Mahasiswa Ikuti Vaksinasi Massal Covid-19 di Manado
Vaksinasi Covid-19 yang digelar secara massal di Manado diikuti ribuan sumber daya manusia kesehatan dan mahasiswa studi kesehatan. Penyuntikan dosis pertama pada tahap pertama diharapkan rampung pekan depan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 massal di Manado, Sulawesi Utara, diikuti ribuan sumber daya manusia kesehatan dan mahasiswa studi kesehatan. Penyuntikan dosis pertama dalam vaksinasi tahap pertama diharapkan rampung pada Rabu (10/2/2021).
Ratusan orang telah memadati area Auditorium Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) sejak vaksinasi dimulai pada 08.00 Wita. Peserta mendaftarkan diri dan ditapis di 40 pos di halaman depan. Kemudian, mereka masuk ke gedung untuk mendapat suntikan. Setelah itu, peserta diminta menuju halaman belakang untuk observasi. Antrean peserta vaksinasi semakin panjang menjelang siang.
Sri Wahyuni Andolama (20), mahasiswa semester VI Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Manado, mengatakan tidak mendaftar melalui aplikasi P-Care, melainkan secara kolektif di kampusnya. Formulir pendaftaran diberikan secara daring sejak awal Januari 2020. Ia tinggal mencetak kartu pendaftaran yang diterbitkan kampusnya.
Bulan Rumambi (22), mahasiswa Program Profesi Kedokteran Gigi Unsrat, juga mendaftarkan diri di kampusnya. Namun, dia tetap tidak mendapatkan kartu vaksinasi. ”Kami cuma diminta datang membawa KTP-el, kartu BPJS, dan kartu mahasiswa. Di meja pendaftaran hanya ditanya dari institusi mana,” katanya.
Manado adalah satu dari lima daerah yang ditunjuk melaksanakan vaksinasi massal. Empat daerah lainnya adalah Makassar, Denpasar, Semarang, dan Bandung. Tim vaksinasi Covid-19 massal di Manado yang dikoordinasikan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof dr RD Kandou menargetkan penyuntikan vaksin bagi 3.000 penerima.
Direktur Utama RSUP Kandou dr Jimmy Panelewen berharap target tersebut dapat dipenuhi dalam sehari. Namun, pada saat yang sama, 15 kota dan kabupaten di Sulut juga menggelar vaksinasi massal serentak. ”Sulut adalah provinsi kedua yang melaksanakan vaksinasi di semua kabupaten/kota,” katanya.
Dalam rentang 13-29 Januari, sebanyak 45.106 dosis vaksin merek CoronaVac buatan perusahaan China, Sinovac Biotech, telah didistribusikan ke 15 kota dan kabupaten. Sebanyak 22.143 tenaga kesehatan dan pejabat publik telah terdata sebagai penerima vaksin.
Dari Minahasa, Bupati Royke Octavian Roring menyampaikan, ada 1.870 tenaga kesehatan yang telah terdata. Sejak 26 Januari, sebanyak 985 tenaga kesehatan dinyatakan memenuhi syarat menerima suntikan pertama. Untuk mempercepat vaksinasi, sebanyak 300 orang akan divaksin serentak di tiga RS dan 32 puskesmas.
”Di Minahasa ada 75 tenaga kesehatan yang pernah positif Covid-19. Jadi tinggal 96 persen yang dapat menerima vaksin. Kami harap nanti tanggal 9 Februari sudah bisa selesai semua,” kata Royke.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siau Biaro Tagulandang (Sitaro) Semuel Raule mengatakan, sejak 29 Januari, sebanyak 366 orang dari 727 tenaga kesehatan telah divaksin. ”Kami berusaha menuntaskan vaksinasi dalam satu sampai dua hari ke depan. Vaksinasi digelar di 15 fasilitas kesehatan. Khusus hari ini, ada 50 orang yang akan divaksin di Pulau Siau,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Bitung dr Jeaneste Watuna mengatakan, baru 182 dari 1.309 nakes yang telah divaksin. Hasil itu baru 14 persen. ”Vaksinasi kami gelar di 9 puskesmas, 3 RS, dan 1 pos di Kantor Kesehatan Pelabuhan Bitung,” katanya.
Pelaksana Tugas Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, pemerintah berupaya merampungkan vaksinasi dosis pertama bagi 1,5 juta tenaga kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan lainnya pada Rabu (10/2/2021). Ia pun meminta setiap daerah mempercepat laju vaksinasi.
”Kalau diadakan serentak, sebenarnya bisa selesai dalam dua sampai tiga hari, apalagi ada kabupaten/kota yang tenaga kesehatannya 2.000-3.000 orang. Sejauh ini, di Sulut cuma Tomohon yang masuk peringkat 10 besar nasional. Mereka sudah selesai lebih dari 70 persen,” kata Maxi, mengacu pada tugas memvaksinasi 1.539 tenaga kesehatan di kota kecil itu.
Pada akhir Februari, vaksinasi tahap kedua bagi pelayan publik ia harap bisa dimulai. Selain polisi, TNI, dan aparatur sipil negara, vaksinasi juga akan menyasar pedagang pasar, guru, penata rambut di salon, pegawai badan usaha milik, dan pelayan publik lainnya. Ia pun meminta daerah mulai mengumpulkan data.