Target waktu vaksinasi terhadap tenaga kesehatan di Kepulauan Riau molor. Pada saat yang sama, jumlah kasus positif melonjak.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Target waktu vaksinasi terhadap tenaga kesehatan di Kepulauan Riau molor. Pada saat yang sama, jumlah kasus positif Covid-19 terus melonjak. Kini, dari tujuh kabupaten/kota di Kepri, lima di antaranya berstatus sebagai zona merah.
Kepala Dinas Kesehatan Kepri Mohammad Bisri, Kamis (4/2/2021), mengatakan, ada 17.658 tenaga kesehatan yang harus divaksinasi. Namun, hingga 3 Februari, cakupan vaksin tahap pertama baru 65,3 persen, sedangkan cakupan vaksin tahap kedua baru 15,9 persen. Padahal, vaksinasi tahap pertama bagi tenaga kesehatan ditargetkan selesai pada 7 Februari.
”Pemerintah provinsi menargetkan vaksinasi tahap pertama bagi para tenaga kesehatan di semua kabupaten/kota harus selesai paling lambat pada 7 Februari 2021,” kata Bisri.
Sebelumnya, tiga daerah yang lebih awal mendapat pasokan vaksin, yakni Batam, Bintan, dan Tanjung Pinang, ditargetkan selesai menggelar vaksinasi tahap pertama bagi tenaga kesehatan pada 1 Februari. Namun, kendala data membuat proses vaksinasi itu tersendat.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Batam Didi Kusmarjadi, proses vaksinasi di Batam memang sempat terkendala karena sekitar 1.900 tenaga kesehatan tidak masuk dalam aplikasi P-Care dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Akibatnya, mereka harus didaftarkan satu per satu secara manual.
Sekitar 1.900 tenaga kesehatan tidak masuk dalam aplikasi P-Care dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Akibatnya, mereka harus didaftarkan satu per satu secara manual.
Di tengah persoalan vaksin tersebut, alarm lonjakan kasus baru di Kepri berbunyi pada 2 Februari lalu. Wilayah yang paling jauh di Kepri, yakni Natuna, menyusul menjadi daerah kelima yang berstatus zona merah. Hal tersebut membuat Pemprov Kepri melakukan evaluasi secara menyeluruh.
Sekretaris Daerah Kepri Arif Fadillah mengakui, penerapan protokol kesehatan mulai longgar. Hal ini terutama ditemukan dalam moda transportasi kapal laut. Oleh karena itu, ia meminta otoritas di pelabuhan kembali memperketat pengawasan di lapangan.
”Sosialisasi harus terus digiatkan dalam berbagai bentuk dan dipasang di semua sudut pelabuhan serta di dalam kapal agar warga mengerti pentingnya protokol kesehatan,” kata Arif saat memimpin Rapat Virtual Koordinasi Pengawasan Protokol Kesehatan di Kantor Gubernur Kepri Dompak, Tanjung Pinang, Selasa (2/2/2021).
Hingga 4 Februari 2021, terdapat 8.250 kasus positif di Kepri. Sebagian besar, 5.760 kasus positif, terdapat di Kota Batam. Sebanyak 513 kasus positif di Batam merupakan kasus aktif dan 166 pasien di antaranya memerlukan perawatan di rumah sakit.