Jurnalis Ikut Jadi Sasaran Vaksinasi Tahap Kedua di Magelang
Jurnalis di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diupayakan masuk sasaran vaksinasi Covid-19 tahap kedua. Kelompok ini dianggap rentan tertular karena sering melakukan tugas lapangan dan berinteraksi dengan banyak orang.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Kalangan jurnalis diupayakan menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 tahap kedua pada 22 Februari di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kalangan ini dianggap sebagai bagian dari kelompok petugas pelayan publik yang menjadi target vaksinasi tahap kedua setelah tenaga di bidang kesehatan.
”Kelompok jurnalis kami anggap sebagai bagian dari kelompok petugas pelayan publik, khusus pelayan penyampai berita, yang sehari-hari juga sangat berisiko tertular Covid-19 karena harus berinteraksi dengan banyak orang selaku narasumber,” ujar Kepala Seksi Surveillans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Dwi Susetyo, Jumat (5/2/2021).
Berdasarkan pendataan yang dilakukan sebelumnya, jumlah petugas pelayan publik di Kabupaten Magelang terdata sebanyak 42.865 orang. Petugas pelayan publik yang dimaksud terdiri dari TNI, polisi, anggota DPRD, dan jajaran aparatur sipil negara (ASN).
Oleh karena dinilai juga mendukung penyebaran informasi dari Pemerintah Kabupaten Magelang, jurnalis akan dimasukkan kelompok ASN. Sejauh ini, menurut Dwi, pihaknya belum mendapatkan informasi berapa jumlah vaksin yang akan diterima dalam vaksinasi tahap kedua. Pemkab Magelang akan menyediakan vaksin bagi sekitar 40 jurnalis. Adapun total jumlah jurnalis di Kabupaten Magelang terdata sekitar 30 orang.
Sementara itu, berdasarkan data hingga 2 Februari 2021, jumlah tenaga di bidang kesehatan yang belum divaksinasi karena tidak hadir sebanyak 17 orang, sedangkan 235 orang berstatus ditunda.
Alasan terbanyak atau sekitar 44,30 persen mereka yang belum divaksin dan berstatus ditunda ini ialah mengalami hipertensi. Kebanyakan mengaku dipicu kondisi psikologis. ”Banyak tenaga kesehatan tekanan darahnya tinggi karena cemas, takut, atau khawatir sebelum divaksinasi,” ujarnya.
Alasan terbanyak atau sekitar 44,30 persen mereka yang belum divaksin dan berstatus ditunda ini ialah mengalami hipertensi. Kebanyakan mengaku dipicu kondisi psikologis. (Dwi Susetyo)
Alasan terbanyak kedua, sebesar 22,46 persen dipicu kondisi sakit batuk dan pilek. Adapun alasan lainnya adalah kolesterol dan kadar gula darah tinggi, serta demam.
Di Kabupaten Magelang juga terdapat 582 orang yang terdata tidak lolos screening atau eksklusi. Dari jumlah tersebut, sekitar 31,41 persen orang berstatus eksklusi karena pernah menjadi pasien konfirmasi Covid-19. Selain itu, 17,24 persen batal divaksinasi karena sedang menyusui, 16,28 persen mengalami gangguan pernapasan, sekitar 12,45 persen karena hamil, dan 11,87 persen akibat gangguan pencernaan. Adapun alasan lainnya adalah menderita kanker atau sedang menjalani program hamil.
Sementara itu, di Kota Magelang, jumlah tenaga di bidang kesehatan yang telah memiliki tiket vaksinasi terdata 3.530 orang. Adapun dari jumlah itu, sebanyak 2.835 orang telah divaksin dan 673 orang berstatus batal karena tidak lolos screening.
Sementara itu, di Kabupaten Temanggung, total jumlah tenaga bidang kesehatan yang sudah teregistrasi sebagai peserta vaksinasi Covid-19 sebanyak 3.015 orang. Dari jumlah tersebut, berdasarkan data per 31 Januari 2021, sebanyak 2.734 orang telah mendapatkan tiket elektronik sebagai peserta vaksinasi dan 2.172 orang di antaranya telah divaksinasi.
Masih banyaknya tenaga kesehatan yang sudah terdaftar, tetapi belum divaksinasi, akibat berbagai alasan. ”Saat dijadwalkan menjalani vaksinasi, ada tenaga kesehatan yang diketahui memiliki komorbid, tekanan darah terlalu tinggi atau rendah, dan ada pula yang berada dalam kondisi sakit dengan gejala tertentu,” ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Khabib Mualim.
Saat ini, lanjut Khabib, pihaknya sudah kembali memasukkan data 296 tenaga kesehatan yang belum mendapatkan tiket elektronik untuk vaksinasi. Namun, belum diketahui kapan mereka bisa menjalani vaksinasi.