Warga Terdampak Banjir di Kabupaten Bengkayang Mulai Mengungsi
Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, masih dilanda banjir setinggi 2-4 meter pada Jumat (5/2/2021). Warga mulai mengungsi ke sejumlah lokasi karena ketinggian banjir hampir mencapai atap.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Banjir setinggi 2-4 meter masih melanda Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Jumat (5/2/2021). Warga pun mulai mengungsi ke sejumlah lokasi karena ketinggian air hampir mencapai atap rumah. Bantuan bagi warga juga mulai didistribusikan.
Sebelumnya, banjir di Kabupaten Bengkayang melanda sejumlah kecamatan. Dampak banjir yang signifikan terjadi di Kecamatan Ledo sejak Kamis lalu, merendam tujuh desa dengan jumlah warga terdampak 501 keluarga (Kompas.id, 4/2/2021).
Nober (39), warga Kecamatan Ledo, Jumat, menuturkan, ketinggian banjir di jalan sekitar 2 meter. Kemudian, di rumah penduduk, ketinggian banjir mencapai 4 meter. Jumlah desa yang terendam masih sama, yakni tujuh desa. ”Ketinggian banjir sudah hampir mencapai atap rumah penduduk. Pasar tenggelam sepenuhnya,” ujar Nober.
Warga mulai mengungsi di beberapa lokasi, antara lain di gedung eks sekretariat PNPM Ledo, masjid, dan rumah-rumah warga. Pihak Kepolisian Resor Bengkayang juga sudah mendirikan tenda untuk mengevakuasi warga.
”Sejauh ini, yang saya ketahui, total warga yang mengungsi sekitar 150 orang. Data terus berubah karena belum terkonfirmasi semua. Proses evakuasi terus dilakukan pemangku kebijakan, terutama warga yang jalan menuju rumahnya terendam banjir,” paparnya.
Di jalan negara menuju Jagoi Babang, perbatasan Indonesia-Malaysia, semula ada dua titik yang terendam banjir, sekarang lima titik digenangi banjir. Lima titik jalan yang digenangi banjir tersebut adalah di Kampung Baru, depan SDN 02 Ledo, Dusun Tanjung, Desa Jesape, dan Sungai Senyoran (jalan menuju Kabupaten Sambas).
”Ketinggian banjir di jalan tersebut sekitar 2 meter. Jalan yang digenangi banjir sejauh 50-100 meter. Kendaraan belum bisa melintasi jalur tersebut. Pejalan yang ingin menyeberang harus menggunakan perahu,” ujar Nober.
Warga di pengungsian memerlukan bahan pokok, selimut, dan obat-obatan. Petugas kesehatan juga sudah ada di posko. Mereka menjemput warga ke lokasi yang terendam banjir untuk memeriksa kesehatan warga.
Aurel (25), warga lainnya di Kecamatan Ledo, menuturkan, listrik di daerah pasar juga padam. Pertokoan pun masih tutup. Warga kesulitan jika ingin bepergian karena akses jalan di permukiman dikepung banjir.
Dinas Sosial Kabupaten Bengkayang akan mulai mendistribusikan bantuan ke lokasi banjir. Dinas Sosial Provinsi Kalbar juga mendistribusikan bantuan ke Ledo. Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalbar Golda M Purba menyampaikan, dinas mendistribusikan sejumlah bantuan, antara lain beras, tenda, makanan siap saji, makanan untuk anak, selimut, matras, dan kasur.
Dasar pengeluaran beras reguler harus ada data korban dan sedang dihitung oleh Dinas Sosial Kabupaten Bengkayang.
”Pendistribusian beras masih menunggu data warga terdampak banjir di Bengkayang. Sebab, dasar pengeluaran beras reguler harus ada data korban dan sedang dihitung oleh Dinas Sosial Kabupaten Bengkayang,” ujar Golda.
Banjir juga melanda Kabupaten Sanggau, tepatnya di jalan negara di Kecamatan Beduai menuju Kecamatan Entikong, perbatasan Indonesia-Malaysia, Jumat pagi, karena hujan lebat. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau Siron mengatakan, banjir setinggi sekitar 1 meter tersebut menggenangi jalan sejauh 500 meter.
Kendaraan besar, seperti truk, masih bisa melintasi jalur tersebut. Namun, kendaraan kecil masih harus menunggu karena biasanya banjir di jalur tersebut hanya sementara jika hujan tidak kembali turun.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Supadio Pontianak, Septika Sari, menjelaskan, Kalbar seminggu ke depan masih berpotensi terjadi hujan ringan hingga lebat, terutama pada 4-7 Februari. Kondisi tersebut berpotensi terjadi di sebagian Kabupaten Sambas, Bengkayang, Sanggau, Kubu Raya, Ketapang, Sintang, dan Kapuas Hulu.
Angin secara umum bergerak dari arah barat laut hingga timur laut yang membawa massa udara basah yang dapat menyebabkan pertumbuhan awan-awan yang berpotensi hujan di Kalbar. Selain itu, ada belokan angin dan perlambatan kecepatan angin yang mengakibatkan pertumbuhan awan berpotensi hujan.