air di Desa Rawagempol Wetan sudah surut.
”Kondisi air (di Rawagempol Kulon) stabil dengan ketinggian 10-30 cm. Air menggenangi pekarangan rumah atau belum masuk rumah warga,” kata Medi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang telah memetakan sejumlah kecamatan yang rawan bencana hidrometeorologi, yakni Kecamatan Telukjambe Timur, Cilamaya Wetan, Rengasdengklok, dan Cikampek. Potensi bencana susulan perlu diwaspadai hingga Maret 2021.
Berdasarkan catatan Kompas, periode Januari hingga Februari 2020, ada 29 dari 30 kecamatan di Karawang yang terendam banjir akibat meluapnya Sungai Cilamaya, Cibeet, Cidawolong, Citarum, Ciherang, dan Sungai Cikaranggelam. Ketinggian air berkisar 10-200 sentimeter.
Sepanjang itu, ada 14.925 orang mengungsi dan 22.364 rumah terdampak banjir. Kerugian akibat banjir mencapai Rp 2,739 miliar untuk sarana pendidikan serta Rp 1,185 miliar untuk kerusakan rumah dan sarana ibadah.